Selamat Ulang Tahun, Ratu Dangdut Elvy Sukaesih!

25 Juni 2019 16:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Elvy Sukaesih. Foto: Munady Widjaja
zoom-in-whitePerbesar
Elvy Sukaesih. Foto: Munady Widjaja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dulu, saat musik dangdut masih merajai industri hiburan Tanah Air, Elvy Sukaesih adalah salah satu penyanyi yang dicari banyak orang. Ya, wanita ini adalah ratunya dunia dangdut Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada hari ini, Selasa (25/6), biduan yang memulai kariernya di usia 10 tahun ini berulang tahun yang ke-68.
Elvy Sukaesih Foto: Munady Widjaja
Mungkin, ada beberapa orang yang tidak tahu lagu-lagu Elvy termasuk kamu. Se-heboh apa, sih, sampai seorang Elvy Sukaesih bisa dijuluki Ratu Dangdut? kumparan telah merangkum tujuh lagu terbaik Elvy Sukaesih untuk kamu dengarkan.
Burung nuri terbang jauh di awan, Mana mungkin dia kembali lagi.
Laki-laki hampir lepas di tangan, Masih bisa dia dirayu lagi.
Mana mungkin suamiku, pulang ke rumahmu? Tanpa kau suguhkan, tanpa kau hidangkan, Gula, gula, gula, gula, Gula, gula, gula, gula, Yang manis.
Lagu 'Gula-gula' rilis tahun 1980. Lagu ini bercerita tentang peliknya pikiran seorang istri dalam kehidupan rumah tangga. Terdapat keraguan seorang istri pada suaminya yang diduga terpesona dengan perempuan lain. Wadaw.
ADVERTISEMENT
Dari liriknya, Elvy menyampaikan bahwa seorang suami tidak akan tergoda apabila pihak ketiga tidak memberikan peluang. Dalam kata lain, 'Gula-gula' adalah lagu tentang kepercayaan seorang istri pada suaminya.
Sekuntum mawar merah, Yang kauberikan kepadaku, Di malam itu, Ku mengerti apa maksudmu.
Sampai kini ku simpan, Bunga pemberian darimu, biar ku lihat, Ku terkenang, pada dirimu.
Siapa yang membaca penggalan lirik di atas sambil bernyanyi? Ya, lagu 'Sekuntum Mawar Merah' adalah lagu yang cukup populer sampai saat ini. Cengkok dangdut khas Elvy dan bunyi gendang membuat yang mendengar ikut bergoyang.
Tak hanya itu, lagu yang dibuka dengan permainan suling menggoda ini juga identik dengan musik yang diusung Elvy.
ADVERTISEMENT
Seperti judulnya, lagu ini ingin bercerita tentang bunga mawar merah yang diberikan seorang pria kepada wanita sebagai bentuk cinta. Bunga mawar itu pun diingat terus sebagai hadiah yang penuh cinta. Sweet, ya?
Pernah sekali, aku pergi, Dari Jakarta, ke Surabaya, Untuk menengok, nenek di sana, Mengendarai, kereta malam.
Jugijagijugijagijuk, Kereta berangkat, Jugijagijugijagijuk, Hatiku gembira.
Lagu 'Kereta Malam' dibawakan oleh Elvy pada tahun 1973. Lagu dengan lirik yang sederhana ini bercerita tentang seorang wanita yang pergi dari Jakarta ke Surabaya menggunakan kereta api.
Lagu 'Kereta Malam' pun kerap kali dibawakan oleh pendangdut lain. Salah satunya oleh Juwita Bahar, dengan aransemen yang lebih modern.
Tapi, tetap saja 'Kereta Malam' versi Elvy tidak tergantikan. Sekarang, bayangkan Elvy bergoyang sambil mengucapkan 'Jugijagijugijagijuk'. Gemas, ya?
ADVERTISEMENT
Sudah berulang kali aku bermain cinta, Jadi baru abang yang adik cinta.
Pemuda yang gangguku semuanya buaya, Abang jadi ragu pada dirimu.
Elvy Sukaesih juga pernah berduet dengan penyanyi dangdut lainnya. Di lagu 'Gadis atau Janda', Elvy berduet dengan pedangdut Mansyur S. Dalam video klipnya, Elvy dan Mansyur beradegan mesra sambil bergoyang.
Lirik lagu ini mengungkapkan rasa penasaran seorang pria akan status yang disandang wanita yang ia taksir. Apakah, gadisnya itu masih 'gadis' atau sudah janda?
Pertanyaan itu dijawab oleh Elvy di lagu tersebut. Meski sempat malu-malu, Elvy akhirnya mengaku bahwa dirinya sudah janda. Tentunya, sambil bergoyang.
Sesungguhnya diriku, oh, memang sudah janda.
Walaupun kau janda tetap kucinta.
ADVERTISEMENT
Marilah segera kita kawin saja.
Ya, mencintai orang bisa semudah ini, kok.
Lagu 'Bisik-bisik Tetangga' ini erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Bagaimana omongan tetangga bisa menyakitkan hati. Terima kasih, Elvy, telah mengungkapkannya dalam bentuk lagu dangdut.
Bisik-bisik tetangga, Kini mulai terdengar selalu di telinga, Hingga menusuk di hatiku.
Cerita dari lagu ini masih seputar kehidupan sepasang suami-istri yang diterpa isu perselingkuhan. Sekilas, lagu ini sama seperti 'Gula-gula'. Namun, lirik yang dihadirkan Elvy lebih 'sakit hati'. Toh, dia mengaduh di akhir lagu.
Ku sulang banang bu lai, Sumpata di Pantai Losari.
Disaksikan deru ombak, Angin laut Makassar.
Intro tersebut memperdengarkan suara Elvy yang merdu, lengkap dengan cengkok khasnya.
ADVERTISEMENT
Lagu 'Sumpah Benang Emas' ini kembali menyuarakan isi hati wanita yang hidup menjanda. Setelah sekian lama, wanita ini merasa ingin mencari pendamping yang baru.
Namun, ia masih terkenang akan masa lalu, ketika rumah tangganya kandas. Ia masih mengingat tangisan ketika perceraian itu terjadi. Dia juga bersumpah untuk tidak memiliki pasangan lagi.
Cubit-cubitan, oh, cubit-cubitan. Senggol-senggolan, oh, senggol-senggolan.
Genit-genit gadis sekarang, Kalau dicubit katanya sayang.
Lagu terakhir yang kamu harus tahu adalah 'Cubit-cubitan'. Lagu ini cocok untuk anak-anak muda karena liriknya tentang gadis muda yang tengah mengalami cinta pertama.
Namun, lagu ini juga bisa menjadi pengingat ketika jatuh cinta. Kalau sudah patah hati, kadang bisa sampai hilang akal sehat, lho. Jadi, jangan hanya modal genit di awal, sakit hati di akhir.
ADVERTISEMENT