Garin Nugroho Ibaratkan Dirinya Bunglon

14 Februari 2017 16:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Garin Nugroho sutradara film 'Moon Cake Story' (Foto: twitter @garinfilm)
Rekam jejak sutradara Garin Nugroho dalam membuat film sudah tak lagi diragukan. Namanya sendiri mulai melejit sejak film berjudul 'Cinta Dalam Sepotong Roti' (1990). Sejak itu Garin dikenal sebagai salah satu sutradara yang menghasilkan karya unik dan orisinal.
ADVERTISEMENT
Garin memiliki pendekatan, gaya penyutradaraan serta penuturan cerita yang kerap berbeda di tiap filmnya. Sebut saja beberapa film yang telah ia garap, seperti 'Daun di Atas Bantal', 'Opera Jawa', 'Guru Bangsa: Tjokroaminoto', 'Aaaach...Aku Jatuh Cinta!', sampai yang terbaru 'Moon Cake Story'. Semua punya 'rasa' yang berbeda.
Bahkan, ada seorang kritikus asal Inggris yang mengatakan bahwa setiap karya sutradara film 'Soegija' ini selalu berubah dari satu film ke film lainnya.
"Ide saya tuh kayak bibit tanaman. Ditanam dan di tanah apa, pasti akan berbeda," ungkapnya dengan sederhana.
Setiap judul film yang ia sutradarai lahir dari dasar tujuan apa film itu dibuat? Lalu, siapa saja yang terlibat di dalamnya? Sutradara yang memiliki nama lengkap Garin Nugroho Riyanto ini bahkan tak segan menyebut dirinya sebagai bunglon yang bisa mengubah warna kulitnya sewaktu-waktu.
ADVERTISEMENT
"Saya berbicara dengan siapapun partner saya, saya ingin memahami betul tujuannya. Ketika saya mencintai dan punya keinginan yang sama, pasti saya kerjakan sebaik-baiknya," ujarnya.
Jumpa pers film Moon Cake Story di Plaza Indonesia (Foto: Prabarini Kartika/kumparan)
Dari sekian banyak film Garin yang berkualitas, memang tak banyak yang mengisi posisi box office nasional. Tapi bukan berarti film tersebut tidak laku di pasaran. Garin pun mengakui film-filmnya tersebut punya pasar masing-masing. Bunga Citra Lestari (BCL), yang jadi pemeran utama di filmnya 'Moon Cake Story', punya komentar soal itu.
"Tergantung kita main film untuk apa. Buat terkenal dan laku atau mau terlibat dalam sesuatu yang mungkin memberikan kepuasaan untuk kita dan bisa punya dampak bagi orang lain," kata BCL sambil tersenyum.
Para pemeran film Moon Cake Story. (Foto: Prabarini Kartika/kumparan)
BCL sendiri merasa bangga bisa terlibat dalam salah satu proyek film yang digarap oleh tangan dingin Garin sebagai sutradara. Apalagi dalam film terbarunya ini tidak mengarah ke arah komersial. Menurutnya, keberhasilan sebuah film bukan dilihat dari berapa banyaknya jumlah penonton yang akan menyaksikan film tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kalau laku ya Alhamdulillah. Karena kerja keras kita yang nonton banyak. Tapi kalau nggak ya definisi sukses itu apa? Sukses itu apa yang kita mau sampaikan, nyampe. Ini bukan komersil walau kita tetap mau dilihat banyak orang. It's not about the money, karena uang yang kita dapetin dari situ misinya sudah kesebar. Saya senang sih disutradarai Garin Nugroho."
Rencananya, sebesar 50% hasil dari penjualan tiket film 'Moon Cake Story' ini akan Garin sumbangkan ke Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sumbangan ini sebagai sumbangsih Garin dan film terbarunya kepada kemajuan pendidikan di Indonesia.
Film 'Moon Cake Story' mengisahkan tentang Asih (BCL), seorang wanita yang telah menjadi janda satu anak dan memutuskan pindah ke Jakarta demi mencari kehidupan yang lebih layak. Di tengah kebingungannya mengadu nasib di Jakarta, Asih memutuskan untuk menjadi joki 3 in 1.
ADVERTISEMENT