Beyond Sensation: Prilly Latuconsina; Muda, Tajir dan Berprestasi

15 Desember 2018 10:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Tak pernah terbesit di benak Prilly Latuconsina untuk menjadi seorang artis. Ketika kecil, Prilly berangan-angan bisa punya profesi sebagai guru TK atau dokter anak. Alasan selebriti berusia 22 tahun itu ingin menggeluti profesi sebagai guru TK karena ia begitu menyukai anak-anak.
ADVERTISEMENT
“Aku cinta banget sama anak kecil dan balita,” kata Prilly dengan mata berbinar.
Prilly memendam impian menjadi seorang dokter karena ia kerap sakit-sakitan ketika kecil. Di benaknya saat itu, sebagai dokter ia bisa mengobati diri sendiri ketika sakit. Karena itu, Prilly bertekad belajar dengan serius saat sekolah, dengan harapan cita-citanya akan lebih mudah terwujud.
Namun, takdir berkata lain. Prilly tidak berjodoh menjadi seorang guru TK maupun dokter anak. Ia malah nyemplung ke dunia hiburan. Semua itu karena sosok sang ibu, Ully Djulita. Ia melihat Prilly memiliki bakat terpendam di luar bidang akademik. Apalagi, Ully sering melihat Prilly kecil bergaya centil ketika sedang di depan kaca.
“Mama aku bilang, ‘Kayaknya kamu juga punya bakat di luar akademik deh, punya skill lain. Udah ayo trial dulu ikut sanggar’. Akhirnya aku trial sanggar,” ucap Prilly saat berbincang dengan kumparan di salah satu restoran miliknya.
Masa kecil Prilly Latuconsina (Foto: dok. pribadi/kumparan)
Saat itu Prilly Latuconsina masih duduk di bangku SMP kelas 1. Mungkin memang sudah rezekinya untuk menekuni dunia hiburan. Ketika latihan akting di Sanggar Ananda, ada seseorang yang mencari talenta untuk mengisi program edukasi. Prilly ditawari casting acara 'Si Bolang, Bocah Petualang.'
ADVERTISEMENT
“Ceritanya kayak anak kota ke desa. Tiba-tiba aku dipilih, padahal aku cuma trial,” ujar Prilly menceritakan momen perdananya masuk layar kaca.
Dari situ, Prilly mengisi acara lain. Ketika duduk di bangku kelas 2 SMP, ia menjadi host acara masak ‘Koki Cilik’. Namun, suatu hari, Prilly memutuskan untuk berhenti dari aktivitasnya tersebut.
“Karena fokus UN di kelas 3 SMP. Akhirnya, fokus belajar sampai SMA,” tuturnya.
Ketika duduk di bangku SMA, Prilly mendapat tawaran untuk bermain sinetron. Ia sebenarnya enggan menerimanya karena masih memendam impian menjadi dokter. Melihat Prilly yang merasa khawatir tidak bisa menjadi dokter jika menerima tawaran main sinetron, sang ibu memutuskan untuk turun tangan. Ia meyakinkan Prilly bahwa cita-citanya tidak akan terganggu meski main sinetron.
ADVERTISEMENT
“Mama aku yang meyakinkan aku, ‘Pril, main sinetron enggak akan buat kamu enggak jadi dokter, kok. Banyak artis yang jadi dokter juga walaupun jadi artis, coba aja dulu’,” tutur Prilly.
Prilly kecil bersama sang ibu (Foto: dok. pribadi/kumparan)
Berkat bujukan sang ibu, akhirnya Prilly menerima tawaran tersebut. Ia terlibat di sinetron ‘Get Married The Series pada tahun 2010. Dari yang awalnya ogah-ogahan, Prilly malah menjadi ketagihan untuk menekuni dunia seni peran. Banyak sinetron maupun film yang telah ia bintangi. Namun, nama Prilly mulai dikenal publik ketika membintangi sinetron ‘Ganteng-ganteng Serigala’ pada 2014.
Keputusan untuk menggeluti dunia seni peran tidak sia-sia. Aktingnya mendapat pengakuan dari publik. Puluhan penghargaan telah ia dapatkan, salah satunya ialah Panasonic Gobel Awards 2015. Prilly merasa bangga akan pencapaiannya tersebut.
ADVERTISEMENT
“Mungkin ada 20 penghargaan dari sinetron. Aku juga enggak percaya, kalau aku bisa memajang 20 piala itu di rumah,” ucap Prilly.
Pemain film ‘Danur’ ini merasa bersyukur atas dukungan yang diberikan oleh sang ibu. Jika bukan karena sosok ibunya, Prilly mengaku ia tidak mungkin bisa berada di posisinya saat ini.
“Kalau bukan mama yang meyakinkan aku, ‘Ambil aja main sinetron’, aku pasti sudah jadi dokter anak. Mungkin aku sudah ambil kuliah kedokteran,” ujar Prilly.
Beyond Sensation: Prilly Latuconsina. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
Meski harus menjalani kariernya sambil sekolah, hal itu tak menjadi kendala buat Prilly. Sebab, ia mengaku menikmati pekerjaannya sebagai artis. Datang ke lokasi syuting, bertemu teman baru, dan merasakan pengalaman yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
At the same time, aku sekolah yang aku suka. Jadi, pada saat itu enggak terbebani, aku jalaninnya dengan fun, malah aku kangen masa-masa itu,” ucap Prilly.
Walau meraih kesuksesan, karier Prilly di dunia seni peran tidak selalu mulus. Hingga kini, ia masih kerap mendapat cemooh dari orang lain. Perempuan kelahiran Tangerang itu ingat jelas cemoohan yang ditujukan kepada dirinya.
“Kalau dulu, aku diremehinnya karena badan aku kecil banget, pasti selalu jadi yang paling pendek di antara artis-artis lain,” kata Prilly Latuconsina.
Pesan sang ayah, Rizal Latuconsina, mampu menguatkan dirinya menghadapi komentar miring dari orang lain. Ayahnya berpesan agar dia bisa menjadi perempuan yang mandiri dan harus berhasil dalam pekerjaan. Prilly akhirnya membulatkan tekad untuk bersungguh-sungguh terkait pekerjaannya di dunia seni peran. Ia mulai les akting dan lebih selektif saat menerima tawaran main fim.
Prilly Latuconsina. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
Ya, memang masih ada saja orang-orang yang meremehkannya. Cercaan seperti “Ah, Prilly dari sinetron nih terus ke film, emang aktingnya bagus?” terus diarahkan kepada dirinya. Tak lantas menyerah, Prilly malah menjadikan cemoohan itu sebagai cambuk untuk berbuat yang terbaik dalam kariernya.
ADVERTISEMENT
“Hal itu membuat aku, ‘Oke berarti gue harus ngelakuin sesuatu yang lebih lagi untuk membuat orang itu melihat usaha gue’. I also do something great for myself, I also work hard,” katanya bersemangat.
Usahanya pun tak sia-sia. Selain memperoleh penghargaan, lewat kerja kerasnya, Prilly berhasil membuat sejumlah bisnis, mulai dari kuliner hingga fashion. Omzet salah satu restorannya mencapai Rp 400 juta per bulan.
Di story berikutnya, Prilly bercerita tentang honor pertamanya yang ‘cuma’ Rp 500 ribu dan kini mengelola bisnis miliaran di usianya yang masih muda. Ikuti terus ceritanya di topik Beyond Sensation.