Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
'Liam dan Laila', Persembahan Nirina Zubir untuk Tanah Leluhur
12 September 2018 19:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ini juga menjadi kesempatan pertamanya berperan dalam film yang mengangkat budaya Minang, mengingat aktris berusia 38 tahun tersebut tak pernah mendapat tawaran untuk membintangi film serupa sebelumnya. Bagi Nirina, membintangi film ‘Liam dan Laila’ menjadi salah satu bentuk persembahannya bagi tanah leluhur.
“Mungkin ini salah satu cara aku untuk membahagiakan orang tua, dengan memainkan karakter dari tanah leluhur. Senang banget. Sebelumnya, sedih, 'Kok, gue enggak bisa mewakili daerah gue sendiri?' Begitu datang tawaran ini, aku deg-degan banget,” ujar Nirina saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (12/9).
Saat pertama kali menerima skenario, Nirina langsung memberikannya kepada sang ayah. Sang ayah kemudian ternyata justru menantangnya untuk menerima peran tersebut. Alhasil, dengan mantap ia segera mengiyakan tawaran untuk berperan di film ‘Liam dan Laila’.
ADVERTISEMENT
Dalam film yang berlatar tempat di Bukittinggi, Sumatera Barat, itu Nirina Zubir dituntut untuk terdengar fasih berbahasa Minang. Meski sempat kesulitan, pada akhirnya ia mampu memberikan yang terbaik.
"Senang banget main film dari tanah kelahiran orang tua, dapat menggunakan bahasa asli Minang, dengan cengkoknya. Tidak mudah ternyata. Walaupun familiar di rumah, tapi begitu dikasih full, keringat dingin... karena harus pakai hati dan perasaan," tuturnya.
Dalam proses penggarapan film ‘Liam dan Laila' pula ia menyadari betapa indahnya bahasa Minang. “Cengkoknya, bahasanya itu juga puitis banget, halus dan punya banyak arti. Aku merasa, ya Allah, selama ini ke mana saja, sih,“ ucap Nirina.
Arief Malinmudo mengatakan bahwa para pemain seolah telah berjodoh dengan karakter mereka masing-masing di film itu. Alhasil, cukup mudah baginya untuk mengarahkan mereka yang hampir seluruhnya berdarah Minang, seperti Gilang Dirga, David Chalik, Praz Teguh, dan Adiesty Fierza.
ADVERTISEMENT
Di antara para aktor berdarah Minang, tampil Jonathan Cerrada yang memiliki darah Belgia dalam ‘Liam dan Laila'. Tak hanya berakting, ia juga menyanyikan 'Lintas Galaksi', original soundtrack (OST) film tersebut.
‘Liam dan Laila’ bercerita tentang Liam (Jonathan Cerrada) yang jatuh cinta dengan Laila (Nirina Zubir ), seorang gadis Minangkabau berusia 31 tahun yang amat menjunjung tinggi tatanan budayanya. Berbagai perbedaan di antara mereka menjadi ujian yang tak mudah.
“Sebenarnya, Minang cuma representasi dari Indonesia. Saya mencoba membahas bahwa setiap orang punya kebebasan untuk memih kebebasan menurut kita sendiri,” ucap Arief mengenai film yang akan dirilis pada 4 Oktober mendatang itu.