Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Film 'Ave Maryam' yang merupakan produksi Summerland, Pratama Pradana Picture, dan Grafent Production, sudah cukup lama menjadi perbincangan. Tahun lalu, film itu diputar di berbagai festival film internasional, seperti Hanoi Film Festival 2018 dan Hongkong Asian Film Festival 2018.
ADVERTISEMENT
Rencananya, film 'Ave Maryam' akan tayang di bioskop Indonesia pada 11 April mendatang. Tentu banyak pecinta sineas Indonesia yang sudah menanti-nanti karya dari sutradara Ertanto Robby tersebut.
'Ave Maryam' bercerita tentang perjalanan hidup Suster Maryam (Maudy Koesnaedi) yang mengabdi di sebuah biara tempat merawat suster lansia di daerah Semarang, Jawa Tengah.
Suatu malam, jelang perayaan Natal, Romo Martin (Joko Anwar) meminta agar Romo Yosef (Chicco Jerikho) mau menjadi pelatih orkestra jemaat gereja yang ada di biara tempat Suster Maryam mengabdi.
Saat datang, Romo Yosef membawa serta seorang suster lansia bernama Monic (Tutie Kirana). Kepala biara, Suster Mila (Olga Lydia), memercayakan Maryam untuk merawat Suster Monic yang sudah kesulitan untuk berjalan.
ADVERTISEMENT
Konflik muncul ketika Maryam tak sengaja mengintip Yosef yang sedang latihan orkestra. Maryam pun terkesima dengan kepiawaian Yosef di bidang musik dan mulai jatuh hati.
Keduanya pun bicara. Yosef pada akhirnya mengerti pergolakan batin Maryam, dan benih-benih cinta mulai tumbuh di hatinya. Namun, kisah cinta mereka seharusnya tidak boleh terjadi karena agama Katolik melarang suster dan romo untuk menikah seumur hidup.
Untuk mengetahui kelanjutan cinta Maryam dan Yosef, saksikan sendiri filmnya. Robby selaku sutradara dan penulis skenario menyajikan berbagai kejutan yang seru untuk dinikmati sepanjang film.
Sebagai seorang Muslim, Maudy Koesnaedi tergolong berani untuk mengambil peran sebagai Suster Maryam. Dalam film, Maudy terlihat piawai melakukan berbagai ritual yang dilakukan seorang suster di dalam gereja.
ADVERTISEMENT
Untuk bisa melakukan itu, Maudy tentu perlu melakukan berbagai riset. Sebab, para pemeluk agama Katolik bisa kecewa jika ia salah berlakon di film. Hasilnya, observasi yang Maudy lakukan cukup baik.
Akting Chicco sebenarnya tidak terlalu mencolok. Namun, ia tetap harus banyak melakukan riset agar bisa berlakon sebagai seorang romo.
Joko Anwar pun patut diacungi jempol. Agak aneh memang melihat seorang sutradara berlakon di layar lebar, namun Joko membuktikan diri bisa bersanding dengan Maudy dan Chicco yang memiliki jam terbang tinggi sebagai aktor.
Faktanya, para extras di film 'Ave Maryam' merupakan seorang biarawati asli. Di beberapa adegan, mereka nampak santai. Namun, para biarawati terlihat sedikit kaku ketika harus berdialog.
ADVERTISEMENT
Sinematografi yang Robby sajikan di film ini pun sangat memukau. Pemilihan angle dan tone gambar sangat sempurna menggambarkan berbagai fase dalam film, mulai dari bagian eksposisi, konflik, hingga penutup.
Tak heran rasanya jika 'Ave Maryam' mendapat tempat spesial di berbagai festival film internasional. Selain karena kualitasnya, film ini juga berani mengangkat topik keagamaan yang masih tabu di masyarakat Indonesia hingga saat ini.
Adegan-adegan di film 'Ave Maryam' memang terkesan lambat dan membosankan. Namun, kamu pasti terkesima jika memperhatikan setiap simbolisasi dan foreshadowing di film ini.