Minyak Zaitun Tidak Boleh untuk Menggoreng, Mitos atau Fakta?

16 November 2018 11:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Minyak zaitun (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Minyak zaitun (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Seiring dengan meningkatnya tren makan sehat, popularitas minyak zaitun pun semakin melesat dan dikenal banyak orang. Berbeda dari minyak goreng biasa, minyak dari proses penyulingan buah zaitun ini dipercaya dapat mencegah penyakit tertentu, bahkan mempercepat program penurunan berat badan saat diet.
ADVERTISEMENT
Hal ini karena minyak zaitu memiliki kandungan lemak tak jenuh seperti Omega 3 dan Omega 6, dan asam oleat yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Tentu sangat berbeda dari kandungan minyak goreng biasa yang memiliki kadar lemak jenuh lebih tinggi.
Meski begitu, banyak anggapan bahwa minyak zaitun hanya boleh digunakan sebagai pelengkap saus atau dressing salad. Proses pemanasan akan membuat kualitas dan kandungan di dalam minyak jernih berwarna kehijauan ini rusak dan berbahaya bila dikonsumsi. Benarkah demikian?
Menurut Chef Nurman Fajri dari Almond Zucchini, minyak zaitun sebenarnya termasuk minyak sehat yang serbaguna karena bisa digunakan untuk salad, tumisan, atau kecantikan. Bahkan, ada jenis minyak zaitun yang bisa digunakan untuk menggoreng dengan metode deep-fry hingga memanggang daging.
ADVERTISEMENT
Seperti minyak zaitun jenis classic atau pure dan jenis extra light sekilas tampilannya menyerupai minyak kelapa. Dua jenis minyak zaitun ini bisa digunakan untuk menumis dan menggoreng karena memiliki ketahanan suhu yang cukup tinggi sehingga kandungannya tidak mudah rusak meski dipanaskan dalam waktu lama.
“Kalau ingin menumis bawang-bawangan yang butuh api besar, bisa memakai minyak zaitun jenis classic karena ketahanan suhunya bisa sampai 200 derajat Celcius. Kalau minyak zaitun jenis extra light yang bening bisa untuk menggoreng apa saja, atau deep-fry karena suhunya sampai 220 derajat Celcius. Bisa untuk menggoreng kerupuk atau gorengan lainnya,” jelas Chef Nurman dalam acara cooking class di Almond Zucchini pada Kamis (15/11).
Tapi khusus untuk minyak zaitun berjenis extra virgin oil, Chef Nurman tidak menyarankan untuk digunakan sebagai minyak tumis atau goreng. Tak seperti jenis classic dan extra light yang bisa dipanaskan dengan suhu tinggi, kandungan minyak zaitun jenis extra virgin akan mudah rusak bila dipanaskan di atas suhu 180 derajat Celcius.
Minyak zaitun (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Minyak zaitun (Foto: Thinkstock)
Extra virgin sendiri merupakan jenis minyak zaitun yang hanya mengalami satu kali penyulingan sehingga konsentrasi lemak tak jenuhnya lebih tinggi. Selain kandungannya yang berbeda, umumnya minyak zaitun jenis extra virgin memiliki warna hijau yang lebih pekat dan kental saat disentuh.
ADVERTISEMENT
“Kandungan minyak extra virgin benar-benar pure dari buah itu sendiri jadi bisa mempengaruhi kandungan minyak. Kalau sudah melewati panasnya, otomatis merusak kandungan tersebut,” tambah Chef Nurman.
Seperti minyak goreng lainnya, sisa minyak zaitun jenis tertentu juga aman digunakan beberapa kali. Menurut Public Relations Bertolli, Santy, khusus minyak zaitun yang bisa digunakan untuk deep fry seperti classic dan extra light bisa bisa digunakan ulang maksimal 3 kali pemakaian.
“Untuk minyak zaitun classic dan extra light karena bisa dipakai untuk deep fry, itu bisa dipakai berulang kali selama disimpan dengan baik. Dalam keadaan bersih bisa sekitar 2 atau 3 kali,” tutupnya.