Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
11 Ramadhan 1446 HSelasa, 11 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
ADVERTISEMENT
Setelah absen menelurkan karya selama empat tahun, Barasuara akhirnya merilis album keduanya di awal Maret lalu. Album tersebut mereka beri judul 'Pikiran dan Perjalanan'.
ADVERTISEMENT
Nah, baru-baru ini, Barasuara yang beranggotakan Iga Massardi (vokal/gitar), TJ Kusuma (gitar), Gerald Situmorang (bass), Marco Steffiano (drum), Asteriska (vokal), dan Puti Chitara (vokal), bertandang ke kantor kumparan untuk berbagi cerita tentang album terbaru mereka.
kumparan mengupas habis album 'Pikiran dan Perjalanan', mulai dari lagu 'Seribu Racun' hingga 'Tirai Cahaya'.
Dibuka dengan pembahasan lagu 'Seribu Racun'. Lagu yang berada di track pertama ini mengangkat isu tentang depresi. Tak dapat dipungkiri, depresi menjadi salah satu isu kuat di masa kini, namun terkadang seringkali disepelekan oleh sebagian orang.
"Lagu ini tentang depresi dan bagaimana seseorang bertahan di dalamnya. Bahwa musuh terbesarnya adalah pemikiran kita sendiri dan ini seperti pertarungan tanpa ujung," ucap Iga menjelaskan tentang pokok pikiran dari lagu 'Seribu Racun'.
ADVERTISEMENT
Ide awal pembuatan lagu 'Seribu Racun' ini berasal dari lingkungan sekitar Iga sendiri. Musisi berusia 33 tahun tersebut mengatakan bahwa salah seorang kerabatnya ada yang berjuang keras untuk menghadapi rasa depresi yang ada di depan mata.
"Teman dekat gue sendiri mengalami itu, dan kita sering ngobrol. Dan bagaimana dia menceritakan itu, akhirnya gue minta izin mau nulis ini boleh enggak sih, akhirnya ya, sudah enggak apa-apa tulis saja," terangnya.
Setelah menulis lirik 'Seribu Racun', Iga merasa jika lirik yang dibuatnya tersebut cocok dengan musik yang telah disiapkan Barasuara sebelumnya.
Ya, seperti diketahui, salah satu kebiasaan Barasuara dalam menggarap lagu adalah membuat musik terlebih dahulu, baru menyisipkan lirik ke dalamnya.
ADVERTISEMENT
"Ini jadi satu kumpulan kalimat yang punya energi musikal gitu. Ketika itu digabungin dengan musik yang dibikin ramai-ramai, di saat itu gue ngerasa ide yang mau gue tulis soal depresi, nyambung nih sama nadanya," kata Iga.
"Overall, suasananya masuk ke sini nih, akhirnya itu lirik menemukan jalannya sendiri di 'Seribu Racun'," imbuhnya.
Lantas, apa yang membuat Barasuara akhirnya sepakat untuk menjadikan 'Seribu Racun' sebagai track pembuka di album 'Pikiran dan Perjalanan'?
"Kenapa track pertama, karena itu jadi pembuka yang okelah, dari intro drumnya, sound-nya sudah cukup megah dan seru. Itu jadi track opening, supaya pendengar bisa langsung (mikir) 'wah apa nih', dengan sound dan produksi yang baru ini, cocok gitu sih," terang Gerald Situmorang.
ADVERTISEMENT