Siapa Lebih Unggul, Drake atau Ed Sheeran?

31 Desember 2017 13:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ed Sheeran dan Drake (Foto: Instagram @teddysphotos @ champagnepapi)
zoom-in-whitePerbesar
Ed Sheeran dan Drake (Foto: Instagram @teddysphotos @ champagnepapi)
ADVERTISEMENT
Dari tahun ke tahun, Spotify selalu mengumumkan daftar 100 artis yang karyanya paling banyak didengarkan melalui platform musik tersebut. Sepanjang 2017, lagu-lagu Ed Sheeran telah didengarkan secara online (streaming) oleh 51,8 juta orang di dunia. Hal tersebut menjadikannya artis yang paling populer di Spotify pada 2017. Ia mengalahkan Camilla Cabello di posisi kedua dan Post Malone di posisi ketiga.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pada 2016, Drake menjadi yang nomor satu lantaran selama setahun lagu-lagunya didengarkan oleh 36 juta orang di dunia. Saat itu, Drake mengalahkan Justin Bieber di posisi kedua dan Rihanna di posisi ketiga.
Hal itu pun membuat kumparan (kumparan.com) tertarik menyandingkan Drake dan Ed Sheeran. Keduanya dibandingkan berdasarkan awal karier, prestasi di bidang musik, kekayaan, dan proyek pada 2018 mendatang.
1. Awal Karier
Drake yang lahir di Toronto, Kanada, 24 Oktober 1986 memulai karier di dunia hiburan sebagai pemeran di sebuah serial televisi berjudul 'Degassi: The Next Generation' pada awal 2000-an. Pemilik nama lengkap Aubrey Drake Graham tersebut kemudian mulai tertarik dengan dunia rap dan membuat sebuah mixtape bertajuk ‘Room for Improvement’ yang disebarkannya secara gratis pada 2006.
ADVERTISEMENT
Lantaran merasa lebih ingin fokus menjadi seorang penyanyi rap, pada 2007 Drake mengundurkan diri dari serial televisi tersebut. Ia lalu menelurkan sebuah mixtape bertajuk ‘Comeback Season’ di tahun yang sama.
Drake yang semakin berniat mendalami dunia rap pun membuat sebuah label independen bernama OVO. Melalui blog-nya, ia kemudian menyebarkan mixtape ketiga bertajuk ‘So Far Gone’ pada 2009. Kesuksesan album tersebut lantas membuat Drake diincar berbagai major label hingga pada akhirnya ia memutuskan bergabung dengan Young Money Entertainment milik Lil Wayne pada Juni 2009.
Ed Sheeran memiliki kisah yang jauh berbeda dengan Drake. Lahir di Halifax, Yorkshire Barat, 17 Februari 1991, Sheeran menghabiskan masa mudanya di Framlingham, Suffolk, Inggris.
Pada 2009, Sheeran yang kala itu berusia 18 tahun memutuskan untuk fokus menjadi pemusik. Ia pun menempuh pendidikan di Academy of Contemporary Music di Guildford, Inggris dan menelurkan EP independen bertajuk ‘No. 5 Collaborations Project’ pada 2011.
ADVERTISEMENT
Ya, ketika Sheeran masih fokus bersekolah dan baru menelurkan sebuah EP, Drake kala itu telah berhasil membuat label OVO serta tiga mixtape secara independen.
2. Prestasi Musik
'Thank Me Later', album pertama Drake di bawah naungan Young Money Entertainment, dirilis pada 2010. Pada awal perilisannya, album ini langsung memuncaki Billboard 200 Amerika. Berselang beberapa bulan, 'Thank Me Later' juga mendapatkan platinum dari Asosiasi Industri Rekaman Amerika (RIAA).
Pada 2013, Drake merilis album kedua yang diwujudkan melalui kolaborasinya dengan nama-nama besar, seperti 2 Chainz, Big Sean, dan Jay Z. Album bertajuk ‘Nothing Was the Same’ itu pun langsung memberinya Grammy Award pertama untuk kategori Best Rap Album. Sejumlah lagu hit miliknya, seperti ‘Started from the Bottom’, ‘All Me’, dan ‘Too Much’, sukses membuat album tersebut laris manis di pasaran dan terjual sebanyak 658,000 kopi di pekan pertama penjualannya.
ADVERTISEMENT
Drake mengalami kegagalan saat merilis album ketiganya ‘Take Care’ pada 2010. Meski demikian, ia kembali melesat tatkala merilis album keempatnya, 'Views', pada 2016. 'Views' berhasil menjadi nomor satu selama 10 pekan di Billboard 200 Amerika. Hal itu membuat Drake mencatatkan rekor sebagai laki-laki solois pertama yang berhasil melakukan itu dalam 10 tahun terakhir.
Single ‘Hotline Bling’ sukses memberi Drake dua Grammy Award, yakni Best Rap/Sung Performance dan ‘Best Rap Song’. Single tersebut pula yang membuat Drake menjadi artis yang lagu-lagunya paling banyak diputar di Spotify sepanjang 2016.
Sementara itu, Ed Sheeran bergabung dengan Asylum Records pada September 2011 dan langsung merilis album pertamanya, ‘Plus’. Single ‘The A Team’ dari album yang tujuh kali mendapat platinum di Inggris itu berhasil membuat Sheeran memenangkan Ivor Novello Award pertamanya dari kategori Best Song Musically. Tak sampai di situ, pada 2012, Sheeran memenangkan dua Brit Awards, yakni Best British Male Solo Artist dan British Breakthrough Act.
