Ada Isu LGBT di Film 'Power Rangers', Apa Respons KPAI dan LSF?

23 Maret 2017 15:25 WIB
ADVERTISEMENT
Lima jagoan Power Rangers hadir dengan kostum baru (Foto: Lionsgate)
Dalam satu pekan terakhir, penonton bioskop di Indonesia mendapat suguhan film 'Beauty and the Beast' dan yang terbaru 'Power Rangers'. Ada satu kesamaan dari film yang dikategorikan remaja ini: karakter yang galau terhadap orientasi seksualnya.
ADVERTISEMENT
Di film live action 'Beauty and the Beast', ada tokoh LeFou ( diperankan Josh Gad) yang diklaim sebagai karakter Disney pertama dalam film yang digambarkan sebagai gay. Sementara di film 'Power Rangers' yang baru dirilis, ada Trini (Becky G) yang diasumsikan lesbian.
Momen 'kegalauan orientasi seksual' yang diperlihatkan dua karakter tersebut hanya sedikit, tetapi pesannya jelas bahwa orientasi seksual yang menyimpang adalah 'hal wajar'. Itu ditekankan sutradara 'Power Rangers', Dean Israelite, untuk menjawab kontroversi tersebut.
"Saya pikir apa yang bagus tentang adegan itu dan apa yang didorong adegan itu untuk keseluruhan cerita film adalah 'Itu tidak apa-apa.' Film ini mengatakan, 'Tidak apa-apa, dan semua anak-anak harus bangga pada dirinya sendiri dan menemukan jati diri mereka," katanya seperti dilansir The Hollywood Reporter.
ADVERTISEMENT
Trini, Ranger Kuning di Power Rangers (Foto: Lionsgate)
Sutradara Bill Condon sebelumnya telah bicara tentang adegan yang memperlihatkan 'momen gay' di film 'Beauty and the Beast'. Tokoh LeFou yang diperankan Josh Gad itu adalah karakter pendukung yang kagum pada tokoh antagonis Gaston (Luke Evans). LeFou sangat mengagumi Gaston, dan juga memiliki ketertarikan seksual padanya.
Dalam sebuah adegan musikal yang penuh tari, LeFou terlihat memeluk Gaston dengan cukup erat dan agak lama sambil bertanya, "Terlalu berlebihan?"
Menyikapi fenomena tersebut, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh mengatakan bahwa penggambaran halus isu LGBT dalam dua film tersebut bisa mendorong sikap permisif terhadap perilaku seks menyimpang.
ADVERTISEMENT
"Soal pornografi dan soal praktek seks menyimpang bukan sekadar visualisasi, yang dilarang itu juga memberikan gambaran pemahaman mengarah pada permisif terhadap tindak pelanggaran dan norma hukum ... Mendorong (sikap) permisif terhadap seks menyimpang tidak dibenarkan hukum dan norma, apalagi bisa mempengaruhi cara pandang anak terhadap sesuatu yang menyimpang," kata Niam kepada kumparan (kumparan.com), Kamis (23/3).
"Mengekspos dan mendramatisir (adegan), dan ditampilkan seolah-olah biasa... Itu tidak benar," lanjutnya.
LeFou sedang menari (Foto: Disney)
Niam mengatakan bahwa penggambaran adegan yang menampilkan karakter LGBT diperbolehkan apabila sifatnya untuk pemulihan. "LSF (Lembaga Sensor Film) sebagai garda terdepan harus memastikan prinsip-prinsip perlindungan anak dalam melakukan sensor, jangan sampai tidak sesuai dengan perlindungan anak. Film yang tidak disensor dengan baik bisa merusak komitmen revolusi mental yang dicanangkan dan diusung pemerintah," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Walt Disney Studios dikabarkan telah memutuskan untuk menarik film 'Beauty and the Beast' dari berbagai bioskop di Malaysia, dibandingkan menuruti permintaan lembaga sensor di sana untuk memotong adegan 'momen gay'. Sebelumnya salah satu jaringan bioskop terbesar di Negeri Jiran, Golden Screen Cinemas, sempat diminta untuk menunda penayangan film tersebut.
