Kembaran Ifan 'Seventeen' Masih Trauma Peristiwa Tsunami

8 Januari 2019 7:56 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Riedhan Fajarsyah dan Chintya Wijaya. (Foto: Giovanni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Riedhan Fajarsyah dan Chintya Wijaya. (Foto: Giovanni/kumparan)
ADVERTISEMENT
Saudara kembar Ifan 'Seventeen', Riedhan Fajarsyah alias Idan, menjadi salah satu korban selamat dari gelombang tsunami yang menerjang pesisir pantai Tanjung Lesung, Banten, beberapa pekan lalu. Tak hanya Idan, istrinya Cynthia Wijaya dan putranya Kenzie juga berhasil selamat.
ADVERTISEMENT
Kendati dua pekan telah berlalu sejak kejadian, Idan dan keluarga masih diliputi trauma. Mereka masih terbayang akan tingginya gelombang yang menelan ratusan korban jiwa tersebut.
“Kalau kondisi keluarga sih, alhamdulillah udah baiklah. Memang traumanya masih berat, masih lumayan berat,” kata Idan, ketika ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Senin (7/1).
Riefian Fajarsyah alias Ifan 'Seventeen' dan kembarannya Riedhan Fajarsyah alias Idan. (Foto: Instagram @ifanseventeen dan @riedhanfajarsyah.)
zoom-in-whitePerbesar
Riefian Fajarsyah alias Ifan 'Seventeen' dan kembarannya Riedhan Fajarsyah alias Idan. (Foto: Instagram @ifanseventeen dan @riedhanfajarsyah.)
Idan masih terbayang situasi mengerikan saat gelombang tsunami menerjang. Ia bahkan merasa khawatir saat ada angin yang cukup kencang di rumah.
“Habis maghrib kalau ada angin kencang aja, kami udah ketakutan sendiri, diam. Jadi ketakutan karena sangat-sangat mengerikan, ya,” tutur Idan.
Tak hanya saudara kembar Ifan 'Seventeen', Cynthia juga merasakan hal yang sama. Ia masih diliputi ketakutan jika sedang sendiri di dalam kamar. Terlebih saat memejamkan mata, Cynthia jadi teringat kejadian tersebut.
ADVERTISEMENT
“Aku semalam jam 04.00 pagi atau jam 03.00 pagi, karena dia (Idan) masih di bawah sama Ifan jadi aku nyariin dia 'Sayang, sayang mana ya sini dong.' Karena pas aku merem enggak tahu, keinget lagi,” kata Cynthia.
“Karena kejadian itu baru dua minggu, jadi kebayang itu-itu terus,” tambahnya.
Begitu pula dengan Kenzie putra semata wayang mereka. Saat ini Kenzie juga masih pemulihan terkait luka jahitan di wajah.
Khusus untuk Kenzie, Idan dan istri berencana membawa sang anak ke psikolog untuk membantu pemulihan pascatrauma. Namun, mereka masih menunggu waktu yang tepat.
“Takutnya nanti dia malah tambah 'Kok ditekan, ditanya-tanya terus,' gitu. Kami kasih waktu sebulan dulu atau sebulan setengah, baru kami datang (ke psikolog),” ungkap Cynthia.
ADVERTISEMENT
Meski pernah diterjang tsunami, Cynthia menuturkan Kenzie masih berani melakukan kontak dengan air seperti di kolam renang. Namun, Kenzie belum mau diajak pergi ke pantai.
“Aku mikir daripada dia trauma seumur hidup melihat air, aku bilang sana berenang, terus dia masih mau. Cuma aku tanya, 'Nak, mau pergi ke pantai?' Dia enggak mau. Kenzie takut kebawa ombak besar lagi,” tutupnya.