Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal yang keren dari album ini adalah proses penggarapannya yang dilakukan di Studio Lokananta, Solo, Jawa Tengah. Lokananta sejak dahulu dikenal sebagai studio rekaman pertama dan satu-satunya milik pemerintah Indonesia.
"Kayaknya, kalau bikin album Slank tuh harus di luar (Potlot) sih. Ide awalnya untuk intensitas proses kreatif biar bisa lebih dapet gitu. Kalau di Potlot tuh kelar bisa pulang dan energinya dingin lagi," kata Kaka ketika ditemui di kawasan Gunawarman, Jakarta Selatan, Kamis (22/8).
Selain itu, Slank juga ingin merasakan serunya rekaman di studio yang bersejarah tersebut. Bahkan pemilik lagu 'Virus' itu mempunyai rencana untuk melakukan promo di sana.
ADVERTISEMENT
"Kupikir dengan Slank rekaman di Lokananta, ke depannya tempat itu akan sering ditengok lah. Kita juga pengin gitu ajak Pak Jokowi untuk relaunch (album) di sana. Pengin balikin Lokananta jadi pabrik vinyl seperti dulu," tutur Bimbim.
Tajuk 'Slanking Forever' Bimbim pilih sebagai bentuk harapan agar karya Slank bisa terus abadi di industri musik Indonesia. Karena itu, ada banyak lagu yang memiliki filosofi mendalam dan mengandung nilai spiritual di album tersebut.
"Mungkin gue ambil contoh dari lagu 'Bercinta di Surga'. Lirik lagu itu sebenarnya berangkat dari kalau gua posting sama bini gua, orang-orang selalu doain sampai kakek nenek. Gua bingung, kok cuma sampai maut memisahkan? Sementara konsep hidup kita, sebagai orang beragama 'kan abadi. Kita mati, transit, dan ke surga selamanya," ujar Bimbim.
ADVERTISEMENT
"Gue ingin coba ngomong ke banyak orang bahwa konsep orang beragama adalah abadi. Orang beragama itu abadi," sambungnya.
Hal unik lain datang dari logo yang Slank gunakan untuk album 'Slanking Forever'. Jika dilihat sekilas, logo itu mirip seperti robot dari masa depan. Namun, Bimbim menjelaskan bahwa logo tersebut terilhami dari bentuk CCTV.
"Ya, Slank tuh selalu kalau mau bikin album cari referensi. Di sini ada unsur art rock era 70-an lah, ala band-band seperti Genesis dan Rush," tutup Bimbim.
Sepuluh track di album 'Slanking Forever' adalah 'Rumahku Itu Kamu', 'Bercinta di Surga', 'Jangan Marah', Ramai Tapi Sepi', 'CCTV Tuhan', 'Sumba Humba', 'So Goodbye' dan 'Oh Memi'. Adapula dua lagu instrumental bertajuk 'Rocknrolloka' dan 'Solo Balapan'.
ADVERTISEMENT
Bagi kalian para Slankers yang tertarik untuk membeli album 'Slanking Forever' bisa membelinya di Shopee. Selain album, Slank juga menyediakan boxset seharga Rp 299 ribu.