Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Banyak dari kita masih belum paham mengenai perbedaan antara susu pasteurisasi dan susu Ultra High Temperature (UHT). Padahal keduanya sering kita temui di pasaran.
ADVERTISEMENT
Pada artikel ini, kumparan akan membedah perbedaan antara susu pasteurisasi dan susu UHT dari mulai proses pemanasan hingga kandungan nutrisi dan gizi yang ada di dalamnya. Seperti apa?
1. Proses pemanasan
Sebenarnya, yang membedakan susu pasteurisasi dan susu UHT adalah proses pemanasannya. Menurut Darmanto Setyawan, Head of Dairy Manufacturing - SEA, PT. Greenfields Indonesia, susu pasteurisasi mengalami proses pemanasan yang lebih rendah atau lebih singkat. Tujuan untuk membunuh mikroba yang ada di dalam susu sapi.
Namun, tidak semua mikroba yang ada di dalam susu sapi dibunuh, melainkan hanya mikroba-mikroba yang berbahaya saja.
"Karena tidak menonaktifkan seluruh mikroba, makanya saya sarankan untuk disimpan di dalam lemari es yang memiliki suhu antara empat hingga enam derajat" katanya kepada kumparan, di Pabrik Greenfields, Palaan, Malang, Kamis (27/6).
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan susu pasteurisasi yang mengalami proses pemanasan yang lebih singkat, susu UHT justru mengalami proses pemanasan yang lebih tinggi atau lama. Sehingga, seluruh mikroba yang ada di dalam susu sapi mati atau nonaktif.
"Karena mengalami proses pemanasan yang lebih tinggi, susu UHT bisa tahan disimpan dalam temperature kamar," tambah Darmanto.
2. Nilai gizi
Dari segi kandungan gizi, baik itu susu pasteurisasi maupun susu UHT ternyata tidak jauh berbeda, selama sumber susunya sama. Menurut Darmanto, yang membedakan keduanya adalah jumlah mikronutrien atau vitaminnya.
"Semakin tinggi proses pemanasan, maka vitamin alamiah dari susu akan semakin banyak yang rusak. Jadi saya bisa katakan, dari segi vitamin susu pasteurisasi yang terbaik, yang kedua baru susu UHT," lanjut Darmanto.
ADVERTISEMENT
3. Cara dan lama penyimpanan
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, karena susu pasteurisasi mengalami proses pemanasan yang lebih singkat maka harus disimpan di dalam suhu dingin berkisar empat sampai enam derajat. Sedangkan susu UHT bisa disimpan di dalam temperature kamar, selama kemasannya belum dibuka.
"Susu pasteurisasi bisa juga dibiarkan di luar kulkas, tapi dalam waktu enam jam saja. Lebih dari 6 jam, maka kandungan susunya bisa rusak. Selain itu, pastikan untuk menuangnya ke dalam gelas dan tidak diminum langsung dari kemasan. Karena itu akan memperpendek umurnya," kata Darmanto.
Lama simpan susu pasteurisasi di dalam lemari pendingin menurutnya bisa bertahan hingga 3 hari. Itupun kalau susu tersebut kemasannya sudah dibuka. Jika belum dibuka sama sekali, susu pasteurisasi bisa bertahan hingga 40 hari di dalam lemari pendingin.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan susu pasteurisasi yang harus selalu disimpan di dalam lemari pendingin, susu UHT nyatanya bisa disimpan di dalam temperature kamar. Meski begitu, setelah kemasannya dibuka kamu harus meminumnya langsung dan jangan pernah membiarkannya lebih dari dua jam, karena kandungan susunya bisa rusak.
Jadi, mana yang lebih baik?
Baik itu susu pasteurisasi maupun susu UHT mengandung nilai gizi dan nutrisi yang tidak jauh berbeda, selama sumber susunya sama. Namun, jika kamu ingin mendapatkan kandungan gizi dan nutrisi susu terbaik, maka konsumsilah susu pasteurisasi.
"Hanya saja jika kamu sedang berpergian, akan lebih praktis untuk meminum susu UHT. Intinya, dua-duanya baik tetapi tergantung kebutuhan, kalau kamu sedang di rumah ya konsumsilah susu pasteurisasi, tetapi kalau di luar susu UHT lebih aman," kata ilmuwan nutrisi asal Amerika Serikat, Dr. Matthew Lantz Blaylock PhD.
ADVERTISEMENT