Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
5 Fakta di Balik Sosok Abdee Negara 'Slank' yang Tengah Berulang Tahun
28 Juni 2018 12:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Hari ini, Kamis (28/6), gitaris Slank, Abdi Negara Nurdin atau yang akrab disapa Abdee 'Slank' merayakan ulang tahun ke-49. Meski kini penyakit gagal ginjal menghambat aktivitas bermusiknya, personel Slank, Kaka (vocal), Bimbim (drum), Ridho (gitar), dan Ivanka (bas gitar), masih menganggapnya sebagai personel tetap yang tak tergantikan.
ADVERTISEMENT
Demi menyambut hari yang berbahagia bagi Abdee, kumparan telah merangkum 5 fakta menarik di balik sosok gitaris yang terkenal dengan rambut gondrongnya tersebut.
1. Jazz buka jalan Abdee menuju Slank
Sejak SMP, Abdee sudah memiliki ketertarikan untuk menekuni industri musik. Demi mencapai cita-citanya, ia berpindah dari kampung halamannya, Donggala, Sulawesi Tengah, ke ibukota Palu dengan alasan alat-alat musik yang tersedia lebih lengkap dan memadai di sana.
Saat lulus SMA, Abdee pun mantap untuk terbang jauh ke Jakarta dengan niat menyelami lebih jauh industri musik dan hiburan Indonesia. Alhasil, ia bertemu dengan ayah dari Nagita Slavina yang merupakan gitaris blues ternama di eranya, Gideon Tengker serta masuk sekolah musik 'Farabi' milik Dwiki Dharmawan pada 1988.
ADVERTISEMENT
Bermodalkan ilmu-ilmu pelajaran yang ia terima, serta kemampuannya dalam bergaul dengan banyak musisi di Jakarta, petikan gitar Abdee mulai sering terdengar mengiringi penyanyi jazz, Ermy Kulit, di era 90-an awal.
Siapa sangka, menjadi session player Ermy Kulit ternyata membuat nama Abdee kian tersohor dan para personel Slank yang kala itu baru saja ditinggalkan oleh tiga personel kunci, Bongky (bas gitar), Indra Q (keyboard), dan Pay (gitar), mulai tertarik untuk mengajak Abdee sebagai gitaris sementara selama tur di Bandung pada 1997.
Kepiawaian Abdee dalam bermain blues ternyata disukai oleh Bimbim yang sejak dulu memang fans berat band rock n roll blues, Rolling Stones. Abdee pun kemudian diresmikan sebagai pengisi Slank formasi 14 bersama dua personel lain, Ridho (gitar) dan Ivanka (bas gitar).
ADVERTISEMENT
2. Sosok tenang penyembuh kecanduan narkoba Kaka, Bimbim, dan Ivanka
Meski Slank sudah menjadi band besar dengar ribuan fans yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia, saat Abdee mulai bergabung, kondisi dua personel yang tersisa dari formasi 13, Kaka dan Bimbim, sedang berantakan karena kecanduan putau.
Selain itu, Ivanka yang sebelumnya merupakan pemain bas gitar dari penyanyi reggae legendaris, Imanes, juga merupakan seorang pecandu ganja dan putau yang cukup parah. Karenanya, Abdee dan Ridho kala itu harus mau bermusik di tengah lingkungan pecandu.
Kendati demikian, Abdee tidak pernah ditawari narkoba oleh Bimbim, Kaka, dan Ivanka, karena memang kala itu ketiganya sudah menjadi pecandu akut yang menggunakan narkoba sebagai alat pembantu konsentrasi dan bukan untuk mabuk.
ADVERTISEMENT
Namun, Abdee mengakui bahwa kecanduan mereka bertiga pada narkoba membuat proses bermusik Slank terganggu dan ia mulai sering adu mulut bahkan main pukul lantaran kesal dengan tingkah Bimbim, Kaka, dan Ivanka.
"Itu masa yang kalau sampai enggak kuat, kita sudah bubar. Mereka sudah capek dan ada di titik untuk harus nentuin, mati atau masuk penjara pilihan pemakai narkoba,” kata Abdee.
Beruntung, saat itu Abdee dan Ridho mendapat dukungan dari ibunda Bimbim sekaligus manajer Slank, Bunda Ifet, untuk merehabilitasi Bimbim, Kaka, dan Ivanka. Dengan perjuangan berat Abdee, sosok yang terkenal tenang dan murah senyum, di tahun 2002 ketiga sahabatnya tersebut sukses bebas dari kecanduan narkoba, dan hingga kini, Slank selalu menggalakkan gaya hidup sehat tanpa rokok, alkohol, dan narkoba.
ADVERTISEMENT
3. Sound engineer andal dan produser Seurieus
Meski Ridho merupakan lulusan sekolah musik Amerika Serikat, Slank memilih Abdee sebagai pengisi gitar utama karena kepiawaiannya bermain blues. Bukan cuma itu, Abdee juga kerap dipercaya sebagai produser album-album Slank, seperti 'Tujuh' (1997), 'Mata Hati Reformasi' (1998), 'Virus' (2001), 'Anthem For The Broken Hearted' (2009), 'I Slank U' (2012) dan 'Slank Nggak Ada Matinya' (2013).
Lama bermain dengan banyak musisi sebelum bergabung dengan Slank, Abdee berhasil mengembangkan kepekaannya dalam mendengar musik dan andal dalam menjadi sound engineer. Jika diperhatikan, hasil rekaman 6 album Slank formasi 13 tidak sejernih dan seindah saat Abdee mulai bergabung sebagai gitaris multi-fungsi yang piawai mengatur proses rekaman.
