Tissa Biani Bicara soal Tantangan Syuting di Eropa Saat Musim Panas
PerbesarADVERTISEMENT
Aktris Tissa Biani baru saja terlibat dalam film berjudul ‘Anak Garuda’. Dalam film tersebut, dia kembali mengenakan hijab seperti di sinetron-sinetron yang pernah dia mainkan.
ADVERTISEMENT
Menurut Tissa, hal tersebut tentu menjadi tantangan tersendiri. Apalagi, Eropa yang menjadi lokasi syutingnya tengah memasuki musim panas.
“Gerahnya, cuacanya, apalagi pakai jilbab dan menutup semua tubuh. Jadi, itu tantangan buatku,” ujarnya ketika ditemui di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (22/8).
Film 'Anak Garuda' memakan proses syuting selama dua minggu di Eropa dan dua minggu di Malang. Dengan memakai hijab, apakah hal itu membuat Tissa ingin menutup auratnya?
“Niatan hijab ada. Bingung juga, rezekinya dapet hijab terus, mungkin jalan dari Allah. Semoga suatu saat nanti pakai hijab, doain saja semoga ada hidayah,” ucap Tissa.
Bukan hanya itu. Dalam film tersebut dia juga harus memerankan karakter yang nyata. Dia berperan sebagai Sayyidah yang merupakan tokoh nyata yang jadi inspirasi di film itu. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi Tissa Biani .
ADVERTISEMENT
“Aku tanya-tanya dari script, aku nanyain ke aslinya: Kamu marah kayak begini, bukan? Kalau kamu seneng, kayak gini, bukan?"
"Karena, kita peranin sosok yang ada jangan sampai kelebihan atau jangan sampai kekurangan. Aku takutnya orang aslinya marah saja gitu, takut enggak sesuai,” terangnya.
Sayyidah memang berkarakter berani, tomboi, dan keras. Hal ini tentu berbeda dari beberapa film Tissa Biani sebelumnya. Namun, kata Tissa, Sayyidah ikut menemaninya dalam proses syuting.
“Iya, dia selalu ngontrol setiap hari, bener-bener setiap scene memang harus tahu dianya karena kurang lebihnya bisa dikoreksi sama Kak Sayyidah langsung,” pungkasnya.
'Anak Garuda' merupakan film yang terinspirasi dari kisah tujuh tokoh nyata alumni Sekolah Selamat Pagi Indonesia. Mereka adalah Olfa, Robert, Yohana, Dila, Sayyidah, Wayan, dan Sheren.
ADVERTISEMENT
Ketujuh orang itu kini sudah mengelola usahanya masing-masing yang beromset miliaran. Dana tersebut bahkan mereka gunakan untuk kembali mengelola SPI.
