Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Jangan Salah, Ini Perbedaan Vegan dan Vegetarian
27 Agustus 2018 19:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Agar memiliki kondisi tubuh yang lebih sehat dan bugar, mayoritas orang biasanya akan mengurangi asupan garam dan lemak saat menyantap makanan. Kendati demikian, tak jarang terdapat beberapa orang yang langsung menerapkan pola makan yang cukup drastis. Yakni pola makan vegan atau vegetarian.
ADVERTISEMENT
Dipercaya dapat meningkatkan kesehatan, orang-orang mulai meninggalkan makanan berbahan dasar daging, lalu beralih pada sayuran dan buah-buahan yang lebih sehat untuk mengisi perut. Nah, meski tampak serupa, tahukah kamu vegan dan vegetarian sejatinya merupakan cara makan yang berbeda, lho.
Menurut DR Drs Susianto Tseng, MKM Ketua Yayasan Tempe Internasional, perbedaan kedua pola makan tersebut bisa dilihat dari segi makanan yang dikonsumsi. Untuk orang-orang yang menjalani pola makan vegan, mereka sama sekali tidak menyantap daging dan produk hewani seperti telur, susu, dan keju. Sebagai gantinya, sekelempok orang ini akan mengkonsumsi produk olahan dari susu kedelai.
"Sekarang ini kan sudah banyak olahan produk yang terbuat dari susu kedelai, seperti keju nabati atau yoghurt nabati. Bahkan tak jarang susu almond dan susu beras juga digunakan sebagai bahan baku," jelas Susianto saat dihubungi kumparanFOOD lewat sambungan telepon, Senin (27/8).
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan vegan, meski sama-sama tidak makan daging, namun penganut pola makan vegetarian masih bisa menikmati susu, telur, yoghurt atau keju. Susianto juga menuturkan, menjalani hidup sebagai vegan atau vegetarian sangat berpengaruh bagi kesehataan, terutama untuk kesehatan jantung.
"Seorang omnivora (pemakan daging dan tumbuhan) dan merokok memiliki risiko penyakit jantung sebesar 70 persen. Kalau memakan daging namun tidak merokok 50 persen. Nah, untuk vegetarian dan tidak merokok, risiko jantung menurun menjadi 39 persen, dan untuk vegan yang tidak merokok risikonya hanya 14 persen. Sedangkan untuk diabetes dan hipertensi, penganut vegan hanya memiliki risiko 20 persen, dan vegetarian 40 persen," tambahnya.
Lebih lanjut Susianto menjabarkan, menjadi vegan atau vegetarian bermanfaat untuk meningkatkan asupan tubuh. Bayangkan saja, dengan mengganti daging dengan bahan makanan lain seperti tempe dan tahu, hal tersebut dapat memenuhi asupan protein dan zat besi harian tubuh yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
"Kandungan protein dalam kacang kedelai sekitar 34-40 persen, ikan 16-25 persen, dan telur 12,9-13,9 persen. Dan zat besi dalam tempe 10 kali lebih tinggi dari daging kambing," pungkasnya.