Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Halloween: Cita Rasa Slasher Horor Era 70-an
17 Oktober 2018 15:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Di akhir era 70-an dan 80-an awal, Hollywood kebanjiran banyak film bergenre slasher horor, seperti ‘Nightmare on the Elm Street’, ‘Friday The 13th’, dan ‘Texas Chainsaw’. Film-film tersebut kemudian memunculkan tokoh-tokoh pembunuh berantai sadis yang ikonik, Freddy Krueger, Jason Vorhees, dan Leather Face.
ADVERTISEMENT
Selain tiga tokoh di atas, apakah ada yang ingat dengan tokoh Michael Myers, si jangkung yang kerap membunuh orang dengan berbagai perkakas rumahan? Ya, Michael Myers merupakan tokoh antagonis utama dari film ‘Halloween ’.
Pertama kali menghantui layar lebar pada 1978, ‘Halloween’ kembali hadir di tahun 2018 dengan membawa kisah baru dari kehidupan Michael Myers di usia senja. Film tersebut disutradarai oleh David Gordon Green dan dibintangi oleh Jamie Lee Curtis, Andi Matichak, dan sang pemeran Michael Myers di ‘Halloween’ (1978) Nick Castle.
Diceritakan dalam film ‘Halloween’ bahwa Myers telah mendekam di panti rehabilitasi Smith’s Grove selama 40 tahun, setelah tragedi pembunuhan berantai di Haddonfield pada 1978. Motif pembunuhan dan kondisi kejiwaan Myers masih diteliti oleh Ranbin Sartain (Haluk Bilginer), murid Dr. Loomis yang dahulu sempat menangani kasus Myers.
Hendak dipindahkan ke penjara berpenjagaan ketat, dua jurnalis Aaron (Jefferson Hall) dan Dana (Rhian Rees) berusaha mengajak Myers untuk berinteraksi menggunakan topeng lamanya yang dahulu dikenakan saat membunuh orang-orang di Haddonfield.
ADVERTISEMENT
Usai menemui Myers, dua jurnalis tersebut juga berusaha menghubungi Laurie Strode, perempuan yang hampir dibunuh Myers 40 tahun lalu. Dari hasil wawancara, Strode mengaku masih enggan memaafkan Myers dan sangat tidak setuju jika ia terus dibiarkan hidup.
Strode bahkan masih terus mempelajari teknik menembak dan berharap bisa membunuh Myers dengan tangannya sendiri. Ia masih menyimpan dendam pada Myers karena telah membunuh banyak kerabat dekatnya di Haddonfield.
Tepat di hari Halloween yang biasa diselenggarakan pada 31 Oktober, Myers dan beberapa pasien rehabilitasi lain hendak dipindahkan ke penjara berpengamanan tinggi. Secara tak terduga, bus yang mengangkut Myers terguling di tengah hutan dan semua pasien pun berhamburan keluar.
Myers berhasil lolos, kekuatannya tak tertandingi di luar panti rehabilitasi tanpa pengawasan polisi dan pihak berwajib. Lalu, ke manakah Myers akan pergi? Mungkinkah ia kembali ke Haddonfield untuk mengacaukan malam Hallowen? Atau ia akan dilumpuhkan oleh Strode yang selama ini masih menyimpan rasa dendam?
ADVERTISEMENT
Silakan cari tahu jawabannya dengan menonton ‘Halloween, yang tayang pada hari ini, Rabu (17/10) di berbagai bioskop di seluruh Indonesia. Film ‘Halloween’ akan sangat menarik karena akhir-akhir ini jarang ada film slasher horor Hollywood yang beredar dipasaran.
Selain itu, tokoh Michael Myers juga ikonik dan bisa membawa kesan nostalgia bagi para pecinta film-film horor sadis era 70-an. Sutradara Gordon Green juga bertindak cerdas dengan memasukkan scoring film yang terkesan jadul dan font tulisan credit scene yang terlihat nge-blur, khas film-film kuno Hollywood.
Film ‘Halloween’ (2018) rasanya mampu mengobati rasa kecewa karena film ‘Halloween: Resurrection’ (2002) digarap secara asal-asalan dan buruk. Menggunakan Nick Castle sebagai pemeran Myers, juga termasuk langkah cerdas karena ialah orang yang pertama kali memerankan tokoh bertopeng hijau tersebut.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa plot twist dalam film ‘Halloween’ yang cukup apik dan mengejutkan. Dari segi jalan cerita, film ‘Halloween’ agak sulit untuk ditebak dibandingkan banyak film slasher horror lain.
Namun, plot twist yang ada dalam ‘Halloween’ (2018), kemudian juga menyebabkan satu plot hole besar dalam film. Mungkin hal itu disengaja agar film ‘Halloween’ bisa memiliki sekuel.
Secara keseluruhan, ‘Halloween ’ (2018) digarap dengan cukup baik dengan sangat memperhatikan produksi scoring dan berbagai ornamen kecil lainnya. Layak rasanya memberi nilai 7/10 untuk keberanian sutradara Gordon Green menggarap film slasher horror yang kurang populer di era milenial.