Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
'Aroma Karsa', Karya Dewi Lestari yang Muncul karena Indra Penciuman
14 Maret 2018 19:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Sudah dua tahun berlalu sejak Dewi Lestari meluncurkan seri terakhir 'Supernova' yakni 'Inteligensi Embun Pagi'. Tahun ini, penulis yang lahir pada 20 Januari 1976 ini merilis karya ke-12 yang berjudul 'Aroma Karsa'.
ADVERTISEMENT
Keinginan Dewi membuat sebuah novel dengan tema aroma dan penciuman sudah dipupuk sejak empat tahun lalu saat promo novel 'Gelombang'. Ia pun merasakan bahwa indra penciuman memiliki efek yang sangat kuat.
"Pertama kali saya mulai menyadari kekuatan aroma dalam fiksi ketika saya menulis 'Madre'. Mungkin karena Madre (2009) itu tentang roti, tentang makanan dan makanan itu tidak bisa lepas dari aroma. Di situ saya mulai merasa deskripsi lewat penciuman itu punya efek yang sangat kuat," kata Dewi ditemui di Le Seminyak, Cipete, Jakarta Selatan, Rabu (14/3).
Ketertarikan pada aroma dan minimnya bacaan fiksi bertema itu, membuat Dewi tertantang untuk menghasilkan novel dengan tema aroma dan penciuman.
"Saya tertantang bagaimana kalau saya membuat sebuah fiksi yang tema sentralnya ada di penciuman. Pasti akan menjadi salah satu challenge yang menarik. Dan juga saya penasaran, bagaimana efeknya nanti terhadap pembaca," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ketika membuat sebuah novel, wanita yang memiliki nama pena Dee Lestari ini tentu mengalami kendala. Akan tetapi, kendala yang dihadapinya justru dirasakan asyik olehnya. Menurut Dee, 'Aroma Karsa' memacu dirinya untuk berbuat lebih sebagai seorang penulis.
Ia juga harus menuliskan tentang ilmu-ilmu seperti kimia, yang sebenarnya bukan bidangnya. Namun, mau tidak mau ia menuliskan hal itu karena berhubungan dengan aroma.
"Ada macam-macam hal teknis walaupun sedikit, munculnya seperti detail tentang pembalap. Ada kerusakan kecil yang bisa dibaui lewat aroma gitu, itu setengah mati carinya," katanya.
"Tapi menurut saya itu sebuah tantangan yang mengasyikan. Saya harus menggali berbagai macam pengungkapan untuk satu tindakan yang sama, karena kalau terus-menerus seperti itu membosankan," sambungnya.
ADVERTISEMENT
'Aroma Karsa' bercerita tentang seorang perempuan bernama Raras Prayagung. Yang mengetahui bahwa Puspa Karsa yang dikenalnya sebagai dongeng, ternyata tanaman sungguhan yang tersembunyi di tempat rahasia. Obsesi Raras memburu Puspa Karsa, mempertemukannya dengan Jati Wesi.
Jati memiliki penciuman luar biasa. Di TPA Bantar Gebang, tempatnya tumbuh besar, ia dijuluki si Hidung Tikus. Dari berbagai pekerjaan yang dilakoninya untuk bertahan hidup, satu yang paling Jati banggakan yakni meracik parfum. Kemampuan Jati memikat Raras, bukan hanya mempekerjakan Jati di perusahaannya, Raras ikut mengundang Jati masuk ke dalam kehidupan pribadinya.
Semakin jauh, Jati terlibat dengan keluarga Prayagung dan Puspa Karsa. Semakin banyak pula misteri yang ditemukan, tentang dirinya dan masa lalu yang tak pernah ia tahu.
ADVERTISEMENT
'Aroma Karsa' versi digital telah diterbitkan terlebih dahulu dalam bentuk cerita digital bersambung sejak 18 Januari lalu dan berakhir pada 15 Maret mendatang. Versi cetaknya sendiri, dapat dibeli di toko-toko buku mulai 16 Maret mendatang seharga Rp 125 ribu dengan tebal 700 halaman.