Pertajam Indra Penciuman, Dewi Lestari Riset ke TPST Bantargebang

15 Maret 2018 8:53 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dee Lestari (Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dee Lestari (Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan)
ADVERTISEMENT
Seorang penulis pasti melakukan riset terlebih dahulu supaya bisa mendapatkan cerita yang mendalam. Hal ini juga dilakukan oleh Dewi Lestari atau yang kerap disapa Dee.
ADVERTISEMENT
Selama sembilan bulan Dee melakukan riset di beberapa tempat ketika membuat novel terbarunya berjudul 'Aroma Karsa'. Karena tema besar novel itu adalah aroma dan penciuman, maka riset dilakukan ke tempat-tempat yang memiliki aroma menusuk, seperti Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
"Tokoh saya, Jati Wesi tumbuh besar di Bantargebang, jadi itu satu kanvas yang cukup penting. Saya sebut kanvas karena saya mau melukis di atasnya. Jadi, kalau saya enggak lihat kanvasnya, itu akan sulit bagi saya untuk berproses lebih lanjut," kata Dee saat ditemui di Le Seminyak, Cipete, Jakarta Selatan, Rabu (14/3).
Ketika berada di TPST Bantargebang, Dee mencermati hubungan antara penadah dan pemulung. Di sana, ia menemukan hal yang menarik, yakni sebuah rumah makan yang tepat berada di zona pembuangan.
ADVERTISEMENT
"Zona pembuangan itu adalah tempat sampah paling segar-segarnya, segar dalam arti paling bau. Lalu saya ke sana, (pikir saya) 'Ini siapa yang mau makan di sini ya?' Saya bayangkan sebelum sampai ke sana, pasti kotor banget di sana," ucap Dee dengan antusias.
Penulis sekaligus pencipta lagu berusia 42 tahun ini sempat terkejut, manakala dirinya melihat rumah makan yang berada di zona pembuangan tersebut, tidak dihinggapi lalat.
"Ternyata karena lalatnya semua sudah ke zona pembuangan, ke sampah, enggak ada yang berkunjung (ke rumah makan). Mungkin di sana (zona pembuangan), surga bagi mereka ya, 'Tahu goreng doang apaan, sih'," ucapnya sambil tertawa.
Dewi Lestari  (Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dewi Lestari (Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan)
Selain itu, Dee juga mengunjungi Gunung Lawu, Jawa Tengah. Ia menyambangi tempat tersebut karena dirasa cocok dengan nuansa mistis dan legenda yang dimasukkan di dalam novel 'Aroma Karsa'.
ADVERTISEMENT
Gunung Lawu selama ini dikenal sebagai salah satu tempat yang dikenal dengan suasana mistis. Demi menambah cerita yang mencekam, Dee memilih jalur berbeda dari pendaki pada umumnya.
"Nah, jalur tengah inilah yang dipakai oleh orang-orang dengan keperluan spiritual, keperluan klenik, dan biasanya orang-orang lewat jalur tengah nih," tutur wanita kelahiran Bandung, Jawa Barat ini.
"Kunci utamanya adalah dengan bertemu juru kunci. Karena lewat juru kunci inilah, kemudian saya bisa tahu cerita-cerita unik apa, misteri apa, atau satwa-satwa aneh apa, yang kemudian bisa saya jahit ke dalam cerita," lanjutnya.
Perjuangannya pun tidak sia-sia, Dee berhasil bertemu dengan seseorang yang sangat kredibel, dan paham betul dengan Gunung Lawu. Juru kunci inilah yang berperan sebagai informan.
ADVERTISEMENT
Selain kedua tempat itu, mantan istri Marcell Siahaan ini juga melancong ke Singapura. Tujuannya untuk bertemu dengan kolektor bunga anggrek dan belajar meracik parfum demi novel 'Aroma Karsa'.