ADVERTISEMENT
Terus ingin menjadi yang terbaik, pada 2014, Sheeran merilis album keduanya. Album bertajuk ‘Multiply’ tersebut berhasil menjadi nomor satu di Inggris dan Amerika serta berhasil memenangkan Brit Awards tahun 2015 untuk kategori Album of the Year. Selain itu, ia kembali mendapatkan Ivor Novello Award untuk kategori Songwriter of the Year.
Satu tahun berselang, melalui single ‘Thinking Out Loud’, ia berhasil mendapatkan dua Grammy Awards, yakni Song of the Year dan Best Pop Solo Performance. Setahun setelahnya, ia merilis album ketiga yang bertajuk ‘Divide’ pada Maret. Album ini kembali melesat dan menjadi yang nomor satu di pasaran Inggris, Amerika, dan sejumlah negara lain.
Dua single pertama album ini, yakni ‘Shape of You’ dan ‘Castle on the Hill’, berhasil membuat Sheeran memecahkan rekor di beberapa negara, termasuk Inggris, Australia, dan Jerman, sebagai satu-satunya artis yang memiliki dua lagu pemuncak chart. Di Amerika, ia juga menjadi artis pertama dengan dua lagu yang memuncaki US Top 10 di pekan yang sama.
ADVERTISEMENT
Per Maret 2017, 10 lagu Sheeran dari album ‘Divide’ berhasil merajai UK top 10 di Inggris sekaligus memecahkan rekor yang sebelumnya dimiliki oleh Calvin Harris. Hal ini menjadikan Sheeran sebagai salah satu orang paling penting di Inggris versi Debrett pada 2017. Album tersebut juga membuat Sheeran menjadi artis yang lagu-lagunya paling banyak didengarkan di Spotify pada tahun ini.
Ya, Sheeran dapat dikatakan lebih unggul lantaran tak pernah menemui kegagalan dalam merilis album, seperti yang sempat dialami Drake.
3. Kekayaan
Pada 2017, Drake berhasil menjadi penyanyi rap terkaya kelima versi Forbes. Kekayaannya digadang-gadang mencapai Rp 1,2 triliun. Hal tersebut didapatkannya dari berbagai kesuksesan dalam bermusik, termasuk album ‘Views’ yang sukses besar di tahun 2016, tur dari Atlanta, Amerika, sampai Amsterdam, Belanda, yang berhasil menghasilkan Rp 13 miliar per konser, serta endorsement yang ia dapatkan dari Apple, Nike, dan Sprite.
ADVERTISEMENT
Drake memiliki rumah mewah di Hidden Hills, California, yang ia beli seharga Rp 104 miliar pada 2012. Rumah itu dilengkapi dengan kolam renang, lapangan tenis, jacuzzi, sauna, gym, meja biliar, home theater, ruang bermain game, bar, dan perpustakaan. Ia juga memiliki puluhan mobil mewah, termasuk Bugatti Veyron seharga Rp 18 miliar, Rolls-Royce Phanton seharga Rp 5 miliar, dan Bentley Mulsanne seharga Rp 3 miliar.
Sementara itu, album ‘Divide’ yang laku terjual 232.000 kopi di hari pertama perilisannya membuat Ed Sheeran disebut-sebut memiliki kekayaan sebesar Rp 732 miliar. Dilansir dari The Sun, Sheeran memiliki rumah megah di London Utara seharga Rp 164 miliar. Ia juga mengaku tengah membangun bar disertai terowongan bawah tanah.
ADVERTISEMENT
“Ya, saat ini saya sedang membangun sebuah bar. Pada dasarnya akan ada terowongan bawah tanah untuk menuju ke sana. Jadi, jika saya menggelar pesta, tak 'kan ada barang di rumah saya yang hancur dan pecah berantakan,” ungkap Sheeran dalam sesi wawancara dengan Zane Lowe untuk Beats 1 or Apple Music Radio.
Ya, dari jumlah kekayaan, Drake memang lebih unggul daripada Sheeran.
4. Proyek 2018
Pada tahun depan, Drake diperkirakan akan sibuk melangsungkan promo bersama Lil Wayne setelah pada 29 Desember silam mereka merilis sebuah remix dari lagu Jay Z dan Beyonce berjudul ‘Family Feud’. Selain itu, dilansir dari Billboard, saat tengah konser di Toronto, Kanada, Drake menuturkan bahwa pada 2018 ia akan merilis album baru dan, bisa jadi, akan berduet dengan penyanyi rap tenar yang juga berasal dari Kanada, The Weeknd.
ADVERTISEMENT
"Aku ingin kalian mengerti kata-kataku. Aku tak ingin berkolaborasi di atas panggung, tapi sepertinya proyek OVOXO dapat terlaksana tahun depan,” ungkap Drake saat itu.
Di sisi lain, Ed Sheeran yang baru merilis ‘Divide’ pada tahun ini akan menggelar tur besar yang rencananya akan dimulai pada Maret hingga Oktober 2018. Dilansir dari situs edsheeran.com, ia akan menyambangi empat benua, yakni Asia, Eropa, Australia dan Amerika.
Tur akan dimulai dari Perth, Australia, dan berakhir di New Orleans. Selain dua kota tersebut, Sheeran dipastikan akan menyambangi 81 kota lain. Lantaran ketenaran yang ia miliki saat ini, meski baru akan dilangsungkan tahun depan, tiket dipastikan telah habis terjual di beberapa tempat.
Berdasarkan proyek yang direncanakan keduanya, tur besar Sheeran diperkirakan akan lebih banyak menyita perhatian dibandingkan dengan rencana perilisan album baru Drake.
ADVERTISEMENT