"Kami telah menyetujui (penayangan film), tapi ada pemotongan kecil yang melibatkan momen gay. Itu hanya adegan kecil, tapi tidak pantas karena banyak anak-anak yang akan menyaksikan film ini," kata Abdul Halim dari Lembaga Sensor Malaysia seperti dilansir AP.
Sementara Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) di Indonesia, Ahmad Yani, mengatakan bahwa film 'Beauty and the Beast' sudah lulus sensor sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku. Menurutnya, adegan LeFou yang disebut 'momen gay' tidak bermasalah. 'Beauty and the Beast' dan 'Power Rangers' diberikan kategori Remaja 13+.
ADVERTISEMENT
Josh Gad (kiri) berperan sebagai LeFou (Foto: Disney)
"Kita melihat film itu secara keseluruhan, kita juga lihat konteksnya, tone atau nuanasa yang akan berpengaruh. Nuansa gay itu enggak kelihatan banget kan? Nah, itulah kita punya alasan dari segi tema, konteksnya, juga dari segi nuansanya tidak nyata itu," beber Ahmad Yani kepada kumparan (kumparan.com), Kamis (23/3).
Sementara untuk film 'Power Rangers', Yani mengaku bahwa dirinya tidak terlibat dalam penyensoran, sehingga dia tidak bisa memberikan komentar. Tetapi dalam melakukan sensor, ada prosedur yang upaya melihat konteks secara keseluruhan.
"Dalam pelaksanaan sensor kita bagi ada 5 kelompok dan masing-masing kelompok ada 7 orang," ucapnya. Jejak LGBT yang Menghilang di Film Superhero
Representasi LGBT dalam film superhero tak terlihat seperti dalam komik, ketika pahlawan dan villains DC seperti Wonder Woman, Catwoman, Batwoman dan Harley Quinn--termasuk Ice Man dari Marvel-- adalah sosok populer dari contoh karakter LGBT. Tapi ketika cerita mereka diangkat ke layar lebar, tokoh-tokoh tersebut digambarkan straight alias punya orientasi seksual semestinya.
ADVERTISEMENT
Northstar dari X-Men, adalah karakter gay pertama dari DC ataupun Marvel, yang diperkenalkan dalam komik di 1992.
Televisi bisa dibilang lebih progresif dengan serial 'Supergirl' yang menampilkan cerita tentang lesbian yang cukup menonjol. Serial yang digarap produser--yang secara terbuka mengaku gay--Greg Berlanti, diikuti oleh 'Legends of Tomorrow' dan 'Arrow' yang menampilkan karakter LGBT.
Trini dengan kostum Ranger Kuning (Foto: Lionsgate)
Pemeran karakter Ranger Biru di cerita orisinal 'Power Rangers', David Yost, meninggalkan serial tersebut pada 1990 karena menerima perlakuan tidak menyenangkan, setelah terbuka soal orientasi seksualnya sebagai gay.
"Aku rasa banyak orang-orang di komunitas LGBT akan bersemangat melihat penggambarannya (di film terbaru Power Rangers)," kata David.
Dalam serial orisinal 'Power Rangers', Ranger Kuning diperankan oleh aktris Thuy Trang selama 81 episode dari 1993 hingga 1994 di serial 'Mighty Morphin Power Rangers'. Tokoh ini digambarkan straight.
ADVERTISEMENT
Contoh lainnya dari film fiksi ilmiah, tahun lalu 'Star Trek Beyond' mengungkapkan bahwa Sulu (diperankan John Cho dalam reboot Star Trek) adalah gay. Versi orisinal dari karakter ini yang diperankan George Takei adalah straight.
Beberapa pengguna internet menyampaikan pendapatnya tentang kontroversi isu LGBT di film 'Power Rangers' dan 'Beauty and the Beast.'
Apa komentar Anda?