Throwback Pusakata: Dari 'Ngamen', Payung Teduh, hingga Solo Karier

7 Desember 2018 15:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kilas balik perjalanan karier Is Pusakata. (Foto: Infografik: Nunki Lasmaria Pangaribuan.)
zoom-in-whitePerbesar
Kilas balik perjalanan karier Is Pusakata. (Foto: Infografik: Nunki Lasmaria Pangaribuan.)
ADVERTISEMENT
Mohammad Istiqamah Djamad atau yang akrab disapa Is, kini menjadi salah satu musisi yang dikenal dengan beragam karyanya yang cukup unik. Sempat melambung bersama Payung Teduh, Is kini memilih meniti karier solo dengan nama panggung Pusakata.
ADVERTISEMENT
Namun, jauh sebelum terkenal seperti sekarang, ia hanyalah seorang mahasiswa biasa yang hobi bermain musik. Hobi tersebut membawanya kerap 'ngamen' di berbagai tempat dan festival-festival musik guna membiayai ongkos kuliahnya.
"Lama saya ngamen dari 2002 sampai 2005 buat bayar kuliah," kata Pusakata ketika ditemui di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Namun, perkuliahannya harus kandas di tengah jalan karena kesibukannya bermusik. Akan tetapi, kegiatan bermusik justru membukakan jalannya di dunia hiburan Tanah Air. Sebuah brand perlengkapan musik menawarkannya kesempatan berkolaborasi lewat karya.
"Karena ngamen mulu, ikut festival, enggak kuliah, akhirnya dapat beasiswa dari Yamaha. Terus malah kecantol sama Yamaha Music sampai sekarang," ucap Pusakata.
Seiring berjalannya waktu, pada 2007 bersama rekannya pemain kontra bass Comi Aziz Kariko, Pusakata kemudian membentuk sebuah band yang bernama Payung Teduh. Setahun setelahnya, Cito (drummer) dan Ivan (gitarele dan terompet) masuk dalam band tersebut.
ADVERTISEMENT
'Angin Pujaan Hujan' menjadi single jagoan pertama mereka. Lagu itu juga turut melahirkan warna musik Payung Teduh yang berbeda dengan band lain pada umumnya.
Setelahnya, muncul pula lagu-lagu mereka yang berjdul 'Kucari Kamu', 'Amy', 'Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan', 'Resah', dan sebagainya. Lagu-lagu yang amat kental dengan karakter musik jazz, folk, dan keroncong ini, cukup fenomenal di ranah indie.
Pada 2010, mereka meluncurkan album indie perdana mereka yang berjudul 'Payung Teduh'. Selang dua tahun, mereka kembali meluncurkan album studio kedua yang berjudul 'Dunia Batas'. Album tersebut dirilis sebuah label indie di Tanah Air. 'Berdua Saja, 'Menuju Senja', dan 'Rahasia' jadi beberapa single jagoan mereka.
Kemudian pada 2016, mereka kembali merilis album ketiga berjudul 'Live and Loud'. Setahun berselang, giliran album 'Ruang Tunggu' mereka yang menyapa para penikmat musik Tanah Air. 'Akad' menjadi single jagoan mereka di album tersebut.
ADVERTISEMENT
Single itu tampaknya menjadi puncak kejayaan Payung Teduh di industri musik Indonesia. 'Akad' yang viral di media sosial pada rentang tahun 2017, turut mengantarkan Payung Teduh mendapatkan pengahargaan di Anugerah Musik Indonesia 2017 untuk kategori Karya Produksi Alternative Terbaik.
Setelahnya, tawaran manggung off air dan on air, kian memadati jadwal band tersebut. Namun pada awal 2017, Pusakata memilih mundur dari band yang turut menjadi bagian dari kariernya itu.
Perbedaan visi menjadi alasan utama Pusakata mundur dari Payung Teduh. 'Ruang Tunggu' menjadi album terakhir Payung Teduh bersama pria berambut ikal itu. Tepat pada 1 Januari 2018 dia resmi mundur dari Payung Teduh.
