Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Survei kumparan: Full House dan Suju Gerbang Hallyu Wave di Indonesia
22 Desember 2018 12:55 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
ADVERTISEMENT
Seorang perempuan terlihat asyik menyaksikan sebuah tayangan video lewat ponselnya. Headset terpasang sempurna di telinga, sambil sesekali matanya mengawasi stasiun yang jadi tempat perhentian KRL. Ia rupanya sedang asyik menonton drama Korea. Wajahnya serius, dan terkadang tersenyum karena adegan yang ia saksikan di layar ponselnya.
ADVERTISEMENT
Pemandangan seperti ini mungkin pernah Anda lihat sepintas. Orang-orang yang menyaksikan tayangan drama, variety show, atau video klip hasil industri hiburan Korea Selatan. Kegiatan nonton tayangan Korea ini, bisa dibilang sudah jadi hal umum yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia, dan mungkin di berbagai negara lain yang terkena demam budaya Korea atau Hallyu Wave.
Di Indonesia sendiri, Hallyu Wave datang salah satunya lewat tayangan drama Korea. Diungkap budayawan sekaligus Kepala Program Pendidikan Bahasa dan Budaya Korea Universitas Indonesia, Zaini, awalnya masyarakat terkecoh dengan kehadiran drama Korea yang dianggap tayangan dari China atau Taiwan. Namun kini, karya dari industri hiburan Korea jadi salah satu hiburan favorit bagi sebagian masyarakat.
ADVERTISEMENT
Tim kumparanK-pop mencoba membuat survei yang diambil dari kalangan fans, untuk mengetahui lebih dekat seperti apa demam Hallyu Wave menyerbu keseharian mereka, baik lewat tayangan drama atau musik K-Pop.
Dari total 185 orang dengan 100 orang fans K-Pop dan 85 orang fans drama Korea, didapat 44,44 persen penggemar musik K-Pop yang mulai mengenal musik K-Pop pada periode tahun 2004-2010. Sementara di kalangan fans drama Korea, dari 85 orang, 31,76 persen mengetahui drama Korea pada periode tahun 2002-2005.
Survei juga memperoleh hasil soal judul-judul drama populer seperti 'Full House', 'Boys Before Flowers', dan 'Endless Love', yang dipilih penggemar sebagai drama yang memperkenalkan mereka kepada Hallyu Wave. Dan grup-grup seperti Super Junior, EXO dan BIG BANG menjadi 'gerbang' penggemar mendalami dunia K-Pop.
Hasil survei juga memperoleh data soal sumber pertama yang memperkenalkan penggemar kepada drama dan musik K-Pop. Sekitar 40 persen penggemar drama pertama kali kenal dengan tayangan Korea lewat TV, sementara 56 persen fans pertama kali mengenal K-Pop lewat teman.
ADVERTISEMENT
Ragam hiburan yang ditawarkan oleh industri entertainment di Korea memang menjadi salah satu hal yang menarik minat masyarakat. Tak heran jika kemudian Hallyu Wave bisa dengan mudah diterima.
"Genrenya yang begitu beragam. Sehingga karena beragam itu pada akhirnya orang yang menyaksikan tinggal memilih. Dari situlah kita lihat kenapa kalau Hallyu atau kebudayaan pop Korea bisa bertahan sampai sekarang karena memang pada akhirnya mungkin para pelaku ataupun mereka yang berkecimpung dalam hal Hallyu melihat segmen itu," tambah Zaini.
Dari perkenalan inilah, kemudian muncul komunitas-komunitas penggemar, baik drama dan K-Pop. Mereka begitu antusias mengikuti perkembangan selebriti kesayangan masing-masing. 64 persen penggemar K-Pop menyatakan tergabung dalam komunitas fandom dan fanbase, sesuai dengan grup yang mereka sukai.
ADVERTISEMENT
Berkumpul dalam sebuah komunitas ini tentu memudahkan para penggemar untuk berbagi informasi soal kegiatan sang idola, juga episode terbaru dari drama Korea. Bagi fans drama Korea, mereka selalu punya cara untuk bisa mendapatkan episode terbaru drama kesukaan, meski tak ditayangkan di stasiun TV Indonesia. Untuk mendapatkan episode baru yang akan mereka tonton, 37,65 persen mengunduh drama Korea dari situs-situs penyedia tayangan TV Korea. Dan 46,25 persen menghabiskan waktu 2-3 jam per minggu untuk menyaksikan drama yang disukai.
Popularitas Hallyu Wave di Indonesia sendiri sepertinya masih akan terus berkembang. Industri entertainment di Korea Selatan terus menyajikan ide-ide segar dan kreatif untuk memenuhi kebutuhan para penggemar.
"Intinya bahwa budaya pop itu hasil kreatif, ya. Dan ujung-ujungnya nanti dia bicara tentang industri. Nah, kalau kita bicara tentang industri budaya ya ini memang ujung-ujungnya akan menghasilkan keuntungan. Di sinilah para pelakunya bisa melihat itu sebagai peluang yang terus berkembang. Dia merespons dari bagaimana konsumen ya kita lihat. Itu direspons oleh produsen. Ya tentu produsen di sini ya para pelaku, seniman, produser, agensi, atau pihak-pihak yang berkecimpung dalam satu proses kreatif ini," tutup Zaini.
ADVERTISEMENT
Simak ulasan lengkapnya dalam konten spesial kumparan dengan follow topik Hallyu Wave Serbu Indonesia .