Menjajal Steak Tenderloin di Pujasera Blok S

4 April 2019 14:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
AG Steak, Pujasera Blok S. Foto: Toshiko/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
AG Steak, Pujasera Blok S. Foto: Toshiko/kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak kenal dengan Pujasera Blok S? Di tempat ini, kamu bisa mendapatkan aneka makanan pinggiran lezat dengan harga yang ramah di kantong. Beberapa yang mungkin sering kamu dengar adalah soto, sate, sop iga, bakso, ayam bakar, tahu gejrot, dan makanan pinggiran lainnya.
ADVERTISEMENT
Namun, tahukah kamu kalau di Blok S ada satu tempat makan steak yang berdiri sejak tahun 1993?
Namanya AG Steak, yang merupakan usaha keluarga milik Dedi Suyanto. Awalnya, kakak Dedi mendirikan AG Steak dengan resep dari sang paman. Pertama buka di Pekanbaru, namun ternyata harus gulung tikar. Akhirnya AG Steak buka di Pujasera Blok S.
Dedi Suyanto, pemilik AG Steak. Foto: Toshiko/kumparan
"Sebenarnya dulu singkatannya adalah nama dia (kakak), Ahmad Gunawan. Sekarang saya menggesernya jadi Anak Gaul Steak," ungkap Dedi sambil mempersiapkan steak yang kumparan pesan.
Pilihannya lumayan lengkap; sirloin, tenderloin, atau chicken steak. Saya memilih tenderloin tanpa memberikan catatan apa pun. Ingin tahu bagaimana standar memasak steak dari AG Steak ini.
Diantar oleh anaknya, seporsi tenderloin steak seharga Rp 49 ribu itu datang ke hadapan saya. Tak begitu besar, dengan kentang dan sayuran. Saus mushroom-nya cukup pekat, dengan sebuah jamur yang dihancurkan di atasnya. Rasanya gurih dengan sedikit rasa manis yang menyeimbangkannya.
AG Steak, Pujasera Blok S. Foto: Toshiko/kumparan
Agak aneh menikmati seporsi tenderloin steak di sebuah pujasera. Namun, saya mendapati hotplate-nya benar-benar panas. Bahkan, saya menikmati steak well done ini dalam keadaan hangat hingga potongan terakhir.
Well done tenderloin steak di AG Steak. Foto: Toshiko/kumparan
Selesai makan, saya kembali untuk membayar, sembari bertanya apakah banyak pengunjung yang membeli dagangan ini. Pasalnya, saya bahkan hampir melewatkannya karena saya pikir tutup. Gerobaknya sepi, tanpa ada makanan; hanya ada beberapa air mineral.
ADVERTISEMENT
"Ada banyak yang mampir soalnya di sini jarang ada steak, kan. Namun, lebih banyak yang sudah pelanggan lama. Ada yang sudah lama tidak mampir, datang lagi," ungkap Dedi memungkas percakapan dengan kami.