"Memang ini merupakan album terakhir Payung Teduh bersama saya, namun Payung Teduh akan tetap berjalan. Payung Teduh harus terus tetap berkarya dan menyongsong ruang tunggu, ruang tunggu berikutnya dengan penuh kejutan," katanya.
ADVERTISEMENT
Setelah memutuskan hengkang dari Payung Teduh, Pusakata memulai karier solo yang memberinya ruang lebih bebas dalam berkreasi. Kini dengan nama panggung Pusakata, dirinya telah merilis dua single lagu.
Single pertama berjudul ‘Kehabisan Kata’ yang rilis pada April lalu, serta single kedua berjudul ‘Cemas’ yang rilis pada Juni ini. Menurutnya, makna Pusakata merupakan suatu ekspresi dirinya saat ini, untuk dapat menjaga waktu dengan keluarga dan masyarakat agar tidak berfoya-foya sehingga melupakan perannya saat ini.
"Jadi semoga Pusakata ini menjadi sarana saya untuk lebih sadar peran dan bisa bergerak," tuturnya kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Selain itu, Pusakata merupakan suatu pemberian nama dari anaknya bernama Jingga, kepada adik lelakinya. Tetapi, dapat juga Pusakata berarti harta karun milikmu.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita mau sok keren-kerenan, 'pusaka' dan 'kata' gitu, maksudnya kata-kata yang terpilih dengan sangat-sangat jeli dan teliti memikirkan baik-baik kata, tapi gua lebih enggak muluk-muluk lagi," jelasnya.
"Dalam bahasa Bugis Makassar, Pusakata ya harta karun milikmu, gitu. 'Ta itu jika dikasih apostrophe (Ta') merupakan kata ganti anda, kamu," tambahnya.
Is Pusakata (Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Is Pusakata (Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan)
Karier solonya tersebut juga tak lepas dari pertemuannya dengan The Panganans. Dia langsung tancap gas merilis karya kolaborasi dengan band yag digawangi oleh Ronald Fristianto (drum), Denny Chasmala (gitar), Sadrach Lukas (keyboard), Adhitya Pratama (bas), dan Eugen Bounty (klarinet).
Saat ini, Pusakata sedang bersiap untuk merilis sebuah Album. Album berjudul ‘Dua Buku’ tersebut saat ini sudah masuk dalam tahap finishing. Album itu akan berisi 14 lagu baru.
ADVERTISEMENT
Beberapa di antaranya sudah ada sejak dulu dan ada pula yang berasal dari proyek kolaborasinya bersama The Panganans.
Menurut Pusakata, lewat judul ‘Dua Buku’, dia bermaksud memberikan warna baru bagi para penikmat musik Tanah Air usai hengkang dari Payung Teduh.
Ya, dia ingin menumpahkan berbagai ide-ide barunya yang muncul usai perpisahan dengan band yang membesarkan namanya itu.“Kayak episode Harry Potter saja, nambah umur, beda lagi ceritanya,” ucapnya.
Apalagi, pertemuan dengan The Panganans turut mewarnai perjalanan bermusiknya saat ini. Bersama The Panganans, di album ‘Dua Buku’ ini, Pusakata yakin bisa memberikan kekuatan baru.
“Banyak magnet baru dan power baru yang aku munculin di situ. Album ini akan beda sekali. Pilihannya, suka atau enggak suka sama sekali. Mudah-mudahan, dua-duanya tumbuh subur di album itu,” katanya.
ADVERTISEMENT
Proses pengerjaan album tersebut terbilang cukup cepat. Pertemuannnya dengan The Panganans pada 1 Januari lalu, menjadi titik awal pengerjaan album terbarunya itu. Album tersebut dinilai Pusakata mampu menjadi kado ulang tahun pertemuan mereka.