Mengenal AIR, Proyek Tak Sengaja Afgan, Isyana, dan Rendy Pandugo

9 Maret 2019 12:24 WIB
clock
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rendy Pandugo (AIR), Isyana Sarasvati, Afgan. Foto: Alexander Vito/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rendy Pandugo (AIR), Isyana Sarasvati, Afgan. Foto: Alexander Vito/kumparan
ADVERTISEMENT
Afgansyah Reza, Isyana Sarasvati, dan Rendy Pandugo merupakan tiga penyanyi solo yang telah memiliki banyak penggemar di Indonesia. Musik mereka masing-masing berhasil diterima secara baik, terutama oleh kaum milenial.
ADVERTISEMENT
Ketiganya membentuk proyek kolaborasi yang disebut AIR--singkatan dari nama mereka--sejak tahun lalu. Di proyek itu, Afgan, Isyana, dan Rendy seolah membuang musikalitas masing-masing sebagai solois dan membaur demi menciptakan satu karya musik baru yang solid.
kumparan berkesempatan untuk mewawancarai 'AIR' di kawasan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Jumat (8/3). Ketika ditemui, ketiganya begitu ramah dan bersedia menceritakan proyek AIR sejak pertama terbentuk hingga telah memperoleh popularitas sendiri seperti sekarang ini.
Proyek AIR pertama kali mengudara pada Maret 2018. Menurut Afgan, proyek tersebut awalnya terbentuk dari ketidaksengajaan.
"Awalnya cuma saya sama Rendy ada proyek nulis lagu bareng. Tapi, saat itu memang ada Isyana di studio. Pas bertiga ngobrol-ngobrol, bercanda gitu, tiba-tiba A&R kita ngomong, 'Kenapa enggak kalian bikin kolaborasi aja bertiga?'" ungkap Afgan.
ADVERTISEMENT
Mendengar usulan tersebut, Afgan, Isyana, dan Rendy mencoba jamming bersama di sana. Pada akhirnya, mereka justru rajin membuat berbagai notasi dan aransemen lagu tanpa paksaan dari siapa pun.
"Kayaknya memang kolaborasi yang seru tuh, ya begitu, ya. Tanpa paksaan, organik aja gitu. Alhasil, orang-orang jadi enjoy juga menikmati karya kami," ujar Afgan.
Kehadiran Isyana Sarasvati di antara Afgan dan Rendy rupanya menjadi pembuka jalan untuk menyatukan dua kepribadian lelaki yang memiliki sifat serta karakter berbeda tersebut.
Aksi panggung Isyana Sarasvati di BNI Java Jazz Festival 2019. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
"Kami beruntung banget punya Isyana. Dia ini satu-satunya yang bisa merekatkan kami. Dia, tuh, suka kayak bercanda-canda. Jadi, yang tadinya serius-serius bisa lebih cair," tutur Afgan.
"Ya, kan, proyek kami ini filosofinya memang ingin seperti air. Go with the flow, gitu," timpal Isyana menanggapi pujian Afgan penuh tawa.
ADVERTISEMENT
Bukan cuma menjadi perekat, Isyana rupanya juga dianggap sebagai perangkai diksi paling hebat di AIR. Menurut Rendy, adik Rara Sekar itu mampu menulis lagu di tengah tuntutan deadline sempit.
"Dia ini bisa bikin lagu cepat. Kalau saya pribadi, ya, susah pasti. Kalau disuruh bikin lagu, cepat. Dia bisa gitu, nemu inspirasi, langsung tulis. Tulis, jadi," paparnya.
Isyana Sarasvati pun mengaku senang bisa berkolaborasi dengan dua musisi berbeda karakter, Afgan dan Rendy. "Ini juga kan cara kita memberi tahu fans tentang kekuatan kolaborasi. Maksudnya, dari 'AIR' ini orang bisa lihat kalau musisi berkolaborasi akan tercipta satu karya yang baru dan berbeda, gitu," katanya.
Rendy Pandugo yang Cinta Mati dengan AIR
Jika dibandingkan Afgan dan Isyana yang terkenal sebagai musisi pop, Rendy Pandugo lebih dikenal sebagai musisi folk. Ya, lelaki berusia 33 tahun itu punya latar belakang musik yang paling berbeda.
ADVERTISEMENT
Berkolaborasi dengan dua musisi pop, Rendy senang karena ia akhirnya bisa keluar dari zona nyaman. Berkarya bersama AIR menjadi pengalaman yang sangat berarti di sepanjang karier bermusiknya.
