Iwan Fals vs Ebiet G Ade, Siapa Penyanyi Legendaris Favoritmu?

19 April 2018 20:16 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ebiet G. Ade​ dan Iwan Fals. (Foto: Dok. Yose Riandi dan Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ebiet G. Ade​ dan Iwan Fals. (Foto: Dok. Yose Riandi dan Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pesona dua penyanyi senior yang satu ini memang tidak ada matinya. Ya, Iwan Fals dan Ebiet G Ade masih aktif memanjakan para penikmat musik Indonesia sampai detik ini.
ADVERTISEMENT
Sejak dulu, petikan gitar Iwan dan Ebiet adalah hal yang ikonis. Apalagi, lagu-lagu ciptaannya yang selalu menyampaikan pesan penting dan mudah untuk dihafalkan.
Iwan dan Ebiet memang kerap membawakan lagu-lagu duka derita kelompok tersisih. Tak jarang pula keduanya mengkritisi kebijakan pemerintahan masa lampau dengan lagu-lagu ciptaannya.
Hingga kini, lagu-lagu ciptaan mereka masih sempat dinyanyikan oleh para pengamen jalanan.
Iwan Fals, musisi legenda Indonesia. (Foto: Fikri Yusuf/ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Iwan Fals, musisi legenda Indonesia. (Foto: Fikri Yusuf/ANTARA)
Virgiawan Listanto merupakan nama asli Iwan Fals. Ia dilahirkan di Jakarta 56 tahun silam. Aliran musiknya condong ke balada, pop, rock, hingga country. Salah satu lagunya yang paling fenomenal adalah 'Bento'.
Kebanyakan, lagu-lagu yang diciptakan Iwan menampilkan suasana sosial kehidupan masyarakat Indonesia. Kritik-kritik terhadap rezim orde baru ia dengungkan melalui judul lagu dan lirik yang ia buat. Sebut saja 'Wakil Rakyat', 'Tante Lisa', 'Siang Seberang Istana', 'Sarjana Muda', hingga 'Lonteku'.
Iwan Fals (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Iwan Fals (Foto: Istimewa)
Kharisma Iwan Fals sangatlah besar. Ia dipuja-puja oleh para penggemarnya yang disebut sebagai OI alias Orang Indonesia. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar di seluruh nusantara.
ADVERTISEMENT
Iwan memulai kariernya sebagai seorang penyanyi saat umurnya tiga belas tahun. Dia kerap menghabiskan waktunya untuk mengamen menggunakan gitarnya di jalanan di Bandung, Jawa Barat. Ketika SMP, ia didapuk sebagai gitaris dalam sebuah grup paduan suara.
Iwan lantas mengadu nasib ke Jakarta. Bersama rekannya, Toto Gunarto, Helmi Bahfen, dan Bambang Bule, mereka membentuk sebuah grup bernama Amburadul. Namun album debut mereka gagal di pasaran, membuat Iwan kembali menjalani profesinya sebagai pengamen.
Album 'Sarjana Muda' yang ia ciptakan sewaktu mengamen rupanya banyak diminati oleh banyak orang. Tawaran menyanyi pun mulai banyak ia terima.
Iwan Fals dulu-sekarang (Foto: iwanfals.co.id)
zoom-in-whitePerbesar
Iwan Fals dulu-sekarang (Foto: iwanfals.co.id)
Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah. Alasannya, lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing kerusuhan. Beberapa lagu bahkan bisa dikategorikan terlalu keras pada masanya, sehingga perusahaan rekaman yang memayungi Iwan Fals enggan--atau lebih tepatnya tidak berani--memasukkan lagu-lagu tersebut dalam album untuk dijual bebas.
ADVERTISEMENT
Terhitung sejak tahun 2002, Iwan Fals telah memiliki kelompok musisi pengiring yang tetap dan selalu menyertai dalam setiap pengerjaan album maupun konser. Menariknya, seluruh alat musik yang digunakan baik oleh Iwan maupun band-nya di setiap penampilan mereka tidak pernah terlihat merek maupun logo. Hal itu untuk menjaga idealismenya yang tidak mau dianggap menjadi wakil dari produk tertentu.
