Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
Musim hujan datang, demam berdarah kembali mengancam kita. Belum 1 bulan tahun 2019 terlalui, tapi setidaknya ada 9.868 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia dan 94 orang di antaranya meninggal. Kasus ini dilaporkan dari berbagai daerah. Lampung, Bojonegoto, hingga Papua.
ADVERTISEMENT
Pilunya, di antara mereka yang terserang bahkan meninggal dunia akibat penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti ini, terdapat anak-anak juga. Bahkan pada 29 Januari 2019, Makassar Indeks melaporkan seorang bayi meninggal dunia akibat DBD di Maros, Sulawesi Selatan.
Pantas bila kita sebagai warga masyarakat maupun orang tua bersikap lebih waspada, Moms. Amati lingkungan sekitar rumah dan tempat aktivitas keluarga lainnya. Pastikan selalu bersih dan tidak ada genangan air yang bisa menjadi tempat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
Pastikan juga Anda memberi perhatian ekstra pada pagi hari sekitar 09.00-11.00 dan sore hari sekitar 15.00-18.00 WIB. Karena di rentang waktu inilah nyamuk Aedes aegypti paling aktif mencari 'mangsa'.
Sebagai pencegahan demam berdarah pada anak, Anda bisa menggunakan kelambu saat tidur, mengoleskan losion anti-nyamuk padanya, memberantas sarang nyamuk, memeriksa jentik nyamuk di bak mandi, fogging, atau melakukan gerakan 3 M yaitu mengubur barang bekas, menutup tempat penampungan air, dan menguras bak air.
ADVERTISEMENT
Bila memilih fogging, Anda perlu memperhatikan beberapa hal Moms. Seperti dosis insektisida yang digunakan perhitungan arah angin, dan perhitungan radius daerah cakupan. Dan fogging sebaiknya dilakukan pada pagi hari pukul 07.00 – 10.00 atau sore hari pukul 15.00 sampai 17.00.
Selian itu, pahamilah gejala umum demam berdarah terutama pada anak. Ini penting, karena tidak seperti orang dewasa, anak mungkin belum bisa menyampaikan apa yang ia rasakan dengan jelas. Padahal, mengetahui sejak dini bila anak terserang DBD sangat penting dan menentukan.
Nah, apa saja gejala umum DBD pada anak?
Ada lima gejala umum yang biasanya ditunjukkan anak saat terserang demam berdarah :
1. Anak mengalami demam tinggi diatas 38 derajat celcius selama 3-5 hari
ADVERTISEMENT
2. Anak megeluh sakit kepala, nyeri otot dan sendi, nyeri di belakang mata
3. Anak mengalami mual dan muntah
4. Anak mengeluh sakit perut dan nyeri ulu hati
5. Kadang disertai ruam merah pada kulit dan perdarahan
Selain mewaspadai 5 gejala tersebut di atas, orang tua juga perlu tahu kapan anak harus segera dibawa dokter, puksesmas atau rumah sakit terdekat.
Ya, Dr. Natharina Yolanda dalam laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan, segeralah membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk memperoleh pertolongan bila mengalami hal berikut:
- Demam berlangsung lebih dari 3 hari, tidak turun setelah pemberian obat penurun panas
- Demam disertai bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang dengan penekanan
ADVERTISEMENT
- Demam disertai perdarahan spontan dari mulut, hidung atau tempat lain yang tidak biasa
- Demam yang disertai penurunan kadar trombosit, penurunan kadar leukosit, dan peningkatan hematokrit
- Terdapat penderita DBD di sekitar tempat tinggal atau sekolah anak
- Anak cenderung tidur dan sulit dibangunkan, meracau, ujung – ujung jari teraba dingin saat bebas demam (kemungkinan anak mengalami renjatan)
- Demam yang disertai dengan tanda bahaya demam berdarah seperti muntah-muntah yang sering, sakit perut hebat atau buang air kecil yang berkurang atau tidak ada dalam 4-6 jam terakhir
Nah, Moms, terus waspada ya. Sebarkan juga informasi ini sebanyak-banyaknya agar lebih banyak orang tua yang waspda. Dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap bahaya infeksi DBD, keikutsertaan masyarakat dalam usaha pencegahan, dan adanya vaksin, maka diharapkan angka kesakitan dan kematian anak akibat demam berdarah di Indonesia dapat diturunkan.
ADVERTISEMENT