Film Sekar, Proyek Tidak Sengaja Happy Salma

3 Oktober 2018 18:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cuplikan Film Sekar (Foto: Bakti Budaya Djarum Foundation)
zoom-in-whitePerbesar
Cuplikan Film Sekar (Foto: Bakti Budaya Djarum Foundation)
ADVERTISEMENT
Berawal dari idenya bersama Kamila Andini, Happy Salma yang awalnya ingin membuat sebuah film untuk brand perhiasannya, Tulola, akhirnya malah ikut terlibat membuat film Sekar. Film drama berdurasi 30 menit ini lahir karena ketidaksengajaan Happy Salma yang bercerita kepada Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, tentang kecintaannya pada batik.
ADVERTISEMENT
Film Sekar menceritakan kisah hubungan ibu dan anak yang begitu dalam pada batik. Sang ibu yang diperankan Christine Hakim adalah seorang pengrajin batik tulis dan memiliki anak perempuan tunanetra bernama Sekar yang diperankan oleh bintang muda berbakat, Sekar Sari.
Meski tak pernah mampu melihatnya, Sekar mencintai seluruh bagian dari batik. Ia selalu berada di dekat sang ibu setiap kali membuat batik. Bagi Sekar dan ibunya, batik adalah dunia mereka. Hingga suatu hari Sekar jatuh cinta pada seorang pria yang mampu menghidupkan batik lewat medium selain kain, yaitu perhiasan. Karakter pria yang dicintai Sekar diperankan oleh Marthino Lio, aktor yang juga berperan di film Sultan Agung.
Seluruh Pihak yang Terlibat dalam Film Sekar (Foto: Bakti Budaya Djarum Foundation)
zoom-in-whitePerbesar
Seluruh Pihak yang Terlibat dalam Film Sekar (Foto: Bakti Budaya Djarum Foundation)
Film Sekar disutradarai oleh Kamila Andini, pemenang Best Youth Feature Film di Asia Pacific Film Festival 2017. Film ini terwujud berkat kolaborasi Titimangsa Foundation dengan Fourcolours Films dan dukungan dari Bakti Budaya Djarum Foundation.
ADVERTISEMENT
“Saat saya mendengar ide Happy Salma untuk membuat film pendek soal budaya Indonesia untuk Tulola, saya bilang, kenapa kita tidak buat sesuatu yang lebih besar lagi untuk Indonesia. Dari situ muncullah ide untuk film Sekar,” ujar Renitasari.
Film pendek ini memberikan makna batik yang penuh dengan filosofi atas kehidupan budaya dan nilai-nilai budaya luhur nenek moyang yang selalu menarik untuk ditelusuri. Film Sekar pertama kali ditayangkan pada Senin (1/10) di Galeri Indonesia Kaya. Untuk memperingati Hari Batik Nasional, film Sekar juga dirilis di YouTube Indonesia Kaya pada Selasa (2/10) dengan durasi delapan menit.
Pameran Batik di Lobby Shinta, Mall Grand Indonesia (Foto: Bakti Budaya Djarum Foundation)
zoom-in-whitePerbesar
Pameran Batik di Lobby Shinta, Mall Grand Indonesia (Foto: Bakti Budaya Djarum Foundation)
Pemutaran perdana film Sekar menjadi salah satu dari rangkaian peringatan Hari Batik Nasional yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation. Selain pemutaran film Sekar, peringatan Hari Batik Nasional juga diwarnai oleh pameran batik yang dapat disaksikan di Lobby Shinta, East Mall Grand Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pameran yang berlangsung sejak 1-14 Oktober mendatang ini menampilkan para pembatik dan ragam kain batik yang berasal dari Kudus, Pekalongan, Solo, dan Madura. Dalam pameran ini, pengunjung berkesempatan melihat langsung proses batik dan membeli kain batik langsung dari para pengrajin.
Story ini merupakan bentuk kerjasama dengan Bakti Budaya Djarum Foundation