Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
5 Legenda Musik yang Lahir dari Gang Potlot
15 Mei 2018 14:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Potlot III merupakan sebuah gang kecil di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, yang sering kali hanya dilewatkan begitu saja oleh para pengendara di Jakarta. Namun, gang yang namanya diambil dari sebuah pabrik pensil kecil setempat tersebut sejak era '80-an hingga '90-an telah sukses melahirkan banyak musisi-musisi hebat.
ADVERTISEMENT
Beberapa musisi jebolan Gang Potlot III sampai saat ini terlihat masih malang-melintang di dunia hiburan, sedangkan sebagian lainnya ada yang telah tenggelam atau pun terjun menggeluti bidang pekerjaan lain, seperti sosial dan politik. kumparan akan menelisik nasib lima musisi legenda jebolan Gang Potlot saat ini.
1. Slank
Bermula dari rasa cintanya pada band yang diprakarsai oleh Mick Jagger, The Rolling Stones, Bimo Setiawan Almachzumi atau yang akrab disapa Bimbim mulai mendirikan band Cikini Stone Complex yang secara khusus membawakan lagu-lagu The Rolling Stone.
Ingin mengembangkan musikalitas, Bimbim kemudian mendirikan sebuah band pada 1983 bernama Slank . Melihat sang kakak asyik bermusik, adik Bimbim, Massto, juga mencipta band bernama Lovina yang merupakan band pertama bagi Kaka, sosok yang kemudian mengisi vokal di Slank sejak formasi 13 hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Sudah memiliki 25 album dan 4 album live, nama Slank sempat ternoda saat semua personelnya menjadi pecandu narkoba berat di era '90-an. Narkoba juga yang akhirnya menghancurkan formasi terbaik Slank, Bimbim (drum), Kaka (vokal), Pay (gitar), Bongky (bas gitar), dan Indra (keyboard) pada 1996. Pay, Bongky, dan Indra yang dipecat akhirnya digantikan oleh Ridho (gitar), Abdee (gitar), dan Ivanka (bas gitar) dan bertahan hingga kini.
Selain masih terus bermusik, Slank juga aktif berkecimpung di kegiatan sosial-politik membangun bangsa Indonesia. Pada Pilgub 2017, Slank menjadi tonggak terdepan pendukung pasangan Ahok-Djarot. Tahun ini, Kaka mewakili para personel Slank, menjadi juri The Voice Kids Indonesia yang akan mencipta mutiara-mutiara baru di blantika musik.
ADVERTISEMENT
“Generasi millenial ini ajaib karena tiba-tiba lahir sudah bisa ngomong bahasa Inggris, nyanyi suaranya keren. Ini generasi yang di musik kita butuh. Saya sebaiknya membimbing mereka biar enggak instan (kariernya),” kata Kaka saat ditemui di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (14/5) lalu.
Meski terus berkarya, Slank kini juga harus berjalan sedikit timpang dikarenakan penyakit ginjal akut yang diderita Abdee sejak 2015. Tak hanya itu, Abdee juga tengah menjalani sidang cerai dengan istrinya, Anita Desy Farida.
2. Kidnap Katrina
Membawa bekal pengetahuan musik yang di dapat semasa SMA, Anang Hermansyah memberanikan diri untuk mengadu nasib di Jakarta. Berkenalan dengan Pay yang saat itu masih menjadi penjaga studio musik milik Bimbim di gang Potlot III sekaligus gitaris utama Slank, Anang bertemu dengan Massto (drum), adik dari Bimbim ‘Slank’, dan Koko (gitar), kakak dari Kaka ‘Slank’, yang sedang menganggur setelah Lovina bubar.
ADVERTISEMENT
Mengajak dua rekan lainnya, Damon (gitar) dan Gorga (bas gitar), Anang memotori berdirinya band Kidnap pada 1989. Sayang, setelah menelurkan album ‘Katrina’ (1993), band yang kemudian semakin dikenal dengan nama Kidnap Katrina itu justru tak bertahan lama dan Anang pun semakin senang menciptakan karya sebagai solois, seperti ‘Biarkanlah’, ‘Lepas’, dan ‘Tania’.