"Di sini, tuh, kami jadi bisa menunjukkan sisi-sisi lain musikalitas kami. Kami bisa main akustikan, R&B, cover lagu lawas. Jadi, musik gue bisa dieksplorasi. Orang juga bisa tahu jati diri lain kami masing-masing," ungkap Rendy.
Rendy Pandugo di We The Fest 2018 Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan
Di acara Java Jazz Festival 2019, Rendy pun sempat tampil dengan grup kolaborasi berbeda, yakni JAR bersama Jaz dan Ardhito Pramono. Meski punya proyek kolaborasi lain, ia tidak rela melepaskan AIR.
"Ya, karena gue terlalu sayang sama AIR. Jangan sampai enggak diterusinlah AIR ini. JAR itu juga kan cuma proyek sekali untuk Java Jazz," ucapnya.
ADVERTISEMENT
AIR Hasilkan Single dengan Musik yang Beda-beda
Ketika pertama kali muncul di publik, AIR menelurkan single bertajuk 'Heaven'. Menurut Isyana Sarasvati, lagu tersebut awalnya hanya notasi iseng yang tercipta selama jamming.
"Awalnya cuma jamming di studio, terus terciptalah notasinya si 'Heaven' itu. Terus, dilihatlah sama A&R kita, 'Eh kenapa kalian enggak kolaborasi saja?' Saat itu, ya, belum ada liriknya, cuma strukturnya aja. Tiga bulan setelahnya, baru dijadiin, deh," ungkapnya.
Berawal dari iseng, kini single 'Heaven' menjadi salah satu heavy rotation di berbagai radio Indonesia. Ketiganya pun menilai hal itu sebagai berkah yang tidak diduga-duga.
"Semuanya tanpa pressure apa pun. Memang enggak nyangka karena lagu itu kami ciptain santai. Ternyata lagu itu membawa rezeki, dapat 11 ribu stream," tutur Isyana diselingi tertawa.
ADVERTISEMENT
Seperti 'Heaven', single terbaru AIR yang bertajuk 'Feel's So Right' juga berbahasa Inggris. Namun, nyatanya semua benar-benar tidak disengaja.
"Enggak mikir sampai kayak AIR itu harus lagunya bahasa Inggris. Memang keluarnya aja begitu," kata Afgan.
Aksi panggung Afgan Syahreza di BNI Java Jazz 2019 Foto: Irfan Adi Saputra
'Feel's So Right' yang bernuansa R&B pop dirilis pada pekan lalu. Aransemen di lagu itu memang berbeda jauh dari 'Heaven' karena suatu alasan.
"Kami tidak punya aransemen khusus yang gimana gitu. Lagu 'Feel's So Right' ini kan memang dibuat untuk encourage orang, enggak mungkin, dong, aransemennya akustik kayak 'Heaven', nanti lemas," tutur Isyana Sarasvati.
Kini, 'Feel's So Right' sudah didengarkan oleh lebih dari 220 ribu orang di Spotify. Single itu pun menjadi awalan untuk proyek mini album atau extended play (EP) dari AIR.
ADVERTISEMENT
"Karena lagu itu seru banget, kami jadi semangat kerjain satu lagu lagi jelang EP. Semalam habis mulai recording salah satu lagunya," ucap Afgan.
EP dari AIR nantinya akan memuat lima lagu, yakni tiga lagu orisinal, satu remix dari lagu 'Heaven', dan satu lagu cover. Mereka belum mau mengungkap lagu apa yang akan didaur ulang. Yang jelas, lagu tersebut sudah sangat terkenal dan cukup lawas.
"Lagu lawas, deh, pokoknya. Pas Isyana dan Rendy setuju, gue senang banget pokoknya. Judulnya belum bisa dibocorin, tapi itu lagu '90-an jelang 2000-lah," ujarnya.
Isyana yakin, EP yang akan diluncurkan pada April mendatang itu bisa membuat banyak orang terkejut. Sebab, komposisi di dalamnya akan sangat berbeda.
ADVERTISEMENT
"Lihat saja single 'Heaven' dan 'Feel's So Right'. Nanti, single baru kami ini akan beda lagi, nih, karena kami enggak mau kotak-kotakin musik AIR. Maunya semua lagu punya tema berbeda dan aransemennya juga beda," tutup Isyana Sarasvati.