Mengapa Kita Tidak Sadar Melakukan Typo?

1 Maret 2017 7:24 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Mengetik lebih mendukung adanya typo (Foto: Pixabay)
Kita sering tidak sadar akan kesalahan saat mengetikkan sesuatu. Dan menurut penelitian, hal itu normal belaka.
ADVERTISEMENT
Anda telah menyelesaikan sebuah draft tulisan. Anda telah menyusunnya sedemikian rupa sehingga alurnya mudah dipahami dan pesan yang Anda maksud mudah tersampaikan. Anda sekali lagi menyisir kemungkinan adanya kesalahan, dan ketika hendak mengunggahnya Anda yakin sama sekali tidak ada typo yang bertahan.
Dan saat tulisan Anda sampai ke benak pembaca, yang mereka sadari bukanlah bagaimana kehati-hatian Anda menyusun pesan itu; justru salah ketik, katakanlah, di baris keempat paragraf kedua tulisan yang Anda susun.
Typo memang menyebalkan. Mereka mensabotase tulisan Anda. Mereka mengesampingkan maksud yang Anda tuangkan, membuat tulisan Anda tak selesai dibaca dan hanya menjadi sampah digital yang numpang lewat.
Tapi ada penjelasan untuk hal tersebut. Ada pembelaan ketika Anda justru sangat sulit menemukan kesalahan dalam tulisan Anda sendiri.
ADVERTISEMENT
Dr Tom Stafford, peneliti di bidang psikologi dan ilmu kognitif manusia yang juga menjadi pengajar di Universitas Sheffield, Inggris telah melakukan penelitian secara khusus tentang eror atau kekeliruan dalam sebuah tulisan.
“Ketika Anda sedang menulis, Anda tengah berusaha untuk menyampaikan sebuah pesan. Sebuah makna. Dan itu adalah pekerjaan tingkat tinggi,” katanya, dilansir dari Business Insider.
Ia mengatakan, bahwa kegiatan menulis memaksa seseorang untuk secara bersamaan melihat segalanya sebagai “percampuran antara data pasti yang diterima sensor indera dan ekspektasi kita akan suatu hal”.
Ilustrasi Typo (Foto: Thinkstock)
Sederhananya, kita sulit menyadari adanya suatu kesalahan karena pikiran kita telah terpaku pada bayangan ideal tentang apa yang kita tulis.
“Ini terjadi setiap saat. Masalahnya adalah persepsi. Kesalahan ketik kita akan sangat sulit untuk disadari, murni karena kita tahu apa yang kita maksud di tulisan kita. Dan ini menghalangi pembacaan sensorik atas apa yang benar-benar telah kita tulis,” jelas peneliti asal Inggris tersebut.
ADVERTISEMENT
Bahkan menurutnya, bukan hanya penulis yang akan kesulitan menyadari kesalahan ketik.
“Semakin pembaca paham akan isi tulisan Anda, semakin ia terfokus pada makna dan pesan dari tulisan itu. Ia akan cenderung mengabaikan detail-detailnya, seperti typo,” ujarnya.
Berbeda dengan menulis secara tradisional dengan pena, mengetik membutuhkan kelihaian motorik yang lebih tinggi. Kemudahan yang ditawarkan dengan teknologi pengetikan juga membawa ancaman kesalahan tulis yang lebih tinggi.
“Dalam tulisan tangan prosesnya akan lebih sulit (untuk melakukan typo). Ini dikarenakan ‘urutan’ huruf dalam sebuah kata telah tersimpan dalam benak dan kemampuan motorik kita secara lebih mendalam,” katanya menjelaskan sedikitnya typo di tulisan tangan.
Pemisahan secara fisik dari huruf-huruf di teknologi pengetikan modern membuat kesalahan urutan huruf-huruf dalam sebuah kata lebih mudah dilakukan.
ADVERTISEMENT
“Sangat langka Anda melakukan kesalahan urutan huruf dalam sebuah kata. Itu karena otak Anda mempersiapkan kata-kata dengan lebih mendalam, karena Anda akan lebih pelan ketika menulis tangan,” ujarnya.
“Berbeda dengan menggunakan mesin. Huruf per huruf dipisah, memungkinkan kesalahan lebih sering dilakukan karena Anda harus memproses lagi huruf mana yang didahulukan dari huruf lainnya,” lanjutnya lagi.
I Neevr Make Typo (Foto: Terrance Heath/Flickr)
Bagaimana Cara Menghindarinya?
Sayangnya, tidak semua dari kita memiliki tim editing yang akan memeriksa kesalahan yang kita buat. Meski begitu, tips ini mungkin bisa Anda coba.
Salah satunya adalah dengan beranjak sejenak dari tulisan tersebut dan menghabiskan beberapa waktu sebelum membacanya ulang. Otak Anda, menurut Stafford, akan lebih segar dan lebih mudah untuk menyadari adanya kesalahan.
ADVERTISEMENT
Yang kedua adalah membacanya dengan keras-keras. Suara akan didengar oleh telinga Anda, yang tentunya akan menyadari kesalahan dalam suatu tulisan. Anda juga cenderung akan menyadari kesalahan sebelum mengatakannya keras-keras.
Yang terakhir adalah membuat orang yang ada di sekeliling Anda, terutama yang tidak paham akan isi tulisan, untuk membacanya kembali dengan suara yang terdengar. Ini akan memaksanya membaca dengan lebih hati-hati karena ia tidak memiliki bayangan ideal tentang pesan dari tulisan Anda.