Glenn Fredly Bicara soal Jokowi vs Prabowo Jilid II di Pilpres

11 Agustus 2018 16:59 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Glenn Fredly  (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Glenn Fredly (Foto: Munady)
ADVERTISEMENT
Penyanyi Glenn Fredly turut berkomentar terkait suhu politik jelang Pilpres 2019 di mana Joko Widodo dan Ma'aruf Amin akan berhadapan dengan pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Ini menjadi 'pertarungan' kedua antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto setelah sebelumnya mereka juga berhadapan di Pilpres 2014.
ADVERTISEMENT
Menurut Glenn, terpilihnya nama Ma'ruf Amin sebagai pendamping Jokowi dengan mengesampingkan nama Mahfud MD menjadi suatu pertimbangan yang sangat besar. Mengutip pernyataan Mahfud MD, Glenn mengatakan kepentingan bangsa harus lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi atau golongan.
"Jangan hanya karena elektoral kemudian kepentingan yang lebih besar itu terabaikan sebagai sebuah bangsa. Itu catatan penting buat kita semua," ungkap pelantun lagu 'Cukup Sudah' tersebut saat berada di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Capres dan Cawapres di Pilpres 2019. (Foto: kumparan, Gerindra, dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Capres dan Cawapres di Pilpres 2019. (Foto: kumparan, Gerindra, dok. Biro Pers Setpres)
Pelantun lagu 'Kasih Putih' ini mengatakan siapapun kelak nanti pemimpin yang terpilih harus bisa mencerminkan keberadaan masyarakat secara umum dan bisa mempersatukan bangsa.
"Karena Indonesia yang saya pedulikan adalah kepentingan Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara," katanya.
Lebih lanjut, pelantun lagu 'Januari' ini juga menyebut dalam Pilpres mendatang harus mengedepankan visi dan misi bagi kepentingan masyarakat, program kerja yang akan dilakukan, serta bukan dilihat dari siapa pribadinya.
ADVERTISEMENT
"Bukan tentang Jokowi atau Prabowo. That's the points," tambahnya.
Selain itu, pria berusia 42 tahun ini mengatakan isu SARA yang kerap kali dimunculkan dalam pesta demokrasi, membuat Indonesia menjadi negara yang mundur. Sehingga diharapkan isu agama pada Pilkada DKI sebelumnya, jangan sampai terjadi lagi pada Pilpres 2019 mendatang.
"Ini (isu SARA) enggak boleh kejadian di Pilpres, karena yang kita pertaruhkan adalah visi besar kita sebagai bangsa dan negara. Itu sebabnya, elit harus melihat ini," jelasnya.
"Makanya tadi saya bilang bukan sosok, tapi bagaimana visi dan bagaimana dari visi dan misi itu, program kerja, kenyataan, yang nantinya akan berdampak buat masyarakat jadi penting banget," pungkasnya.