Tya Ariestya Cerita Dukungan Suami dalam Jalani Program Bayi Tabung

Tya Ariestya (Foto: Munady)

Presenter Tya Ariestya sudah tiga kali menjalani program bayi tabung. Perempuan berusia 32 tahun tersebut mengaku melakukan program tersebut karena mengidap PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) atau sindrom ovarium, polikistik yang terganggunya fungsi ovarium di saat usia subur.

Pada program bayi tabung yang pertama, Tya berhasil mendapatkan satu putra bernama Muhammad Kanaka Ratinggang hasil pernikahannya dengan Irfan Ratinggang. Tetapi pada program bayi tabung yang keduanya, ia sempat gagal untuk hamil lagi.

Meski anak pertama baru berusia 2 tahun, pemain film 'Rahasia Bintang' itu memberikan alasannya ingin hamil lagi. Menurut informasi yang Tya dapatkan, program bayi tabung lebih baik dilakukan ketika perempuan masih berumur muda. Ia pun sadar bahwa saat ini usianya tak lagi muda.

"Karena pengalaman yang kemarin saya sudah pernah berhasil, tapi setelah berhasil ternyata masih bisa gagal. Jadi, saya engak mau buang-buang waktu. Selama masih ada kesempatan, masih ada rezeki, masih ada kesehatan, aku coba lagi," ungkap Tya Ariestya, saat berada di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, Minggu (9/9).

Sementara pada kehamilan yang kedua ini, istri dari Irfan Ratinggang itu mengaku tidak terlalu menginginkan anak kembar. Tya hanya ingin agar janin yang ada di kandungannya dapat sehat dan dapat menjadi anak yang sehat.

"Aku inginnya anak sehat. Jadi aku enggak ingin yang harus kembar, atau harus cowok atau harus cewek. Pokoknya aku, dokter, dan suami aku, juga sepakat kita ingin anak yang sehat," terangnya.

Sebagai seorang ibu, tentu Tya menganggap bahwa mengurusi anak sudah menjadi tanggung jawab dan risiko seorang perempuan. Sehingga apabila anak rewel, atau susah diatur, maka sebagai seorang ibu ia harus dapat menikmati itu semua.

Pemain film 'I Love You Masbro' ini juga mengungkapkan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan program bayi tabung relatif mahal. Biaya sekitar Rp 100 juta harus disiapkan bagi pasangan yang menginginkan program itu.

"Kalau boleh sharing sih harus dipersiapkan itu untuk tahun ini sekitar Rp 80 juta sampai Rp 100 juta untuk jalanin proses ini," ucap perempuan berusia 32 tahun tersebut.

Sebagai pasangan yang melakukan program bayi tabung, Tya mengaku peran dan dukungan dari suami dinilai sangat penting. Sebab, setelah embrio ditransfer, segala peran ada pada suami.

"Jadi dia yang nyuntikin, dia yang masukin obat, dia yang nyiapin makanan aku, dia yang ngurusin aku, dia yang nganterin aku pipis dan sebagainya. Jadi support dari suami itu penting banget," tandas Tya Ariestya.