Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Gimik Artis, dari Pacaran hingga Nikah Siri
9 Maret 2019 11:16 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
ADVERTISEMENT
"Aku dulu penyanyi keliling, nyanyi dari panggung ke panggung. Aku modal nekat waktu itu, sampai akhirnya bisa jadi penyanyi (besar) sekarang."
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu meluncur mulus dari bibir seorang biduan wanita 35 tahun, Senin (4/3) siang, di sebuah restoran kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sambil menyeruput minumannya, wanita yang kini menyandang status penyanyi terkenal industri hiburan tanah air ini bercerita tentang perjalanan dan perjuangannya menjadi selebritas tanah air. Tidak hanya dalam merengkuh popularitas, tapi juga menjaga eksistensi.
Demi menjaga eksistensinya itu pula, wanita ramah ini meminta identitasnya disamarkan. Melati, nama itu yang kemudian kami pilih untuk menyebut dirinya di sepanjang cerita. Tak ada alasan khusus memang, namun agaknya melati cocok disematkan padanya.
Melati lantas dengan santai, sambil diselingi canda tentang berbagai keriuhan di industri hiburan, menceritakan kembali perjalanan kariernya. Termasuk keberaniannya melakukan gimik atau yang akrab dikenal dengan nama setting-an, atau konsep kreatif jika ingin disebut demikian. Itulah ‘menu utama’ pembicaraan kami berdua.
ADVERTISEMENT
Melati adalah seorang penyanyi dangdut. Tapi, jangan bayangkan Melati penyanyi pedangdut yang tampil dari kampung ke kampung. Ia penyanyi kekinian dengan riasan serta pakaian bak selebgram.
Siang itu, Melati tampil laiknya seorang bintang. Celana baggy pents warna krem, dipadu dengan kemeja putih membuatnya selalu jadi perhatian--setidaknya selama kami berbincang hampir satu jam saat itu.
Jauh sebelum namanya dikenal publik, perempuan yang hobi bernyanyi ini berprofesi sebagai penyanyi keliling. Penampilannya sebagai penyanyi mendapat perhatian dari temannya. Lantaran dianggap punya potensi, Melati disarankan mencoba rekaman.
“Lo punya kualitas, lo punya modal dari fisik, suara, semua udah ada, tinggal cobalah recording,” ucap Melati mengutip perkataan temannya itu.
Melati pikir tak ada salahnya mencoba saran temannya itu. Setelah mempertimbangkan matang, dengan modal nekat dan uang Rp 200 juta, ia akhirnya melakukan rekaman. Uang itu digunakan untuk rekaman, produksi CD dan titip edar ke tempat perusahaan rekamannya. Sebagai artis baru, wajar jika Melati mengeluarkan uang banyak.
ADVERTISEMENT
Rupanya, dewi fortuna berpihak pada Melati. Lagunya laris manis di pasaran. Terlebih, ia juga menciptakan satu goyangan yang tak kalah dahsyat dengan goyang dribble milik Duo Serigala. Melati resmi jadi artis, dan dikenal luas pada 2013.
"Itu (goyangan) termasuk jenis gimik saya, biar up (dikenal)," ujar Melati.
Selain lewat karya, Melati menyadari ia juga butuh pemberitaan. Tanpa hal itu, ia khawatir pamornya bisa meredup. Di sinilah tonggak awal ia melakukan setting-an. Tidak hanya sekali, tapi beberapa kali dengan konsep yang berbeda-beda.
"Gimik membuat saya naik. Alhamdulillah dikenal. Senang. Saya akhirnya diakui sebagai salah satu penyanyi dangdut, mulai dikenal orang," kenang Melati sambil tersenyum manis.
Pilih setting-an pacaran
ADVERTISEMENT
Melakukan setting-an nyatanya tidaklah mudah. Salah mengambil keputusan, bisa membuat seorang artis malah merugi alih-alih mendapat keuntungan. Namun nyatanya, Melati beberapa kali melakukan settingan. Dan semuanya berjalan mulus.
Melati masih ingat setting-an atau kepura-puraan pertama yang ia lakukan. Saat itu ia baru saja merengkuh popularitas. Status kebintangan itu membawanya bertemu dengan seorang pesinetron berisinial D yang kemudian jadi kekasihnya. Sama-sama sebagai publik figur, membuat keduanya kerap jadi sorotan wartawan.
Tak ayal, cerita soal keduanya kerap menghiasi pemberitaan media hiburan tanah air. Semua berlanjut sampai keduanya putus. Namun anggapan masyarakat bahwa keduanya pasangan serasi membuat mereka masih diminati industri. Undangan untuk selalu tampil berdua pun masih banyak mereka dapatkan. Hingga akhirnya mereka sepakat berpura-pura pacaran demi tawaran job yang berdatangan.
ADVERTISEMENT
"(Sempat) beberapa bulan, tapi pas dilanjutin lagi saya berantem. Ya udah akhirnya enggak lanjutin. Sekitar tahun 2015," ujar Melati.
Cerita selanjutnya juga masih soal pura-pura pacaran. Kali ini Melati melakukannya dengan seorang artis pendatang baru berinisial R, yang kini telah dikenal sebagai salah satu aktor.
Setidaknya si artis pria kini sudah membintangi tujuh film layar lebar. Itu belum termasuk belasan judul sinetron dan FTV serta dua kali menjadi bintang iklan. Deretan CV-nya masih bisa bertambah panjang, jika perannya sebagai pembawa acara on air dan off air ikut dihitung.