Tahun ini, tepatnya 1 Februari lalu, Kidnap Katrina seolah bangkit dari vakum panjang selama 23 tahun. Mereka kembali mengeluarkan single berjudul ‘Kesepian’ yang merupakan aransemen ulang dari lagu ciptaan Tonny Koeswoyo yang dipopulerkan Koes Plus pada era '70-an.
“Kami mencoba memberikan alternatif hiburan lain dengan kemampuan dan pengalaman di umur selama 23 tahun, kami tertidur. Akhirnya kami mengeluarkan lagu ‘Kesepian’ ini. Itu adalah bagian strategi kami,” ujar Anang saat ditemui di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Selain bermusik sebagai solois dan personel Kidnap Katrina, Anang kini juga terjun ke dunia politik dan menjadi kader bagi Partai Amanat Nasional. Dalam rentang periode 2014-2019, Anang menjabat sebagai anggota DPR setelah sukses mendulang lebih dari 35 ribu suara dalam Pemilu Legislatif 2014.
3. Oppie Andaresta
Sudah menjadi hal biasa bagi para musisi dari Gang Potlot III untuk memiliki proyek musik di luar band utamanya. Jika sekarang Bimbim membuat proyek band punk rock bernama The Sidhartas, dahulu ia bersama Pay sempat membentuk proyek band rock bernama Lemon Ice yang menampilkan gadis bernama Ovie Ariesta.
Selain bernyanyi di band Lemon Ice, Ovie sempat merilis beberapa single solo, seperti ‘Satu Macam Saja’ dan ‘Berakhir’. Ovie juga berkolaborasi dengan penyanyi-penyayi tembang pop rock sendu '90-an seperti Mayang Sari dan Lady Avisha. Barulah pada 1993, musisi-musisi Potlot III mendorong Ovie Ariesta untuk mengganti nama panggungnya menjadi Oppie Andaresta. Serta, mencipta karya musik sendiri untuk album perdananya yang bertajuk ‘Albumnya Oppie’.
ADVERTISEMENT
Generasi '90-an pasti sangat familiar dengan lagu-lagu Oppie, seperti ‘Cuma Khayalan’, ‘Cuma Karena Aku Perempuan’, dan ‘Pasir Putih’, yang amat terkenal di masanya. Sayang setelah merilis album kompilasi karya terbaiknya dengan tajuk ‘Lagu Bagusnya Oppie’ (2003), ia menghilang dari industri musik.
Kabar Oppie baru terdengar lagi pada 2009 saat dia merilis single ‘I Am Single, I Am Very Happy’. Saat itu, Oppie sudah berubah dari penyanyi solo wanita gang Potlot menjadi aktivis sosial yang rajin menggalakkan anti pembajakan karya. Bahkan, salah satu alasan mengapa ia tak mau lagi merilis album adalah karena maraknya pembajakan karya yang memprihatinkan.
Hilang lagi dari peredaran, Oppie sempat meramaikan festival musik 'The 90’s Festival' yang digelar pada November 2017. Dalam festival tersebut, Oppie ditemani oleh beberapa musisi '90-an yang kini mulai redup, seperti Warna, T-Five, dan Shaden. Kemudian pada April lalu, Oppie ikut serta dalam mencipta musikalisasi puisi dari karya-karya ciptaan pujangga legenda, Joko Pinurbo.
ADVERTISEMENT
Tak menjadi nominator atau pun pengisi acara, Oppie terpilih menjadi salah satu bagian dari Komite Musik Independen bersama Frans Sartono, Denny MR, Qarsih, Daniel Satrio, Prita, Dimas Djay, dan Joko Anwar. Tujuannya, untuk menentukan siapa musisi yang pantas menjadi nominasi di ‘Indonesian Choice Awards 5.0 NET’.
4. The Flowers
Seusai Slank formasi 13 dibubarkan, pada 1995, Pay sempat mendirikan band bernama The Flowers bersama rekan-rekannya Boris, Njet, Cole, dan Andrey Chiling. Namun, karena banyak kesibukan di luar musik yang harus dikerjakan olehnya, posisi Pay di The Flowers pun digantikan oleh Bongky, rekan sesama personel Slank formasi 13 yang saat itu tengah menganggur.
