Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Presenter Jody Sumantri alias Jody 'Super Bejo' terus berupaya menjadi pribadi yang lebih baik. Ia memutuskan untuk berhijrah usai terkena serangan jantung pada 2016 lalu.
ADVERTISEMENT
Proses yang dilakukan selama berhijrah tidaklah mudah. Ia rutin melaksanakan salat tahajud selama 40 kali dalam rentang waktu 2 bulan. Bagi Jody, amalan tersebut terasa asing karena sebelumnya ia hampir tidak pernah melakukan itu.
"Jadi dari mulai umrah yang pertama waktu itu pakai ihram begini, Jody ditegur masalah tato, ya ini sudah yang keempat kali tatonya. Treatment-nya ini sudah hilang, ya ini lagi treatment tato terus. Karena dia untuk laser tato itu tidak cukup sekali, jadi harus berkali-kali," ucap Jody saat ditemui di kawasan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (8/5).
Jody pun bersyukur bahwa ia tidak harus mengeluarkan biaya yang mahal untuk bisa menghilangkan tato yang ada ditubuhnya. Ia diendorse oleh salah satu pemilik usaha jasa menghapus tato. Apalagi harga untuk menghilangkan tato tidak murah yakni sekitar Rp 30 ribu per 1 cm.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau mau dilihat ini yang mau dilaser dan ini yang sudah dilaser. Jadi perbedaannya jauh sekali, yang belum dilaser sebelah kiri, itu masih terang banget kan. Dan ini (lengan kanan) yang sudah dilaser. Jadi dia sudah agak pudar dan ini sudah yang keempat," imbuhnya sambil memperlihatkan tato yang menempel di kedua lengannya.
Pemain film 'Cinta 2 Hati' itu juga sempat menanyakan perihal keberadaan tato dalam prosesnya berhijrah kepada Ustaz Khalid Basalamah dan Ustaz Adi Hidayat. Ia pun mengaku puas dengan jawaban ustaz tersebut usai diberikan risalah tentang Umar Bin Khattab.
"Dua-duanya sama bilangnya, 'Antum tahu enggak ceritanya Umar, sahabat rasul yang dulunya parah banget, kemudian menjadi tangan kanannya rasul, bahkan makamnya pun di sebelah makam Rasulullah. 'Jadi antum ini belum seberapa', mereka dua-duanya bilang seperti itu," kata Jody bercerita.
Setelah mendapatkan petuah dari sejumlah ustaz, keinginan Jody untuk terus berhijrah kian mantap. Ia kini terus menatap ke masa depan dibandingkan harus kembali berkutat dengan masa lalu yang kelam.
ADVERTISEMENT
"Jadi Islam itu melihat yang masa sekarang dan masa yang akan datang. Apa masa yang akan datang? Cuma satu, batu nisan, he-he-he. Jadi kita harus punya bekal bagaimana sebelum kita dikafankan," tutur Jody tanpa bermaksud menggurui.
Lantas, apakah yang dirasakan oleh pria berumur 49 tahun tersebut usai memilih jalur hijrah sebagai aktivitasnya saat ini?
"Wah enggak bisa diomongin pakai kata-kata deh. Pokoknya nyaman. Pokoknya luar biasa. Pokoknya nikmat banget hidupnya gitu," katanya.
Meski kini Jody sudah menjual rumah hingga mobil pribadinya, ia tetap bersyukur dan menikmati kondisi hidupnya yang sederhana. Ia rela menjual rumah yang dibelinya secara kredit, demi menghindari riba. Keluarga pun mendukung dengan keputusan Jody tersebut.
"Mereka malah justru yang menguatkan untuk jual. 'Percuma papa sering pergi ke masjid segala macam, tapi kalau masih ada ganjelan'. Dan memang benar, begitu ini dijual segala macam, mau tidur jam berapa saja, aman, nyaman banget. Besoknya bangun, 'Wah enggak ada email lagi'. Insyaallah, jadi hidup tanpa riba itu luar biasa," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi sekarang saya ngontrak sama anak saya, sama istri saya. Saya kalau dibilang secara kasat mata, 'Bapak sudah enggak punya apa-apa?' Benar. Tapi saya yakin, insyallah, di sana (hari akhir) saya kaya raya," lanjut Jody 'Super Bejo' sambil tersenyum.