5 Fakta Seputar Trimester Pertama Kehamilan

14 Oktober 2019 12:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil mual Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil mual Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Saat baru memasuki trimester pertama kehamilan, perasaan Anda mungkin saja campur aduk. Ya, Anda bisa jadi sangat bahagia, karena ada makhluk kecil di dalam perut yang telah lama dinantikan. Tapi di sisi lain, Anda mungkin merasa cemas, karena ada seseorang yang perlu Anda jaga keselamatannya selama berada di dalam kandungan.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, agar Anda bisa menjalani kehamilan dengan nyaman dan menyenangkan di trimester pertama, sebaiknya ketahui dulu 5 fakta berikut ini.
Moms, Anda perlu mengetahui perkembangan ukuran janin saat kehamilan trimester pertama, yaitu dari sebesar biji selasih sampai seukuran lemon! Simak rinciannya sebagai berikut:
Minggu ke 3 dan 4
Ukuran: Sebesar biji selasih
Berat: 0 gram
Panjang: 1 milimeter
Minggu ke 5
Ukuran: Biji Wijen
Berat: 0,1 gram
Panjang: 2 milimeter
Minggu ke 6
Ukiran: Butiran Beras
Berat: 0,1 gram
Panjang: 6 milimeter
Embrio usia 1 bulan. Ukurannya baru sekitar biji apel. Foto: Shutterstock
Minggu ke 7
Ukuran: Tomat Ceri
Berat: 0,5 gram
Panjang: 1,3 sentimeter
Minggu ke 8
Ukuran: Ceri
Berat: 1 gram
ADVERTISEMENT
Panjang: 1,6 sentimeter
Ilustrasi janin berusia 9 minggu. Foto: Shutter Stock
Minggu ke 9
Ukuran: Anggur
Berat: 2 gram
Panjang: 2,3 sentimeter
Minggu ke 10
Ukuran: Kurma
Berat: 4 gram
Panjang: 3,1 sentimeter
Minggu ke 11
Ukuran: Jeruk Nipis
Berat: 7 gram
Panjang: 4,1 sentimeter
Ilustrasi Janin Minggu ke-12. Foto: Shutter Stock
Minggu ke 12
Ukuran: Lemon
Berat: 14 gram
Panjang: 5,4 sentimeter
ilustrasi janin tampak pada hasil USG Foto: Shutterstock
Saat usia satu bulan, kantong ketuban sudah terbentuk untuk melindungi embrio yang membungkusnya dengan ketat. Selain itu, ada beberapa bentuk fisik yang sudah mulai terbentuk pada janin. Misalnya saja, muncul lingkaran hitam di wajah yang nantinya berkembang menjadi mata, rahang bagian bawah, mulut, tenggorokan, sel darah dan plasenta yang berfungsi untuk mentransfer nutrisi dari ibu ke janin.
ADVERTISEMENT
Kemudian saat kehamilan memasuki usia dua bulan, wajah janin akan terus mengalami perkembangan, lipatan kecil sebagai cikal bakal telinga juga mulai terbentuk. Pada bagian tubuh yang lain juga sudah terlihat pertumbuhan tunas yang akan tumbuh menjadi tangan dan kaki.
Pada masa ini pula, tulang rawan sudah berganti menjadi tulang. Jaringan sistem saraf pusat sudah terbentuk, yaitu berupa otak, sumsum tulang belakang, dan jaringan saraf lain. Selain itu, jantung mulai terbentuk bersamaan dengan sistem peredaran darah.
Ketika kehamilan menginjak usia tiga bulan, tubuh janin sudah terbentuk lebih lengkap: sudah memiliki lengan, tangan, kaki, telinga, serta mulai membentuk gigi, jari-jari tangan dan kukunya juga sudah mulai terbentuk.