The Flowers tercipta di saat gang Potlot III sedang ramai-ramainya terserang wabah narkoba jenis putaw yang membuat banyak musisi kecanduan. Alhasil, The Flowers menjadi band penuh pengguna narkoba yang berjalan terseok-seok.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, The Flowers tetap sempat merilis beberapa single yang melegenda, seperti ‘Tolong Bu Dokter’, ‘Boncos’, dan ‘Nggak Ada Matinya’. Sayang, setelah Boris memutuskan hijrah ke Amerika Serikat untuk melanjutkan studi pada 1998 dan Cole meninggal dunia, nasib The Flowers semakin luntang-lantung di tangan personel tersisa yang saat itu masih menggunakan narkoba.
Bongky pun akhirnya keluar dari The Flowers setelah membentuk BIP bersama mantan rekan personel Slank formasi 13 yang dicampakkan, Pay, serta Indra Q, dan kembalinya Boris dari Amerika. Band tersebut pun bisa kembali berkarya dengan formasi baru, yakni Boris (gitar), Njet (vokal), Dado (drum), Eugen (sax), dan Leo (bas gitar).
Kabar terakhir The Flowers datang dari tahun 2010 saat mereka merilis album ‘Still Alive & Well’. Sayang, ternyata Leo sudah mengundurkan diri dan secara sukarela, posisi bas gitar diisi oleh Bongky untuk sementara waktu. Kala menjadi pembuka untuk band rock asal Inggris, Stone Temple Pilots di PRJ, Kemayoran, pada 2011, Bongky juga ikut serta menjadi pemain additional bass.
ADVERTISEMENT
Kini, The Flowers kembali menghilang dari peredaran. Namun, pada 2016, mereka sempat memeriahkan festival Synchronize Fest yang pertama dengan membawakan sembilan lagu termasuk ‘Boncos’, ‘Surat Undangan’, dan ‘Rajawali’.
5. Plastik
Band legenda terakhir yang merupakan jebolan dari gang Potlot III adalah Plastik yang pada mulanya dibentuk oleh adik mendiang Imanez, Didit Saad, bersama dua rekan lainnya, Arya dan Ipang . Meski The Flowers lebih mencuri perhatian, Plastik sebenarnya sudah lebih dulu merilis album, tepatnya saat The Flowers baru mulai mencari ramuan untuk membentuk karakter musik.
Perbedaan mencolok yang Plastik tawarkan di masanya adalah keberanian mereka untuk mengusung genre psychedelic rock yang kuno di tengah ramainya band alternative rock yang tengah berkembang pesat di era '90-an. Karena itu, bahkan hingga saat ini, Plastik masih memiliki banyak fans fanatik.
ADVERTISEMENT
Meski sudah tidak lagi bersatu, Plastik punya peran besar dalam membangun semangat bermusik Bongky, Indra Q, dan Pay setelah lepas dari narkoba yang sempat mencekik mereka selama di Slank. Seusai Plastik bubar, Ipang pun menjadi pengisi vokal di BIP, proyek musik yang didirikan Bongky, Indra, dan Pay, pada 2003.
Hingga saat ini, BIP telah sukses menelurkan empat album dan banyak single, seperti ‘Korslet’, ‘Bintang Hidupku’, dan ‘Koncianmu’. BIP juga terus kebanjiran job off air dan mampu bersaing dengan band-band muda di era milenial.
Di luar BIP, Ipang juga terkenal sebagai penyanyi soundtrack film yang laku. Lihat saja beberapa film, termasuk lagu ‘Sahabat Kecil’ untuk soundtrack film ‘Laskar Pelangi’, serta ‘Apatis’ dan ‘Teruslah Bermimpi’ untuk film ‘Sang Pemimpi’, yang sukses dan selalu dikenang oleh para pecinta film dan musik Indonesia. Belum lagi single-single Ipang sebagai solois yang melegenda, seperti ‘Ada Yang Hilang’, ‘Be Te’ bersama Dewiq, dan ‘Akhirnya Jatuh Cinta’.
ADVERTISEMENT