Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
William Wongso soal Tren Kuliner Medsos: Instagram Tak Bisa Kasih Rasa
6 November 2018 15:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Dunia kuliner memang selalu menarik untuk diulik bahkan hingga ke akarnya. Mulai dari membahas soal bahan, proses memasak, sajian, cita rasa hingga budayanya yang terasa sayang jika dilewatkan begitu saja. Dunia icip-icip ini juga yang membuat William Wongso tertarik untuk menggelutinya secara mendalam. Setiap perubahan yang terjadi pada dunia kuliner juga tak luput dari perhatiannya.
ADVERTISEMENT
Ketika ditanya soal fenomena kuliner yang viral di Instagram, pria kelahiran Malang, 12 April 1947 itu mengaku juga mengikuti perkembangannya. Bahkan pria berusia 71 tahun tersebut juga memanfaatkan media sosial seperti Instagram sebagai media sharing.
"Saya pakai media sosial untuk sharing, kalau saya menemukan sesuatu yang menarik saya masukkan ke medsos. Tidak harus restoran, bahan baku pun kalau ada korelasi dengan Indonesia seperti menemukan makanan yang dicampur dengan bahan-bahan dan bumbu Indonesia itu saya posting," ungkap William Wongso saat ditemui kumparanFOOD dalam peluncuran buku di kawasan Kemang, Jakarta Selatan Sabtu (3/11).
Meski menggunakan media sosial seperti Instagram, tidak membuat William Wongso lantas asal posting sesukanya. Terlebih soal urusan makanan yang menurutnya tidak bisa dinilai hanya melalui postingan di Instagram. "Dengan maraknya medsos yang milenial ini, ya aspeknya multi, makanan kini sebagai produk visual karena kalau di Instagram kan enggak bisa kasih rasa, jadi orang hanya liat makanan melalui visual, instagramable, atau suasana satu tempat," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pria yang dikenal menguasai seni masakan Eropa dan Asia itu juga memperhatikan kebiasaan-kebiasaan baru ketika bersantap yang muncul pada zaman seperti sekarang ini. Sebut saja, kebiasaan mengambil gambar sebelum bersantap untuk keperluan media sosial.
Menurutnya, fenomena seperti ini sah-sah saja terjadi di zaman serba digital ini. Namun, ia tetap mengingatkan kepada generasi milenial agar tetap menghargai makanan yang disajikan. Bahkan pria yang juga hobi travelling itu tak menghindari kebiasaan baru tersebut. Meskipun begitu, ia mengaku melakukan pengambilan gambar secara cepat agar makanan yang akan disantapnya tidak menjadi dingin.
"Ini merupakan sebuah fenomena, yang mereka utamakan adalah Instagram dan foto sampai makanannya dingin terus bilang enak. Mana ada makanan dingin enak? Misalnya ketika menyantap steak kalo udah dingin, kan, tidak enak. Trik saya kalau ketemu makanan yang unik, saya foto cepet saja dan tidak bertele-tele. Saya foto untuk kepentingan tertentu tidak setiap makan saya foto," sarannya kepada generasi milenial.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, menurutnya media sosial tidak melulu menyumbang hal-hal yang negatif. Misalnya saja dengan adanya medsos saat ini juga dapat membantu usaha kuliner rumahan lebih berkembang. "Menurut saya medsos juga sangat membangun perkembangan usaha menengah dan pengusaha lemah, bukan hanya restoran dengan tempat, tapi juga usaha di rumah yang punya medsos mereka bisa jualan dan dipesan melalui jasa pesan antar," tuturnya.