Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Torro Margens Berkeinginan Meninggal Dunia di Lokasi Syuting
4 Januari 2019 22:03 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
ADVERTISEMENT
Aktor Torro Margens berpulang dan telah dimakamkan di TPU Ciandam, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (4/1). Namun, karyanya di dunia hiburan tak lekang oleh waktu.
ADVERTISEMENT
Di akhir hayatnya, Torro bahkan masih terus berkarya. Sebelum meninggal, aktor yang identik dengan peran antagonis itu baru saja menjalani proses syuting untuk film terakhirnya.
Putra Torro, Toma Margens, mengaku bahwa sang ayah memang tak akan pernah bisa pensiun dari pekerjaannya. Apalagi selama ini Torro memang tak pernah melepaskan hubungan dengan dunia hiburan Tanah Air.
Ya, ketika sedang ada waktu kosong, Torro bahkan kerap kali ikut Toma yang berprofesi sebagai sutradara ke lokasi syuting.
“Ayah mana bisa pensiun. Dia malah pengin meninggal di tempat syuting,” ungkap Toma, ketika ditemui di rumah duka, kawasan Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (4/1).
Toma bercerita bahwa seni peran memang benar-benar menjadi tujuan hidup ayahnya sejak kecil. Kata Toma, sang ayah sengaja merantau dari desanya ke kota hanya untuk mengejar cita-citanya tersebut.
ADVERTISEMENT
“Dulu dia ngangon sapi ke Jakarta bukan jadi tukang becak (tapi) ngecat becak. Terus tinggal di rumah petakan kecil, tujuan cuman satu, jadi artis. Kesampaian dan sekarang masih ada karyanya yang ditunggu,” ungkapnya.
Tak hanya film, rupanya Torro juga sedang terlibat dalam penggarapan sebuah sinetron. Dia bahkan sempat memamerkan cuplikan sinetronnya tersebut pada keluarga.
“Iya, sinetron terakhir, stripping rencananya. Cuma baru beberapa episode, bokap baru buat dummy tayang 3 atau 5, saya bilang 'wah hebat, sukses ya yah',” kenang Toma.
Sebagai seorang sutradara, Toma benar-benar menjadikan sang ayah sebagai sumber inspirasinya. Katanya, sang ayah bukan hanya seorang aktor tapi dia juga punya karya yang cukup hebat sebagai seorang sutradara.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya dia sutradara, pernah masuk nominasi FFI juga, cuma enggak juara. Dulu bareng Teguh Karya dan Teguh Karya yang juara. Tahun '70-80-an, ‘Pernikahan Berdarah’ namanya,” jelas Toma.
Sampai menghembuskan napas terakhirnya, Toma menilai bahwa sang ayah telah mencapai semua yang diinginkan dalam kariernya. Meski belum pernah mendapt penghargaan FFI lantaran tak ada nominasi khusus untuk pemeran antagonis, tapi baginya sang ayah sudah menyelesaikan kariernya dengan indah.
“Makanya buat saya sih udah semua. Udah tercapai semua. InsyaAllah sih semua udah, dia enggak pernah bilang pengin dapet FFI, karena juga jarang kan (nominasi untuk antagonis),” pungkasnya.