Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.0
ADVERTISEMENT
Bintang sinetron Tsania Marwa mengaku mendapat tindak kekerasan dari mantan suaminya, Atalarik Syach. Hal itu terjadi di rumah Atalarik di kawasan Cibinong, Jawa Barat, Sabtu (16/3) sore.
ADVERTISEMENT
Kedatangan Tsania Marwa saat itu hendak bertemu kedua anaknya, Syarif Muhammad Fajri dan Aisyah Shabira. Marwa datang ke rumah Atalarik di kawasan Cibinong, Jawa Barat, pada Sabtu (16/3) sore.
Ditemui di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (19/3) malam, Tsania kemudian menceritakan kronologi yang terjadi.
Tsania mengatakan, saat itu ia masuk ke rumah Atalarik seorang diri. Sementara sopir dan adiknya menunggu di mobil yang diparkir tidak jauh dari rumah mantan suaminya itu.
Kedua anak Marwa kala itu tengah bermain di taman samping dekat pagar rumah. Melihat mereka tengah bermain, Marwa langsung menghampiri kedua anaknya yang telah lama tidak bertemu. Kehadirannya langsung disambut ceria Syarif dan Shabira.
Pemain sinetron 'Putri yang Ditukar' ini kemudian mengucapkan salam dan diajak kedua anaknya untuk main di dalam rumah. Akan tetapi, Marwa menuturkan bahwa Atalarik tidak menyambutnya secara baik.
ADVERTISEMENT
"Ketika saya mau masuk, Bapak Atalarik Syach ngomong lagi, 'Di luar saja, kamu sudah bukan muhrim saya'. Saya bilang, 'Ya udah Syarif, kita main di luar aja yuk'. Tapi Syarif tetap tarik tangan saya, 'Umi (panggilan Tsania Marwa), main di dalam saja'," ucap Tsania Marwa.
Marwa mengatakan di dalam rumah itu terdapat ibunda Atalarik, Thendra. Sementara di teras rumah dekat taman, terdapat adik Atalarik, Attilah Syach, dan kerabatnya Doni. Namun, lantaran melihat ada ibunda Atalarik, Marwa pun masuk dan menyapanya.
"Akhirnya saya masuk, Atalarik Syah ikut masuk dan dia bilang, 'Ma, ada ratu'. Saya masih diem. Akhirnya mama tanya, 'Marwa datang sama siapa?' Saya bilang, 'Saya datang sendiri sesuai dengan request'. Karena saya masih menghormati dengan Ibunda Teta--sapaan Thendra--dan saya sama sekali tidak pernah ada masalah. Saya samperin beliau, saya cium tangannya, saya peluk, bahkan di situ ada momen saya sama beliau nangis bersama," katanya.
ADVERTISEMENT
Marwa juga sempat meminta maaf kepada ibunda Atalarik dan berterima kasih karena telah membantu menjaga anak-anak selama tinggal di rumah mantan suaminya.
"Akhirnya mama Teta bilang, 'Iya Marwa yang sudah terjadi itu kehendak Allah. Sekarang yang penting anak-anak dan kamu adalah ibunya'. Saya terharu dibilang kayak gitu," ungkapnya.
Marwa lalu mengajak anak-anaknya bermain di ruang tengah. Syarif dan Shabira langsung membuka hadiah yang diberikan ibunya. Namun, ketika tengah santai asyik bermain dengan kedua buah hatinya, Atalarik lagi-lagi menyindir mantan istrinya itu.
"Terus dia (Atalarik) ngomong, 'Kamu bukan muhrim saya'. Terus saya ngobrol sama ibunya dengan santai, dia bilang, 'Ma, hati-hati Ma, jangan kasih informasi entar jadi viral'. Terus dia bilang lagi, 'Kamu bukan muhrim saya. Ini hak saya, ini bukan rumah kamu'. Akhirnya saya bilang, 'Rik tolong dong setop nyindir, ini saya lagi punya momen sama anak-anak'," tutur Marwa menirukan perbincangan dengan Atalarik.
Pertengkaran akhirnya tak mampu dihindarkan. Marwa dan Atalarik sempat beradu mulut di depan anak-anak mereka dan ibunda Atalarik. "Di situ saya bilang, 'Ma, saya masih coba tahan emosi. Mama lihat kan siapa yang mulai?' Mama cuma diam saja, mungkin dia juga shock," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Tak lama, Syarif dan Shabira dipaksa masuk ke dalam kamar oleh Atalarik. Marwa pun sempat menahan agar kedua anaknya tidak dibawa masuk ke dalam kamar. Kedua anak mereka pun sempat menangis melihat pertengkaran tersebut.
"Saya sangat menyesal anak-anak harus melihat itu. Akhirnya karena jelas saya perempuan, badan saya kecil kalah tenaga, Bapak Atalarik berhasil merebut Shabira dan ambil Syarif langsung dibawa ke kamar," ungkapnya.
Ketika suasana sudah tidak lagi kondusif, Marwa mengaku adik Atalarik, Attila, sempat menyebutkan kalau Marwa membawa alat perekam di dalam tasnya. Sontak, ia digeledah secara paksa.
"Akhirnya saya digeledah, tangan saya ditarik, tas saya berusaha ditarik, sampai tas saya terputus. Saya sudah istighfar, 'Siapa yang bawa rekaman? Enggak ada. Sini balikin itu tas saya'," ucap Marwa seraya matanya berkaca-kaca, menceritakan kejadian yang membuatnya shock.
"Akhirnya terjadilah itu rebutan tas, badan saya dipegangin sama Bapak Doni dan Pak Attila, dan Pak Atalarik membuka tas saya, ambil tissue dibuang, ambil hape. Hape saya dirampas karena dia mau mastiin saya rekam apa enggak, dan ternyata pas dilihat hape saya enggak rekam, gambar wallpaper aja," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, perempuan kelahiran Jakarta ini juga sempat sakit hati dengan kata-kata yang dilontarkan mantan suami, adik serta kerabatnya itu.
"Intinya saya dibilangin, 'Lo ngapain di sini? Lo siapa? Ini bukan rumah lo'. Saya merasa itu sudah membahayakan untuk nyawa saya. Karena jujur, di dalam saya ngerasa ada momen yang, 'Wah sudahlah mungkin saya akan meninggal. Saya badan kecil ngelawan lelaki tiga orang, sudah enggak mungkin saya menang," katanya.
Setelah merasa dirinya sudah tidak merasa nyaman, Marwa akhirnya memilih untuk pergi meninggalkan kediaman Atalarik. Padahal ia merasa niat awalnya hanya ingin bertemu dan bermain dengan Syarif dan Shabira.
"Akhirnya saya keluar dengan posisi nangis sesenggukan, sudah shock. Dan akhirnya saya memutuskan meninggalkan rumah tersebut," ucapnya.
Akibat tarik-tarikan itu, tangan Marwa mengalami luka dan tas yang dibawanya rusak. Ia pun baru sadar tangannya terluka ketika sudah berada di dalam mobil.
ADVERTISEMENT
"Saya di sana tidak lihat, enggak sadar. Cuma kalau dilihat dari bekasnya sih ini bekas luka cakar, entah dari tas. Tas saya kan ada besinya. Jadi mungkin kebeset. Tas saya talinya putus. Talinya bukan rantai tapi ada besinya," imbuh Tsania Marwa.