Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Menikmati 'Venom' Tanpa Kehadiran Spider-Man
3 Oktober 2018 13:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Meski lisensi tokoh Spiderman telah diambil oleh Marvel Studios, Sony Pictures tetap berusaha untuk membuat Marvel Cinematic Universe (MCU) tersendiri menggunakan sisa-sisa karakter yang masih dimiliki. Sebagai permulaan, Sony Pictures mendaulat sutradara Ruben Fleischer ('Zombieland', '30 Minutes or Less', 'Gangster Squad') untuk mengerjakan film 'Venom'.
ADVERTISEMENT
Jika di 'Spiderman: Homecoming' pemeran Batman, Michael Keaton, dipercaya untuk menjadi penjahat utama bernama Vulture, di 'Venom' pemeran Bane, penjahat utama Batman di film 'The Dark Knight Rises', Tom Hardy, dipercaya untuk memerankan jagoan utama Eddie Brock atau Venom. Selain Hardy, Michelle Williams memerankan tokoh Anne Weying, kekasih Eddie Brock, Riz Ahmed sebagai Carlton Drake, pemilik Life Foundation, dan Jenny Slate sebagai Dr. Dora, karyawan Life Foundation yang membelot.
Film 'Venom' sendiri mengadaptasi dua komik karya David Michelinie, yaitu 'Venom: Lethal Protector' dam 'Planet of the Symbiotes'. Jika di dua komik tersebut tokoh Spiderman tetap hadir sebagai jagoan utama, film 'Venom' mengupayakan sedemikian rupa agar tokoh Venom bisa berdiri sendiri tanpa Spiderman atau tokoh superhero lain dari Marvel Studios.
ADVERTISEMENT
Kisah film 'Venom' bermula saat pesawat luar angkasa milik Life Foundation hendak kembali ke bumi setelah sukses melakukan ekspedisi luar angkasa mencari sampel sumber kehidupan asing. Jelang memasuki atmosfer, terjadi masalah teknis yang menyebabkan pesawat luar angkasa tersebut jatuh di hutan Malaysia Timur.
Hendak memeriksa keadaan para astronot dan keselamatan sumber kehidupan asing yang dibawa, tim medis justru dikejutkan karena satu dari tiga sampel menghilang. Seorang astronot bernama Thompson pun tidak mati saat kecelakaan. Ketika hendak ditolong, diketahui bahwa Thompson tidak mati karena terinfeksi sampel yang hilang dan sampel itu kemudian merasuk dalam tubuh anggota-anggota tim medis.
Di sisi lain, wartawan Eddie Brock yang kabur dari New York ke San Fransisco tengah asyik menikmati kejayaan program televisi barunya bersama sang kekasih, Anne. Suatu hari, Eddie dipanggil oleh atasannya untuk mewawancarai Carlton Drake, pemilik pesawat luar angkasa Life Foundation yang baru saja mengalami kecelakaan. Sempat menolak, Eddie pun setuju demi mempertahankan kariernya.
ADVERTISEMENT
Satu hari jelang wawancara, Eddie secara sembunyi-sembunyi melihat pesan rahasia di email Anne yang ternyata berhubungan langsung dengan Drake dan Life Foundation. Eddie terkejut, namun dia menjadikannya sebagai bahan untuk mewawancarai Drake.
Wawancara pun terjadi, dan Eddie mengungkap beberapa rahasia Life Foundation. Eddie pun dipecat, dan Anne dibebastugaskan karena gagal menjaga rahasia Life Foundation.
Drake memang kesal dengan wawancaranya bersama Eddie, namun ia bahagia karena dua sampel sumber kehidupan luar angkasa yang ia sebut sebagai simbiot tiba dengan selamat di laboratoriumnya. Merasa di atas angin, Drake meminta Dr. Dora untuk menyatukan sampel tersebut pada manusia. Dora yang gerah dengan tindakan keji Drake menghubungi dan meminta Eddie menggelar investigasi. Eddie yang awalnya menolak akhirnya bersedia.
Di satu malam, Dora dan Eddie menyelinap masuk ke dalam laboratorium Life Foundation. Saat mengumpulkan bukti-bukti, Eddie terkejut karena melihat kawannya, Maria, dikurung di dalam sebuah sel kaca. Merasa marah dan kalut, Eddie memecahkan kaca dan menyelamatkan Maria yang ternyata tengah dipersatukan dengan simbiot. Hal itu membuat Eddie terinfeksi.
ADVERTISEMENT
Eddie berhasil kabur dari laboraturium Life Foundation dan langsung menuju ke apartemennya di San Fransisco. Di sana, Eddie berlaku aneh dan melihat sosok hitam dengan gigi-gigi yang tajam di kaca. Namun, sosok itu membantu Eddie saat dirinya dalam keadaan terdesak.
Di sisi lain, salah seorang anak buah Drake merekam semua kekuatan Venom saat membantu Eddie. Dari hasil rekaman tersebut, Drake mengetahui bahwa simbiot mampu menyatu secara sempurna dengan tubuh Eddie.
Lalu, mengapa Eddie tidak merasa kesakitan saat simbiot merasuki tubuhnya? Apa pula alasan Venom bertindak seolah melindungi Eddie dari berbagai bahaya? Selain itu, Drake sudah tahu bahwa simbiot bisa beradaptasi dengan sempurna di tubuh Eddie. Apakah dia akan melakukan tindakan keji pada Eddie?
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, ke mana perginya simbiot ketiga yang menghilang dan merasuki petugas medis? Mungkinkah ia berusaha mencari Venom dan terbang jauh dari Malaysia ke Amerika Serikat? Jika Venom dan simbiot tersebut berhasil bertemu, mungkinkah terjadi satu kekacauan besar?
Ya, silakan cari tahu dengan menonton film 'Venom' yang mulai tayang serentak di bioskop-bioskop seluruh Indonesia pada hari ini, Rabu (3/10). Satu hal yang pasti, Sony Pictures mampu dengan apik memanfaatkan berbagai karakter yang dimiliki dan mencipta MCU tersendiri tanpa bantuan para superhero, seperti Spider-Man, Ironman, atau pun Hulk.
Memang selama ini, publik mengetahui bahwa bentuk Venom yang seram dengan mata putih besar, gigi tajam, dan lidah panjang merupakan hasil dari simbiosis dengan kostum Spiderman dan bukan bentuk tubuh asli di planet asalnya. Namun, dengan penjabaran yang cukup lengkap di film 'Venom', rasanya hal itu bisa dimaklumi.
Tak banyak kekurangan di film 'Venom'. Kisah asmara Eddie dan Anne terasa pas, komedi dan aksi yang ditawarkan pun cukup menghibur bagi para pecinta komik Marvel. Namun, Sony Pictures membawa lagi kebiasaan buruknya di film 'The Amazing Spider-Man' dengan menampilkan beberapa adegan aksi yang terlalu cepat dan membuat mata pusing.
ADVERTISEMENT
Jadi, film 'Venom' terasa unggul dalam hal cerita dan pembagian porsi adegan. Namun, fans berat Marvel pasti akan merasa sedikit kurang bahagia karena tokoh Spiderman yang notabene terkenal sebagai kerabat dan rival utama Venom tak disebutkan sama sekali dalam film. Layak rasanya jika penulis memberi nilai 7,5/10 untuk 'Venom'.
Terakhir, ada dua post-credit scene di film 'Venom' dan salah satunya sangat penting karena menyangkut masa depan MCU versi Sony Pictures. Jadi, jangan beranjak dari bioskop setelah end credit, ya!