Berbeda dengan setting-an sebelumnya, kali ini Melati yang dijadikan "gandengan". Dalam artian, si artis pria memanfaatkan popularitas Melati untuk bisa dikenal publik.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Melati memang sudah mengenal si artis pria. Namun hal itu tidak serta-merta membuatnya langsung mengiyakan tawaran yang diajukan R. "Tapi setelah aku pikir-pikir, dari pemberitaan bagus, ada segi pro dan kontra kalau aku jalan sama dia," kata Melati.
"Satu, dia beda agama, umur juga beda (si artis pria lebih muda), profesi juga beda. Itu dari segi kontra," kata Melati.
Melati punya satu prinsip: sebuah gimik harus bisa memancing perhatian besar dari masyarakat. Bahkan, ia menyebut, semakin dibenci publik maka semakin bagus hasilnya. Kalau skenario gimik datar saja, menurut dia, sama juga bohong.
Melati menjalani konsep gimik tersebut bukan tanpa risiko. Penolakan yang sudah ia prediksi ternyata benar-benar terjadi, bahkan dari keluarganya sendiri. "Orang justru bikin gimik kalau terlalu nge-pro enggak jadi gimik. Mau bikin gimik harus kontra, itu bisa menjadi perhatian netizen atau masyarakat 'ih apaan sih?' Orang makin dibenci makin bagus menurut aku," ujar Melati.
ADVERTISEMENT
Dibayar untuk setting-an
Melakukan setting-an tidak hanya membuat Melati tetap dikenal publik. Ia juga mengantongi pundi-pundi uang. Dari proyeknya bersama R, ia jadi makin banyak diminta untuk jadi tandeman artis-artis lainnya.
Melati juga mematok besaran tarif tertentu untuk melakukan setting-an berupa pacaran. Ia bisa memperoleh bayaran Rp 35-40 juta untuk pura-pura menjadi pasangan kekasih dalam jangka waktu enam bulan.
Uang itu di luar biaya transportasi. Melati memperoleh tambahan dana jika ia harus pergi bersama sang ‘kekasih’ ke sebuah tempat.
“Setiap ada liputan harus ada (uang) transport buat saya. Minimal Rp 5 juta sekali ketemu. Ya, jadi, bisa Rp 50 juta lebih diperoleh,” kata Melati seraya tersenyum.
Namun lagi-lagi Melati tidak asal menerima tawaran. Ia lebih dulu melihat profil si calon artis. Ini penting, karena Melati juga harus berhitung dampak yang bisa ditimbulkan skenario gimik dengan si calon artis terhadap pamornya sendiri.
ADVERTISEMENT
Karena tidak jarang Melati malah mendapat masalah. Misalnya ketika setting-an yang ia jalankan tiba-tiba diprotes keluarga si calon artis.
"Tapi kalau udah sama-sama oke, saya pura-pura sok akrab sama dia. Jalan bareng dan lainnya," kata Melati.
Hingga saat ini, Melati mengaku telah melayani konsep setting-an beberapa kali. Meski tidak mau menyebut jumlah pastinya, Melati mengatakan intensitasnya lumayan sering. Menurut Melati, setting-an atau gimik adalah hal yang wajar. Apalagi di dalam industri hiburan yang membutuhkan popularitas.
"Tujuan seting-an biar tetap eksis. Karena artis itu kalau enggak ada pemberitaan itu hambar. Harus ada berita lagi. Udah gitu aja terus," ujarnya.
Dalam memilih tawaran yang datang, Melati juga menetapkan batasan. Ia menolak setting-an terkait kasus, yang ujung skenarionya saling lapor ke polisi.
ADVERTISEMENT
Melati merasa lebih aman melakukan setting-an dengan konsep pacaran. “Saya kalau setting-an kasus enggak berani. Sebab, ada risikonya karena salah satu harus ada yang dikorbankan menjadi pihak antagonis,” ucapnya.
“Terus tiba-tiba saya menjadi salah satu yang antagonis, yang kasarnya banyak dibenci orang, saya enggak mau. Itu berisiko, bukannya naikin nama saya, malah jatuhin nama saya. Padahal, saya meniti karier dari nol.”
Meski menolak setting-an terkait kasus, bukan berarti Melati tidak pernah memperoleh tawaran untuk melakukannya. Ia teringat peristiwa yang terjadi sekitar dua tahun lalu.
Kala itu, Melati memperoleh tawaran yang terbilang menggiurkan. Uang Rp 50 juta—untuk mahar—sudah ada di tangan jika ia menerima permintaan tersebut. Uang itu akan Melati peroleh jika ia sepakat melakukan setting-an kasus dengan seseorang. Konfliknya diskenariokan hingga membuat laporan ke polisi.
ADVERTISEMENT
Ia menilai hal itu begitu riskan buatnya. Sehingga, Melati memutuskan untuk menolaknya.
Melati bukanlah satu-satunya artis yang melakukan setting-an. Banyak artis lainnya yang juga menjalankan skenario serupa, bahkan lebih berani semisal sampai mengharuskan nikah siri.
Dalam melakukan setting-an biasanya si artis juga tidak bekerja sendiri. Ada pihak lain. Salah satunya adalah konsultan kreatif, yang membangun konsep setting-an bagi artis baru untuk meraih popularitas atau artis lama untuk menjaga eksistensinya.
Seperti apa pola kerjanya? Siapa saja artis yang menggunakan jasa konsultannya? Termasuk ada yang nikah siri? Apakah termasuk Vicky Prasetyo dan Angel Lelga?
Story mengenai setting-an artis bisa disimak di konten spesial kumparan: Drama Setting-an Artis
ADVERTISEMENT