Organ dalam juga mulai berkembang, hati mulai memproduksi empedu, sistem urine mulai bekerja, sistem peredaran darah juga mulai beroperasi. Sebenarnya organ reproduksi sudah mulai mengembang, tetapi jenis kelamin belum dapat dipastikan meski sudah diperiksa melalui USG.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi ibu hamil mual Foto: Shutterstock
Selain janin, ibu juga mengalami perubahan pada bentuk tubuhnya. Biasanya perubahan di trimester pertama yang dirasakan ibu hamil terletak pada area payudara yang terasa penuh, berat, perih. Disusul dengan perubahan warna areola yang semakin gelap, bintik-bintik pada areola mulai menonjol, jaringan garis-garis kebiruan tampak di bawah kulit karena pasokan darah ke payudara meningkat.
Di akhir trimester pertama, perut ibu juga sudah menunjukkan perubahan menjadi lebih besar. Meski begitu, beberapa ibu lain, baru terlihat membesar perutnya saat masuk ke dalam trimester kedua.
Cairan vagina juga biasanya akan meningkat sehingga ibu mengalami keputihan. Tapi jangan khawatir, keputihan merupakan hal normal selama tidak berbau dan masih dalam batas yang wajar, namun ketika lebih dari itu segeralah konsultasikan dengan dokter, Moms.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, pada trimester pertama produksi urine dalam tubuh juga meningkat drastis. Hal ini menyebabkan ibu hamil sering ingin buang air kecil. Kondisi ini biasanya berhenti pada trimester kedua dan akan muncul kembali pada trimester ketiga kehamilan.
Terjadinya perubahan hormon juga bisa menyebabkan ibu hamil merasa sakit kepala mulai dari sakit kepala ringan hingga tak tertahankan. Selain itu, sakit kepala juga bisa dipicu akibat meningkatnya jumlah darah dalam tubuh. Tapi kondisi seperti ini terbilang normal pada awal kehamilan dan tidak berpengaruh kepada janin. Biasanya sakit kepala akan membaik dan menghilang dengan sendirinya tanpa harus mengkonsumsi obat.
Ibu hamil alami mood swing. Foto: Shutterstock
Menurut psikolog Tara de Thouars, BA, M.Psi, trimester pertama merupakan masa kehamilan yang paling sering membuat ibu hamil tak bisa mengontrol emosinya. Hal ini dikarenakan, ibu hamil masih perlu menyesuaikan diri dengan perubahan yang dialami.
ADVERTISEMENT
Penyesuaian diri dengan aktivitas dan perubahan fisik juga dirasa dapat mempengaruhi sisi psikologis ibu hamil. Morning sickness yang diikuti dengan gejala muntah dan mual diawal kehamilan membuat suasana hati ibu hamil berubah dan berakibat menjadi lebih sensitif.
Di trimester pertama, ibu hamil biasanya diliput oleh berbagai perasaan yang tidak menentu atau mood swing. Seperti merasa khawatir, takut, frustasi, tak percaya dengan kehamilan sendiri, merasa ceroboh dan pelupa, dan sulit berkonsentrasi.
Ilustrasi Yoga saat Hamil. Foto: Shutter Stock
Ibu hamil bukan pasien yang harus beristirahat sepanjang hari di dalam kamar. Maka dari itu, Anda tetap disarankan untuk melakukan olahraga selama hamil.
Ya Moms, olahraga saat hamil punya banyak manfaat, misalnya saja mengurangi stres dan melancarkan peredaran darah. Ibu hamil juga disarankan untuk olahraga selama 21 menit setiap hari dengan melakukan gerakan aman seperti berenang, yoga, senam atau bersepeda statis.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, perlu diingat bahwa tidak semua ibu hamil disarankan berolahraga. Ada beberapa kondisi di mana ibu hamil sebaiknya menghindarinya, seperti: ibu hamil dengan kelainan jantung atau paru-paru, punya riwayat melahirkan prematur, mengalami preeklampsia atau plasenta previa, mengandung bayi kecil atau bayi kembar.
“Ibu hamil tidak boleh tersengal-tersengal. Harus berhenti sebentar untuk menurunkan detak jantung. Selalu dengarkan badan ibu ketika berolahraga. Jika pusing, deg-degan, sakit di dada, jangan diteruskan. Sebaiknya istirahat,” papar Adianti Reksoprodjo, prenatal dan postnatal trainer dari Fit Mum and Bub.