Bagaimana Kafe dan Kedai Kopi Bertahan Hadapi Mati Listrik Massal?

4 Agustus 2019 16:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu kafe di Petogogan tampak sepi Foto: Mela Nurhidayati Syamsiyah/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu kafe di Petogogan tampak sepi Foto: Mela Nurhidayati Syamsiyah/Kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mati listrik massal Minggu siang (4/8) yang terjadi di wilayah Jabodetabek, dan diperkirakan meluas hingga ke Jawa Tengah ini membawa dampak yang cukup buruk. Bukan hanya di lalu lintas, kafe serta kedai kopi di ibu kota pun terkena dampaknya.
ADVERTISEMENT
kumparan menyambangi beberapa kafe serta kedai kopi di sekitar Jakarta. Misalnya di salah satu kafe kekinian di Petogogan, Jakarta Selatan yang akhir-akhir ini ramai pun menjadi sepi. Menurut store manager (yang enggan disebutkan namanya) mengatakan, pengunjung kafenya menjadi sepi. Mesin kopi pun tak bisa digunakan.
"Enggak bisa produksi minuman kopi karena mesin espresso mati. Tapi, untuk minuman yang manual brew masih bisa dipesan. Stok es batu juga aman sampai tiga sampai empat jam karena disimpan di dalam kontainer. Tapi kalau mencair, nanti kita telepon supplier es batu di daerah Bintaro, nanti akan langsung dikirim," ungkapnya.
Hal yang sama juga dituturkan oleh Tirza, pegawai Kopi Sabi yang lokasi kedainya masih di sekitar Petogogan. Menurutnya, menu kopi panas saat ini tidak dapat dipesan, namun kopi dingin masih tersedia.
Kopi Sabi di Petogogan, Jakarta Selatan Foto: Mela Nurhidayati Syamsiyah/Kumparan
"Kopi dingin sudah jadi, tinggal disajikan. Stok es masih aman karena dikirim sama supplier. Pengunjung juga jadi sepi, Wi-Fi mati, mesin juga mati," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sementara salah satu kedai Kopi Soe, mengantisipasi dengan menawarkan pelanggannya menu non kopi. Untuk tutup cup yang biasanya menggunakan plastik seal, sementara diganti dengan tutup biasa.
"Atau, dibungkus kopinya di dalam plastik lalu dimasukkan ke dalam cup kopi soe," ujar Sylvia (28), pemilik Kopi Soe.
Sylvia juga menceritakan betapa mati listrik massal ini cukup mempengaruhi beberapa outlet Kopi Soe. Namun, ini dilihat dari konsep outlet juga.
"Kalau konsep outlet yang ada untuk orang walk in-nya masih bisa jalan. Kalau yang totally grab and go itu yang lumayan berpengaruh," tambah Sylvia.
Dampak cukup parah justru dirasakan Fore Coffee. Elisa Suteja, co founder FORE Coffee mengungkapkan, beberapa kedainya yang tak mendapat asupan listrik dari genset terpaksa ditutup sementara.
Fore Coffee Foto: Safira Maharani/ kumparan
"Ini mempengaruhi operasional stores secara keseluruhan. Kami menganggulanginya dengan mengarahkan pembelian ke stores di area dengan listrik cadangan (genset)," jelas Elisa.
ADVERTISEMENT
Listrik cadangan (genset) ini rupanya juga menjadi andalan Yatta Coffee yang membuat beberapa kedainya yang berada di mal tetap bisa bertahan. Namun, di sisi lain gangguan sinyal yang juga terjadi saat ini menjadi kendala Yatta Coffe.
"Kalau di mal masih ada genset dari mal, yang terganggu sih untuk online payment karena enggak ada sinyal," tungkas Budianto, pemilik Yatta Coffee.
Nah, bagaimana dengan kamu yang sedang berada di restoran, kafe, atau kedai kopi? Apa merasakan juga dampaknya dari mati listrik massal hari ini?