Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Natalie Sarah Cerita Masa Lalu dan Momen Ketika Menjadi Mualaf
24 Juli 2018 10:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Pesinetron Natalie Sarah berbagi cerita tentang proses perjalanan hidupnya dalam acara ‘Pagi-pagi Pasti Happy’ di Trans TV, Selasa (24/7). Ia dikorek tentang masa lalunya yang prihatin; tentang hubungan dengan ayahnya yang kurang baik, juga sempat tinggal di rumah yang reyot.
ADVERTISEMENT
“Dulu itu waktu aku baru lulus SMA,” kata Sarah dengan air mata yang mulai menggenang.
“Aku di sana belajar agama, bukan diasingkan,” tambahnya memberi penegasan atas pertanyaan Uya Kuya.
Ketika Natalie Sarah memutuskan menjadi mualaf pada Juni 2001, keluarga besarnya masih kaget dan belum bisa menerima. Akhirnya bintang ‘Jodoh Wasiat Bapak’ dititipkan ibunya, Nurmiati Siahaan, ke rumah seorang kerabat di Subang, Jawa Barat.
Tetapi Sarah merasa segan karena rumah itu juga penghuninya banyak. Karena tak ingin merepotkan, ia kemudian mencari rumah kontrakan sederhana.
Memang tempat tinggalnya itu jauh dari kata ideal. Namun Sarah yang ketika itu hidup pas-pasan tak banyak mengeluh. Meskipun rumah kontrakannya reyot, tetapi kamarnya masih bisa dikunci.
ADVERTISEMENT
“Waktu itu tetangga banyak yang bantuin juga,” kata pesinetron berdarah Aceh, Batak, dan Sunda itu.
Suara Natalie Sarah seketika hilang saat ia disinggung tentang hubungannya dengan orangtua. Saat itu ibu dan ayahnya sudah berpisah, dan situasi semakin rumit ketika ia memutuskan pindah keyakinan. Setelah menarik napas, ia memberi jawaban yang diplomatis.
“Wajar tiap keluarga kehilangan sosok anak yang tiba-tiba pindah agama. Wajah kekhawatiran itu,” ucapnya sambil menyeka air mata.
Hubungan Sarah Sempat Kurang Baik Dengan Ayahnya
Ketika ditanya presenter Uya Kuya, Sarah mengakui hubungannya dengan sang ayah, Kafson Sianipar, memang tidak baik sejak belasan tahun lalu. Apalagi ayahnya itu sudah memiliki keluarga baru.
“Sebenernya ceritanya udah lama banget. Sama papa sekarang bukannya benci, tapi enggak dekat setelah mama meninggal,” ucap pesinetron kelahiran Jakarta, 1 Desember 1983.
ADVERTISEMENT
Sebelum ibunya meninggal pada 17 September 2017, Sarah sempat menghabiskan banyak waktu untuk memberi perawatan dan cerita banyak hal, termasuk masa lalu. Sang ibu menderita kanker payudara selama 7 tahun dan selama itulah Sarah selalu berada di sisinya.
Sebelum ibunya kritis, Sarah diberi pesan agar memaafkan ayahnya. Ia juga meminta Sarah untuk mengundang sang bapak untuk datang.
“Aku bilang, ‘Mama udah enggak usah ngerepotin (ayah) lagi.’ Tapi mama jawab, ‘Jangan benci papa kamu. Mama aja sudah maafin.’”
“Aku langsung merasa, mama aja yang dulu disakitin aja maafin, kenapa aku enggak?”
“Benar kamu sempat tak diakui sama papa kamu?” tanya Uya Kuya kepada Sarah,
“Yang sudah, sudah. Aku sudah lupa dan udah enggak ada masalah lagi,” jawab Sarah.
ADVERTISEMENT
Sarah yang merupakan istri dari pria berdarah Padang dan Arab, Abdullah Rizal, kemudian diperlihatkan foto saat pemakaman orangtuanya. Ia kembali menangis tersedu-sedu mengingat mendiang ibunya.
“Aku ingin ibu aku masuk surga,” kata Natalie Sarah dengan terbata-bata.