20 Kekhawatiran Calon Ibu Zaman Now (bagian.2)

12 Januari 2018 15:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Air kelapa untuk ibu hamil sangat baik (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Air kelapa untuk ibu hamil sangat baik (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para ahli kerap mengingatkan calon Ibu untuk menjaga emosinya karena berpengaruh langsung pada tumbuh kembang janin di dalam kandungan. Itu sebabnya, saat sedang hamil, seorang perempuan justru sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya guna memikul tekanan fisik dan psikis yang berat.
ADVERTISEMENT
Tapi sayangnya, ada juga beberapa kekhawatiran yang tidak umum diakui atau disampaikan dengan terbuka —karena takut dibilang aneh, lucu atau ada-ada saja. Karena tidak disampaikan, tentu saja kekhwatiran ini jadi susah hilang atau malah bisa berkembang menjadi tekanan fisik dan psikis yang diperingatkan oleh para ahli. Ibu menjadi takut, galau, panik atau bahkan depresi.
Jadi sebenarnya apa saja sih, kekhwatiran para calon Ibu yang tidak umum diakui atau disampaikan dengan terbuka bahkan pada orang-orang terdekatnya ini? kumparanMom (kumparan.com) merangkum pengakuan dari beberapa calon ibu.
Dan khusus untuk Anda adalah salah satu dari calon ibu yang juga memiliki kekhawatiran ini, kami punya ‘penenang’-nya berdasarkan fakta plus pengalaman sebagai ibu juga di sini:
ADVERTISEMENT
1. “Kebiasaan buruk saya bakal menurun ke anak.”
Kebiasaan buruk sebetulnya bukan menurun karena tidak ada kaitannya dengan genetik. Tapi para ahli psikologi melalui teori-teori perkembangan anak menjelaskan bahwa anak memang dengan cepat mencontoh apa yang dilakukan orang-orang dewasa di sekitarnya. Artinya, bukan hanya kebiasaan buruk yang bisa ditiru anak, melainkan juga kebiasaan-kebiasaan baik orang tuanya. Bila anak melihat orang tuanya selalu hidup bersih dan teratur, anak akan terbiasa hidup seperti itu juga dan sebaliknya. Atau orang tua yang suka makan sayur atau berohlaraga, umumnya akan memiliki anak-anak yang gemar makan sayur dan berolahraga juga. Nah, sekarang bagaimana kalau fokus pada sederet kebiasaan baik Anda saja?
2. “Cara kami mengurus bayi bakal disalahin terus sama orangtua, mertua dan saudara-saudara yang sudah lebih dulu punya anak.”
ADVERTISEMENT
Berita buruknya: ini memang salah satu hal yang kerap membuat stres ibu maupun ayah baru. Lepas dari soal salah atau benar yang Anda lakukan, pasti ada saja yang tidak setuju dengan cara atau pilihan Anda. Berita baiknya: ini bisa jadi membuat Anda lebih dekat dan kompak dengan pasangan, lho. Say it loud: now we have common enemy, honey! Hihihi…
Saat sedang diet. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Saat sedang diet. (Foto: Thinkstock)
3. “Gimana kalau habis melahirkan perut saya nggak kempes lagi?”
Jangan terlalu keras pada perut Anda sendiri. Biar bagaimanapun, saat ini di dalamnya ada seorang manusia yang bertumbuh! Bayangkan betapa hebatnya. Jadi, berikan waktu untuk si perut langsing kembali. Anda juga bisa mulai membicarakan tentang Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan dokter kandungan maupun dokter anak yang akan membantu persalinan Anda. IMD terbukti dapat membantu mengempeskan kembali rahim Ibu pasca persalinan secara alami.
Bayi menangis untuk berkomunikasi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi menangis untuk berkomunikasi. (Foto: Thinkstock)
4. “Gue takut pas lahir bayinya jelek!”
ADVERTISEMENT
Bayi Anda telat berada di dalam kandungan selama 9 bulan, diselimuti air ketuban, dan selama itu pula tidak kenal yang namanya sisir. Belum lagi ia harus melewati jalan lahir yang sempit saat proses persalinan. Masak masih berharap ia keluar mulus dan langsung instagramble? Beberapa bayi umumnya juga lahir dengan selaput lemak, bulu-bulu di wajah, bintik-bintik bahkan mungkin bentuk kepala yang tidak ideal. Tidak perlu khawatir, semua ini perlahan-lahan akan hilang dengan sendirinya.
5. “Takut anak yang saya lahirkan nggak pintar!”
Setiap bayi yang baru lahir sebenarnya sudah sangat pintar, lho. Bayi baru lahir sudah bisa mengenali suara dan bau ibunya juga sudah bisa menyusu pada Ibu -tanpa harus diajari. Ingin bayi Anda terus tumbuh menjadi anak yang pintar? Berikan ia nutrisi terbaik sejak lahir plus stimulasi yang cukup selama periode emas pertumbuhannya.
ADVERTISEMENT
6. “Kami masih akan punya waktu untuk bercinta nggak, sih?”
Tentu saja masih. Kalau tidak bagaimana mungkin ada pasangan yang sudah hamil lagi saat anak pertamanya masih kecil atau bahkan sampai punya anak lima? Hahaha… Mungkin, frekuensi atau ritmenya akan berubah, tapi Anda dan pasangan perlahan-lahan akan bisa menemukan celahnya. Lagipula, Anda pasti pernah dengar istilah quicky, kan?
Drama Korea Descendants of the Sun (Foto: Hancinema)
zoom-in-whitePerbesar
Drama Korea Descendants of the Sun (Foto: Hancinema)
7. “Mungkin saya nggak punya waktu lagi uat nonton drakor…”
Cuti dari kantor selama 3 bulan, bayi yang akan terbangun beberapa kali di tengah malam untuk minta disusui? Hmm…sepertinya Anda justru akan punya waktu ekstra plus teman nonton sekarang.
8. “Setelah punya bayi kayaknya nggak bisa yoga atau lari lagi.”
ADVERTISEMENT
Kenapa tidak ajak saja bayinya? Melakukan yoga bersama justru baik untuk kesehatan ibu maupun bayi. Anda juga bisa mulai berlari sambil mendorong stroller di area Car Free Day misalnya? Andien atau Jeniffer Bachdim mungkin bisa jadi inspirasi Anda untuk urusan olahraga bersama ini.
Mengambil foto anak (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Mengambil foto anak (Foto: Thinkstock)
9. “Kayaknya saya bakal jadi tipe ibu gengges yang terus-terusan pamer foto anak.”
Agar tidak membuat orang lain terganggu, pastikan saja Anda memamerkan foto-foto tersebut pada waktu dan orang yang tepat. Biasanya sih, kakek dan nenek adalah orang yang akan selalu senang (bahkan menunggu-nunggu) kesempatan melihat foto-foto ini. Anda juga bisa menjadikan hasrat baru ini alasan sempurna untuk punya kamera baru!
10. “Bayi bisa mecahin koleksi pernak-pernik dan makeup gue!”
ADVERTISEMENT
Desainer-desainer cerdas di dunia ini sudah membuat dua penemuan berharga yang bernama: lemari dan kunci! Pastikan Anda memilikinya untuk menyimpan benda-benda tersayang sebelum kehadiran bayi di rumah Anda. Alternatifnya, coba kurangi benda-benda di rumah Anda. Jangan anggap aksi mengurangi ini sebagai pengorbanan tapi perubahan gaya hidup ke konsep Zen atau Zero Waste yang kekinian.