Lebih Dekat dengan Tulus Lewat Konser 'Monokrom' di Jakarta

7 Februari 2019 1:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulus di Konser Monokrom Foto: Jamal Ramadan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tulus di Konser Monokrom Foto: Jamal Ramadan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Konser 'Monokrom' menjadi salah satu persembahan cinta Tulus untuk para penggemar setianya. Melalui konser tersebut, penyanyi berusia 31 tahun itu berusaha untuk berkomunikasi secara intim dengan para penonton yang hadir.
ADVERTISEMENT
Pemilik nama lengkap Muhammad Tulus tersebut membawakan kurang lebih 25 lagu dalam konser yang digelar di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (6/1) malam. Ia hampir selalu menceritakan beragam kisah setiap hendak membawakan lagu. Misalnya saja saat menyanyikan lagu 'Gajah'. Meskipun sudah banyak yang tahu tentang makna di balik lagu tersebut, ia kembali mengisahkan cerita tentang single itu secara singkat untuk para penggemarnya. "Itu (lagu 'Gajah') bercerita tentang masa kecil saya. Sejak kecil saya enggak kecil-kecil banget," ujarnya sembari tertawa.
Tulus di Konser Monokrom Foto: Jamal Ramadan/kumparan
Tiap-tiap kisah yang diceritakan oleh Tulus dari atas panggung dikemas secara ringan dan diselingi oleh humor-humor khas miliknya. Namun, tak jarang pula ia menceritakannya secara serius dan menyentuh hati. Seperti misalnya saat Tulus hendak membawakan lagu 'Teman Hidup' yang berasal dari album perdananya. Ia sedikit mengenang kisah kakek dan neneknya yang kini sudah tiada. "Aba (kakek) adalah sosok yang enggak pernah saya kenal. Karena saya lahir, enggak lama setelah Aba meninggal dunia. Meskipun Aba dan Umi (nenek) sudah enggak ada, tapi saya yakin dia lihat, dia ada di sini," jelasnya. Pria yang menempuh pendidikan di bidang arsitektur juga bercerita tentang 'Gerakan Teman Gajah Tulus' dan program 'Bantu Guru Belajar Lagi' yang tengah digalakannya selama beberapa tahun terakhir.
Tulus di Konser Monokrom Foto: Jamal Ramadan/kumparan
ADVERTISEMENT
Cerita tersebut dikisahkannya pada para penonton setelah membawakan lagu berjudul 'Tergila-gila'. Tulus menghadirkan beberapa kejutan selama konser 'Monokrom' berlangsung. Lagu-lagunya banyak yang diaransemen ulang menjadi suatu karya apik yang menyenangkan untuk didengarkan berulang-ulang. Penyanyi berdarah Minangkabau tersebut juga menghadirkan sebuah karya anak bangsa, asal Yogyakarta, berupa semacam boneka raksasa yang digerakkan oleh 'dalang' di atas panggung yang disebut Papermoon Puppet Theatre. 'Boneka raksasa' tersebut hadir menemani Tulus saat ia melantunkan lagu 'Monokrom' dan 'Teman Hidup'. Dalam konser 'Monokrom', Tulus juga mengajak seorang anak berkebutuhan khusus yang mahir bermain keyboard bernama Rino Rinaldi. Ia mengiringi penampilan Tulus saat membawakan lagu berjudul 'Sepatu'.
Tulus di Konser Monokrom Foto: Jamal Ramadan/kumparan
ADVERTISEMENT
Belum cukup sampai di situ saja, Tulus juga menampilkan aksi memukau dari tim paduan suara yang kompak mengenakan busana hitam pada malam hari ini. Harmonisasi suara Tulus dan tim paduan suara menyatu indah ketika menyanyikan lagu 'Langit Abu-abu'. Penonton yang sejak awal penampilan Tulus heboh bersorak-sorai, mendadak hening dan terdiam ketika Tulus dan tim paduan suara melantunkan lagu itu dengan begitu indah. Tim paduan suara tersebut kembali ke atas panggung di penghujung penampilan Tulus. Mereka yang berjumlah lebih dari 20 orang, membentuk sebuah lingkaran besar di sekeliling panggung.
Tulus di Konser Monokrom Foto: Jamal Ramadan/kumparan
Tulus dan tim paduan suara menutup konser 'Monokrom' di Istora Senayan dengan melantunkan 'Lagu untuk Matahari' dan 'Manusia Kuat'. Semangat para penonton kembali bangkit berkat energi kuat yang mereka tampilkan dari atas panggung. Ledakan convetti di pinggir panggung menjadi pertanda berakhirnya konser 'Monokrom' di Jakarta yang berlangsung selama 2,5 jam. Melalui konser 'Monokrom', Tulus seakan ingin menunjukkan bahwa tak ada jarak yang jauh antara dirinya dan para penggemar. Ia ingin para penggemar setianya mengenal dia lebih dekat melalui karya-karya yang diciptakannya selama ini.
ADVERTISEMENT