Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Aktor yang juga presenter Jhody Sumantri atau Jody 'Super Bejo' semakin mantab di jalur hijrah. Jika ia dulu dikenal dengan gayanya yang nyentrik, kini ia tampil lebih Islami.
ADVERTISEMENT
Tato yang dulu menghiasi tubuhnya, juga perlahan ia hapus. Jhody kini juga lebih sering mengenakan kaus putih lengan panjang dan kopiah.
Ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Jhody mengatakan keputusannya berhijrah terjadi pada tahun 2016 lalu. Bermula saat ia mendapat cobaan berupa serangan jantung.
Namun Jhody tidak langsung tersadar, melainkan berprasangka buruk terhadap Allah SWT. Karena pada dua hari sebelumnya, Jhody baru saja membuat musala untuk masyarakat.
"Awal hijrah dulu tahun 2016 kena serangan jantung terus kayak enggak terima gitu sama Allah, su'udzan karena waktu itu, dua hari kena serangan jantung itu, setelah Jodhy bikin musala di sebuah even otomotif di Senayan GBK," ucap Jhody, Rabu (8/5).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, menyediakan musala pada saat menggelar event otomotif merupakan hal yang mulia. Sebab banyak pengunjung yang juga memanfaatkan fasilitas tersebut. Namun, 'hadiah' yang didapatkan oleh Jhody malah serangan jantung.
"Semenjak itu jadi kayak enggak terima, akhirnya hampir setahun dari kenapa bisa begini terus sempat ke (pengobatan) alternatif. Belum mau masang ring," imbuhnya.
Setelah sejumlah upaya yang dilakukan belum membuahkan hasil, Jhody diminta istrinya untuk melaksanakan salat tahajud selama 40 kali dalam rentang waktu 2 bulan. Ia pun membagikan pengalamannya saat awal-awal melaksanakan ibadah sunnah tersebut
"Seumur hidup kagak pernah tahajud he..he..he. Lucu itu tahajudnya waktu awal-awal, pindah-pindah (tempat salat) biar ingat rakaatnya, kalau enggak pindah biasanya lupa," tuturnya.
Selama melaksanakan salat malam tersebut, rekan duet Edwin di 'Super Bejo' itu mengaku banyak mendapat manfaat dan hikmah. Salah satunya, ia merasa masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk bertaubat dan berhijrah.
ADVERTISEMENT
"Ya Alhamdulillah jadi sudah terbiasa, kalau ditanya dapat apa kalau tahajud? yang Jody dapat itu Jhody merasa ini alert, ini sains, ini tanda bahwa Allah tuh masih sayang. Karena banyak teman-teman yang tidak dikasih kesempatan untuk bersujud tapi langsung diambil (dicabut nyawanya) kelar deh," katanya.
Dengan pemikiran positif tersebut, Jhody jadi semakin bertekad untuk terus menjalani kehidupan sesuai dengan ketentuan Allah.
"Jadi gue harus bisa berbuat sesuatu untuk lebih baik lagi buat diri sendiri terutama, buat keluarga dan juga buat orang lain kalau bisa," ungkapnya.
Jhody bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk menjalani kehidupan. Ia juga sadar alasan Allah memberikan penyakit agar ia lebih berhati-hati dalam menjaga pola makan.
Maka dari itu, saat ini dan seterusnya Jhody berharap agar dapat mengutamakan kepentingan Allah diatas kepentingan apapun. Termasuk dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
"Kita yakin bahwa kehidupan kita ini memang mengedepankan kepentingan Allah daripada kepentingan pribadi. Dan yang paling penting lagi adalah semua yang wajib ya kita jalanin. Jadi Alhamdulillah sampai sekarang saya ini pejuang jamaah. Jadi di mana-mana lima waktu berjamaah diutamakan," pungkasnya sambil tersenyum.