Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Ada banyak faktor yang memicu terjadinya alergi pada si kecil, salah satunya adalah faktor genetik yang memiliki pengaruh cukup besar untuk menyebabkan anak mengalami alergi.
ADVERTISEMENT
Namun selain itu, anak yang lahir dari orang tua yang tidak memiliki riwayat alergi juga bisa mengalami alergi. Alergen atau pencetus alergi yang paling sering menyebabkan seorang anak mengalami alergi berasal dari makanan dan sesuatu yang dihirup.
Karena itu, Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. DR. Budi Setiabudiawan mengimbau orang tua untuk mengetahui kondisi alergi anak yang sebenarnya.
"Ketahui apa yang menjadi alergennya. Alergen dari sesuatu yang terhirup berasal dari tungau debu rumah, serbuk sari tanaman, serpihan kulit binatang dan jamur. Bulu boneka yang kotor juga bisa memicu anak terkena alergi," tutur professor yang praktik di RS Hasan Sadikin Bandung itu.
Alergen adalah sebuah antigen yang bertanggung jawab untuk memproduksi reaksi alergi dengan menginduksi pembentukan IgE. Pada beberapa orang, sistem kekebalan tubuh mengenali alergen sebagai benda “asing” atau “berbahaya” sehingga menimbulkan reaksi alergi.
ADVERTISEMENT
Dengan mengetahui alergen yang penyebab reaksi alergi, Anda dapat menghindari gejala baik dalam rangka pengobatan maupun pencegahan. Misalnya dengan tidak memberikan anak makanan yang mengandung alergen yang dapat memicu reaksi alergi yang dimiliki anak.
Nah, apa saja alergen yang paling sering ditemui? Berikut daftarnya:
1. Putih Telur
Alergi terhadap putih telur biasanya muncul sejak anak masih kecil dan ditandai dengan bengkak di sekitar mulut, rasa nyeri di dada hingga kesulitan bernapas setelah mengonsumsinya.
Ini termasuk bila anak mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung putih telur seperti kue-kue.
2. Tepung Terigu
Sebenarnya, yang menjadi pemicu reaksi alergi adalah gluten yang terdapat dalam tepung terigu (gandum ), barley dan oats. Gluten termasuk kelompok protein yang sulit dicerna. Anak yang alergi terhadap terigu, tidak dapat mengonsumsi roti, mi dan banyak makanan lainnya.
3. Susu Sapi
ADVERTISEMENT
Pada anak, alergi susu sapi merupakan alergi makanan yang paling sering ditemui sejak bayi khususnya pada bayi yang tidak memperoleh ASI. Biasanya, anak yang mengalami alergi susu juga alergi pada telur, kedelai dan kacang-kacangan.
4. Anjing
Protein yang terdapat pada air liur dan kulit anjing juga merupakan salah satu alergen yang umum. Protein ini dapat menyebar ke udara dan terhirup saat anjing mengibas-ngibaskan bulu yang sebelumnya dijilatinya atau bila anjing langsung menjilat manusia.
5. Kucing
Serpihan kulit bulu kucing dan air liurnya adalah bagian dari kucing yang menyebabkan alergi. Tahu kan, Moms, bagaimana kucing suka sekali menjilati tubuhnya atau bermanja-manja dengan manusia.
Saat bulu kucing menempel di pakaian atau sofa Anda, serpihan bulu tersebut dpat terhirup manusia juga.
ADVERTISEMENT
6. Kuda
Serpihan kulit kuda dan atau kotoran kuda yang sudah kering dapat terhirup manusia saat terbawa angin atau menempel di rumput. Inilah yang menimbulkan alergi.
7. Tungau Debu Rumah
Tungau ada banyak sekali di sekeliling rumah Anda. Karena sangat kecil, tungau memang tidak mudah dilihat, tapi tungau ada di tempat tidur, seprai, bantal-guling, karpet, sofa, selimut hingga boneka.
Tungau tumbuh subur di sekitar manusia (terutama area tidur) karena makanan utama tungau adalah serpihan kulit manusia.
8. Kedelai
Bila si kecil alergi kedelai, artinya ia juga alergi pada tahu, tempe, kecap dan tentu saja susu kedelai. Reaksi alergi kedelai biasanya berupa diare, muntah, hingga gatal-gatal pada kulit.
9. Nasi
ADVERTISEMENT
Semua orang Indonesia pasti makan nasi? Tidak juga, Moms! Karena ada juga yang alergi pada nasi. Meski begitu, alergi ini lebih banyak dialami oleh orang dewasa daripada anak-anak.
10. Hazelnut
Anda mungkin merasa tidak sering memberi si kecil kacang hazelnut. Padahal hazelnut banyak terkandung dalam berbagai makanan favorit anak seperti coklat, wafer, selai dan banyak lagi.
Alergi pada hazelnut bisa menimbulkan rekasi yang sangat fatal mulai dari rasa gatal di sekitar mulut dan tenggorokan hingga kematian.
11. Apel
Alergi terhadap apel biasanya diketahui bila dalam 5 - 15 menit setelah mengonsumsi apel segar timbul reaksi alergi. Tapi seseorang yang alergi terhadap apel biasanya tetap bisa mengonsumsi apel yang sudah dimasak. Menjadi apple pie, misalnya.
ADVERTISEMENT
12. Kentang
Alergi kentang dan semua makanan yang mengandung kentang umumnya akan menyebabkan inflamasi pada kulit. Alergi ini juga mengganggu kemampuan kulit menjaga kelembapan.
13. Wortel
Alergi pada wortel juga termasuk alergi yang mudah ditemukan dan diketahui. Ciri-cirinya setelah mengonsumsi wortel timbul rasa gatal di sekitar bibir, lidah, tenggorokan dan wajah.
14. Ikan Kod
Anda mungkin tidak sering mendengar nama ikan ini atau tidak dapat membayangkan seperti apa bentuknya. Maklum, ikan ini hidup di perairan laut dalam dan dingin sehingga tidak bisa dikembangbiangkan di negara tropis seperti Indonesia.
Namun, banyak produk suplemen anak yang beredar di Indonesia mengandung minyak ikan kod lho, Moms! Untuk itu, berhati-hatilah dan baca betul-betul kandungan suplemen anak yang Anda berikan pada si kecil.
ADVERTISEMENT
Selain ke-16 alergen tersebut di atas, utamanya pada anak juga sering ditemui reaksi alergi pada coklat, ayam, udang, kepiting, kerang, tikus dan kecoa.
Apa lagi? Rumput alang-alang, polen atau serbuk sari tanaman gandum, ekstrak pohon Birch yang sering digunakan dalam sabun atau shampo dan beberapa jenis jamur pada tanaman, sayuran kayu atau tanah juga dapat menjadi pemicu alergi.