Kesegaran Kopi Es Tak Kie yang Tak Termakan Zaman

8 Mei 2018 11:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kopi Es Tak Kie (Foto: Safira Maharani/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kopi Es Tak Kie (Foto: Safira Maharani/ kumparan)
ADVERTISEMENT
Siang itu, suasana di kawasan Gang Gloria, Pecinan Glodok tampak ramai seperti biasanya. Salah satu kawasan yang terkenal akan kuliner Cina Peranakan tersebut dipenuhi oleh berbagai macam dagangan, mulai dari buah-buahan, kudapan, hingga aneka macam sajian bakmi dan nasi. Kendati cuaca sedang terik, namun tak menyurutkan lalu lalang orang yang menyusuri lorong pasar.
ADVERTISEMENT
Di tengah keramaian pasar, terdapat sebuah kedai kecil yang nampak disesaki pengunjung. Terpampang tulisan ‘Kopi Es Tak Kie’ yang ditulis dengan tangan di etalase pintu masuknya yang cukup mungil. Bila tak cermat, bisa jadi kedai ini terlewat karena tenggelam dalam keramaian suasana di sekitar pasar.
Kopi Es Tak Kie sejatinya merupakan salah satu kedai kopi tertua di ibu kota, bahkan bisa dibilang legendaris. Telah berdiri sejak tahun 1930-an, kini kedai Kopi Es Tak Kie telah dikelola oleh generasi ketiga. Tak heran, meski terletak di tengah pasar, tempat ini tak pernah sepi pembeli.
Kopi Es Tak Kie (Foto: Safira Maharani/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kopi Es Tak Kie (Foto: Safira Maharani/ kumparan)
Menariknya, tak hanya orang biasa saja yang berkunjung ke Kopi Es Tak Kie, namun banyak public figure yang singgah untuk menyesap segelas es kopinya yang segar. Bahkan, pejabat-pejabat tinggi seperti presiden Indonesia Joko Widodo, mantan gubernur DKI Jakarta Djarot Saeful Hidayat, hingga wakil gubernur DKI Jakarta saat ini, Sandiaga Uno, pernah mengunjungi kedai kopi legendaris ini.
ADVERTISEMENT
Ruangan dari kedai Kopi Es Tak Kie bisa dibilang cukup sederhana, namun sangat kental dengan suasana tempo dulu, sehingga membuat kita seakan kembali ke masa lalu. Puluhan pigura berisikan foto dengan para public figure ditempel di sisi kanan tembok sebagai pajangan. Di bagian dapur, papan nama yang cukup besar dengan tulisan ‘Kopi Es Tak Kie’ dan huruf China semakin menambah ambience dari kedai kopi ini.
Kopi Es Tak Kie (Foto: Safira Maharani/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kopi Es Tak Kie (Foto: Safira Maharani/ kumparan)
Bukan hanya suasananya saja yang membuat kita bernostalgia, sajian es kopinya yang legendaris mampu menghilangkan peluh di tengah teriknya cuaca ibu kota. Kopi susu khas kedai ini begitu sederhana bila dibandingkan dengan kedai kopi modern yang telah menjamur, hanya berupa kopi hitam yang diseduh dan dicampur dengan susu kental manis. Namun, kesederhanaan itulah yang membuat kopi es Tak Kie begitu istimewa dan tak mengurangi kenikmatannya.
ADVERTISEMENT
Rasa kopinya terasa kental dan kuat, dengan rasa manis yang pas dan aroma wangi yang begitu khas. Menariknya, meski bubuk kopi yang digunakan dalam sajian es kopi ini dipasok dari berbagai pabrik yang berbeda, namun cita rasa dari kopi tetap dijaga.
“Kalau misal ada pelanggan yang bilang, kok kopinya beda, aromanya kurang wangi nih, nanti kami akan telpon pabriknya, untuk memberi tahu eh kopinya kurang wangi, nih, ada yang complain,” ujar Latif, pemilik dari Kedai Kopi Es Tak Kie kepada kumparanFOOD, Senin (7/5).
Kopi Es Tak Kie (Foto: Safira Maharani/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kopi Es Tak Kie (Foto: Safira Maharani/ kumparan)
Di tengah maraknya coffee shop modern yang bertebaran, tak membuat kedai kopi milik keluarga Latif ini semakin lesu, justru semakin banyak yang ingin mencicipi keaslian rasa dari sajian kopi tempo dulu.
ADVERTISEMENT
“Kalau sekarang kan di coffee shop banyak kopi yang campur-campur, seperti cappuccino, latte, nah, di sini sajian kopinya masih asli Indonesia, yaitu kopi tubruk. Orang-orang justru banyak yang ingin kembali menikmati kopi tempo dulu, itu yang membuat mereka selalu kembali ke sini,” imbuhnya.
Kopi Es Tak Kie (Foto: Safira Maharani/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kopi Es Tak Kie (Foto: Safira Maharani/ kumparan)
Ya, kedai Kopi Es Tak Kie tak hanya menjadi pelepas dahaga di tengah panasnya kawasan Glodok, namun juga sebagai bukti bahwa dalam bentuk sederhana sekalipun, kopi akan tetap dicintai.
Bila ingin menikmati sajian es kopi legendaris dari kedai Kopi Es Tak Kie, kamu hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 20 ribu saja. Jangan lupa untuk datang di pagi atau siang hari, karena kedai ini tutup pada pukul 14.00 siang. Tentunya, menyesap segelas es kopi di tengah padatnya pasar akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
ADVERTISEMENT
Kedai Kopi Es Tak Kie Jalan Pintu Besar Selatan III, Gang Gloria, Glodok, Jakarta Barat Jam buka: 06.30 - 14.00