Puluhan lagu telah ia ciptakan, termasuk lagu untuk mengenang anaknya, Galang Rambu Anarki, sebagai bentuk kesedihannya orang tua ditinggal anak kesayangannya. Galang meninggal pada April 1997 secara mendadak, membuat Iwan Fals vakum cukup lama dari dunia musik.
Iwan pun kembali meski musiknya sudah tidak segarang dulu. Meski demikian, Iwan telah menorehkan prestasi dengan mendapatkan puluhan penghargaan dari karya-karya yang ia ciptakan. Seperti 'Penyanyi Rekaman Pria Terbaik', 'Penyanyi Solo Pria Pop Terbaik', hingga 'Lifetime Achievement Awards' atas dedikasinya selama 40 tahun berkarya di dunia Musik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, ada Ebiet G Ade. Dia memiliki nama asli Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far dan lahir di Banjarnegara, Jawa Tengah, 63 tahun silam.
Ebiet dikenal sebagai penyanyi dan penulis dengan lagu-lagunya yang kebanyakan bertemakan alam dan duka derita kelompok tersisih. Lagu yang ia bawakan merupakan balada potret kehidupan masyarakat Indonesia dari masa ke masa. Tema lagunya beragam, ada tentang cinta, alam, sosial politik, bencana, hingga keluarga, salah satu lagunya yang paling fenomenal adalah 'Berita Kepada Kawan'.
Ebiet G. Ade (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ebiet G. Ade (Foto: Wikimedia Commons)
Awal mula ketertarikan Ebiet ke dunia musik berawal saat dirinya pindah dari Banjarnegara ke Yogyakarta. Di Kota Pelajar tersebut, Ebiet bertemu dengan sejumlah seniman Yogya kala itu, seperti Emha Ainun Najib alias Cak Nun, Eko Tunas, dan E.H Kartanegara. Malioboro menjadi tempat Ebiet mulai dikenal banyak orang.
ADVERTISEMENT
Ia sering kali memetik gitar dengan puisi-puisi dari para kawannya. Pacuan semangat dari teman-temannya ini menggerakkan Ebiet untuk melagukan puisi-puisinya. Ebiet pun bersedia bergabung di industri musik Indonesia. Setelah berkali-kali ditolak di berbagai perusahaan rekaman, akhirnya ada perusahaan rekaman yang mau menerimanya.
Ebiet G. Ade (Foto: Facebook  @Ebiet.G.Ade.Official)
zoom-in-whitePerbesar
Ebiet G. Ade (Foto: Facebook @Ebiet.G.Ade.Official)
Melalui perusahaan rekaman tersebut, ia memantapkan langkah untuk mencari rezeki di Jakarta. Lagu-lagunya menjadi tren baru dalam hasanah musik pop Indonesia. Tak heran, Ebiet sempat merajai dunia musik pop Indonesia di tahun 1979-1983.
Namun, pada tahun 1990, Ebiet yang gelisah dengan pemerintahan saat itu memilih rehat dari hingar bingar indutri musik dan memilih berdiri di pinggiran saja. Pada tahun, 2000 Ebiet muncul lagi dengan mengeluarkan album 'Balada Sinetron Cinta' dan 'Bahasa Langit'. Puncaknya, pada akhir 2004, Ebiet mengeluarkan album 'Kita Untuk Mereka' sebagai bentuk kepedulian terkait tragedi Tsunami di Aceh.
ADVERTISEMENT
Selama berkiprah di industri musik, banyak lagu yang telah Ebiet ciptakan. Tak jarang lagu-lagunya tersebut diganjar dengan beragam penghargaan, di antaranya adalah 'Penyanyi Solo dan Balada Terbaik', 'Pencipta Lagu Kesayangan', hingga penghargaan dari beberapa lembaga.
Ebiet G. Ade, penyanyi senior (Foto: Prabarini Kartika/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ebiet G. Ade, penyanyi senior (Foto: Prabarini Kartika/kumparan)
Di antara dua penyanyi legendaris ini, siapa favoritmu? Tulis jawaban dan alasanmu di kolom komentar!