Tak mau cuma memproduseri album-album Slank, sejak tahun 2000 Abdee mulai mencoba untuk memproduseri band rock asal bandung, Seurieus. Dengan tangan dinginnya, Abdee terbukti sukses menetaskan sosok Candil yang khas dengan gaya rambut gondrong dan ikat kepala ala band glam rock era 80-an, meski kini Seurieus sudah bubar.
ADVERTISEMENT
Pada 2003, Abdee juga memproduseri album dewasa perdana Agnez Mo di industri musik Indonesia yang bertajuk 'And the Story Goes'. Kemudian, ia turut memproduseri pula album dewasa perdana Sherina Munaf yang bertajuk 'Primadona' (2007).
Sejak 2009, Abdee diketahui menjadi produser dari band rock The Painkillers. Sayangnya, vokalis dari band tersebut, Feydy Lyvyr, sempat disebut oleh istri Abdee sebagai perusak rumah tangganya karena mengaku telah dihamili dan ingin segera dinikahi.
"Makanya, pas saya tanya, 'Ah, itu kan anak-anak, beda 20 tahun.' Dia (Feydy Lyvyr) tahun ini 30 tahun, Mas Abdee 50 tahun. Tanggal 15 Juli 2017, waktu kami baru pulang dari Singapura, dia (Abdee) datang ke rumah. Dia bilang, 'Saya mau menikah. Perempuan itu sudah hamil. Katanya, mereka mau menikah siri dan melahirkan di Amerika," ungkap Anita kepada kumparan beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
4. Tetap berlatih gitar meski sakit ginjal akut
Pada 2015, Abdee menyatakan diri vakum untuk manggung bersama Slank. Tanpa banyak yang tahu, ternyata Abdee telah mengidap gagal ginjal stadium akhir sejak 2011.
Alhasil, Ridho kerap bertugas double setiap kali Slank tur karena harus menambahkan beberapa part gitar untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Abdee.
Pada 2017, Abdee bisa sedikit bernapas lega setelah dirinya menerima transplantasi ginjal. Namun, ia masih belum bisa terus menerus ikut Slank manggung, terlebih jika pergi tur ke daerah-daerah yang jauh dari Jakarta.
"Recovery bisa 1 sampai 3 tahun, untuk bisa adaptasi ginjal baru dengan sistem tubuh. Cuma fragile (rapuh). Jadi harus jauh dari virus dan bakteri. Karena kalau kena virus, gampang sakit," ungkap Bimbim dalam sebuah wawancara.
Tahun ini, saat Slank menggelar konser tunggal di Balai Sarbini, Semanggi, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu, Abdee awalnya ingin dihadirkan untuk jadi penampilan spesial di tengah konser. Sayangnya, Bimbim mengungkapkan rekannya itu punya satu penyakit lain yang sama parahnya dengan gagal ginjal.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya sudah setahun ganti ginjal, sudah membaik. Tapi ternyata dia punya vertigo berat kadang kalau kumat berdiri aja enggak bisa," ujar Bimbim.
Meski jarang ikut manggung, Kaka pernah menceritakan bahwa Abdee selalu tahu jika Slank memiliki lagu baru. Bahkan secara terang-terangan Kaka mengatakan bahwa kemampuan Abdee mengisi di lagu-lagu baru Slank meningkat setelah jarang ikut manggung.
"Kita tapi tetap setiap ada proyek lagu baru, nanti dikirim juga ke Abdee jadi kan dia di rumah punya studio musik tuh, dia nanti ngulik deh di situ Jarang manggung dia malah makin jago kok, latihan terus," ungkap Kaka.
5. Selama proses cerai, Abdee enggan mediasi bersama sang istri
Ujian hidup tampaknya tak henti-hentinya menghampiri Abdee. Di tengah penyakit gagal ginjal dan vertigo berat yang dideritanya, ia harus menghadapi nasib rumah tangganya dengan Anita Desy yang kini berada di ambang perceraian. Abdee diketahui menggugat cerai sang istri sejak Oktober 2017 lalu di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Kuasa hukum Abdee, Taufik Mahmud, sempat menyatakan bahwa Abdee dan Anita sudah pisah sejak 2008. Namun, Anita mengaku Abdee bahkan sudah tak tinggal satu atap dengannya sejak 1997.
"(Pisah dari tahun 2008) itu bohong. Saya pisah dari tahun 1997. Saya dari hamil empat bulan sudah pisah ranjang, saya ceritakan ini daripada dia mengada-ngada terus. Saya selalu istigfar, minta Allah tunjukkan kebenaran, karena suami saya kebanyakan mengingkari," ungkap Anita.
Selama proses sidang cerai bergulir memang hanya Anita yang rajin datang ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan, sedangkan Abdee selalu mangkir dan hanya diwakili oleh kuasa hukum saja.
Saat sidang mediasi digelar, Abdee bahkan seolah enggan melanjutkan pernikahannya dan sama sekali tak mau duduk satu ruangan bersama Anita, menurut penuturan humas Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Jarkasih.
ADVERTISEMENT
"Kalau kami baca berkas di sini, saat mediasi itu, mereka datang tetapi tidak bersamaan. Proses saat mediasi barangkali mereka tidak bertemu langsung dalam satu forum ya, atau tidak berada satu tempat. Tapi prinsipnya keduanya datang tapi lain waktu," kata Jarkasih.
Hingga saat ini sidang perceraian Abdee dan Anita belum kunjung usai lantaran pada sidang dengan agenda pembuktian dan saksi 4 Juni lalu, Anita berhalangan hadir.