Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Benarkah Ikan Lebih Sehat Dibanding Jenis Daging Lainnya?
19 Oktober 2018 18:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Gerakan gemar makan ikan memang tengah gencar-gencarnya dikampanyekan oleh Kementerian Perikanan dan Kelautan di berbagai daerah di Tanah Air. Dari Sabang hingga Merauke, festival makan ikan pun rutin digelar demi mendukung kampanye yang dicanangkan oleh Menteri Susi Pudjiastuti tersebut.
ADVERTISEMENT
Kampanye ini tak hanya bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat akan hasil laut Indonesia. Tapi juga memberi edukasi tentang pentingnya konsumsi ikan untuk meningkatkan kualitas kesehatan, terutama pada anak-anak.
Sama seperti bahan pangan hewani lainnya yakni daging ayam atau sapi, ikan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Protein terdiri dari beberapa asam amino yang berfungsi untuk memaksimalkan fungsi tubuh. Asupan protein yang cukup akan mempercepat perbaikan dan pertumbuhan sel-sel baru untuk menggantikan sel maupun jaringan yang rusak.
Selain terkenal akan kandungan proteinnya yang cukup tinggi, ikan juga sarat akan asam lemak esensial bernama omega-3 yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh manusia. Meski termasuk dalam jenis lemak, omega-3 merupakan jenis lemak tak jenuh yang sangat baik bila dikonsumsi secara rutin.
ADVERTISEMENT
Menurut pakar gizi dan keamanan pangan IPB (Institut Pertanian Bogor), Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, kandungan omega-3 sangat penting untuk menunjang pertumbuhan anak, bahkan kesehatan ibu hamil.
"Ikan mengandung asam lemak tidak jenuh rantai panjang seperti EPA (eicosapentaenoic acid), dan lemak omega-3 yang sangat penting terutama untuk anak-anak. Wanita hamil yang makan lebih dari 340 gram ikan per minggu, mempunyai kemungkinan anak yang lebih cerdas dengan kemampuan kembang atau skill yang lebih baik," terang Prof. Ir. Ahmad Sulaeman saat dihubungi kumparanFOOD melalui sambungan telepon pada Kamis (18/10).
Tak hanya bagus untuk tumbuh kembang anak, menurut sebuah studi berjudul Journal of Affective Disorder yang diterbitkan pada 2001, terdapat hubungan terbalik antara konsumsi ikan dengan depresi setelah melahirkan. Konsumsi ikan selama kehamilan efektif mengurangi risiko terkena sindrom baby blues yang sering dialami wanita pasca melahirkan.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, kandungan lemak jenuh dan kolesterol di dalam ikan tergolong sangat rendah dibandingkan daging ayam atau sapi. Dalam 100 gram ikan saja, kandungan lemak jenuhnya tak lebih dari 1 gram. Tak mengherankan, ikan seringkali diolah menjadi hidangan rendah lemak untuk menjaga berat badan agar tetap stabil.
Menurut Prof.Dr.Ir. Ali Khomsan, Guru besar di bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPB, di antara ketiga jenis daging populer tersebut. Daging sapi merupakan jenis daging yang memiliki kandungan lemak jenuh paling tinggi. Meski begitu, ayam memegang predikat sebagai daging yang mengandung kolesterol paling tinggi, terutama di bagian kulit.
"Kalau menurut aspek kesehatan, ikan lebih utama. Sebagian orang mengatakan bahwa white meat atau ayam lebih bagus daripada sapi, namun ayam bagus kalau dihilangkan kulitnya karena merupakan sumber lemak jenuh dan dapat meningkatkan kolesterol," ujar Prof. Ali.
ADVERTISEMENT