7 Hal Keliru yang Masih Beredar di Masyarakat Seputar ASI Perah

14 November 2018 9:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beragam teknik saat memerah bisa diterapkan ibu, agar produksi ASI perah melimpah. (Foto: Shutter Stock )
zoom-in-whitePerbesar
Beragam teknik saat memerah bisa diterapkan ibu, agar produksi ASI perah melimpah. (Foto: Shutter Stock )
ADVERTISEMENT
Menyimpan dan menyediakan ASI perah buat si kecil tentu ada aturan mainnya. Jelas harus diikuti, Moms, demi menjaga kualitas ASI tetap dalam keadaan baik.
ADVERTISEMENT
Anda memang perlu mencari tahu hal-hal tersebut, tapi juga jangan langsung dipercaya seratus persen. Alasannya, mungkin saja info yang Anda terima itu salah. Maka dari itu, Anda perlu memilahnya dari sumber yang terpercaya.
kumparanMOM merangkum tujuh hal yang kerap masih keliru di masyarakat.
Ilustrasi ASI Perah  (Foto: Shutter Stock )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ASI Perah (Foto: Shutter Stock )
1. ASI perah beku yang mencair sebagian harus cepat-cepat dibuang
Tanpa Anda sadari, kulkas di rumah tiba-tiba rusak atau mungkin ada pemadaman listrik yang menyebabkan ASI mencair sebagian. Haruskah dibuang?
Menurut konselor menyusui dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Miranda Virdi, ASI perah beku yang sudah mencair sebagian tidak perlu dibuang. Selama masih ada inti esnya, maka ASI perah itu masih boleh dibekukan lagi dan masih bisa diberikan kepada bayi.
ADVERTISEMENT
2. ASI perah sama sekali tidak boleh disimpan di kulkas bersama makanan lain
Hal ini ada benarnya, Moms. Maksudnya tak lain untuk mencegah ASI cepat basi, sebab mungkin saja tanpa Anda sadari, kantung ASI perah bocor atau perekat sedikit menganga akibat kondisi ASI yang membeku. Ini membuat ASI bisa dengan mudah terpapar bakteri.
Bila Anda mempunyai dana lebih, maka tak ada salahnya menyediakan kulkas khusus. Tapi dalam keadaan darurat yang mengharuskan mesti berbagi tempat pada kulkas, maka simpan ASI perah pada kantung atau botol ASI, kemudian masukkan lagi ke dalam kotak kedap udara yang berukuran cukup besar.
3. Ibu juga mesti minum ASI perahnya, agar produksi ASI bisa semakin banyak
ADVERTISEMENT
Memang ada beberapa cara untuk meningkatkan produksi ASI. Tapi cara satu ini tidak ada hubungannya, Moms. Bagi beberapa ibu, justru meminum ASI perahnya sendiri terasa menjijikan. Sementara bagi lainnya, minum ASI perahnya sendiri memang bisa menguntungkan, seperti bisa menambah energi ibu hingga mencegah kanker.
Nah, bila Anda ingin produksi ASI perah melimpah, maka rutinlah mengosongkan payudara, itu karena prinsip ASI yaitu supply and demand.
Ilustrasi ASI perah. (Foto: Shutter stock )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ASI perah. (Foto: Shutter stock )
4. Ibu sedang batuk dan flu, bayi bisa tertular lewat ASI perah
Hal ini tidak benar! Sebab, pada ASI terkandung antibodi yang menghambat bayi ikut tertular. Jika Anda mendapati si kecil ikut batuk dan bersin-bersin, mungkin ia memang tertular tapi lewat perantara udara. Maka dari itu bila Anda sedang kurang enak badan, lebih baik beristirahat dan mengenakan masker saat berada di dekat si kecil.
ADVERTISEMENT
5. Rasa ASI perah sama seperti rasa makanan yang ibu makan
Ini ada benarnya, tapi rasanya akan samar-samar alias tidak seratus persen, Moms. Yang perlu diingat dampak buruk makanan yang ibu makan akan berisiko pada ibu. Misalnya, Anda konsumsi mie ayam berkuah pedas, maka ASI akan sedikit terasa mie ayam. Namun, kemungkinan akan terkena diare dan gangguan pencernaan adalah ibunya sendiri.
ASI perah melimpah dengan strategi memompa dekat bayi (Foto: Dok: Medela)
zoom-in-whitePerbesar
ASI perah melimpah dengan strategi memompa dekat bayi (Foto: Dok: Medela)
6. Payudara kecil tidak bisa memproduksi ASI perah banyak
Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan banyak-sedikitnya kemampuan memproduksi ASI. Jadi jangan khawatir, Moms! Yang perlu Anda ingat, kondisi psikologis ibu yang rileks serta rutin mengosongkan payudara, maka itulah beberapa faktor yang bisa menambah volume ASI.
7. Bau tengik pada ASI perah tandanya basi
ADVERTISEMENT
Bau tengik memang kerap terjadi pada ASI perah. Menurut dr Galih Linggar Astu Sp.A., dokter spesialis anak di Brawijaya Hospital, Depok, bau tengik tersebut berasal dari kandungan alaminya, yakni enzim lipase.
Kabar baiknya, Anda masih bisa mengurangi aroma tengik dengan cara scalding atau pemanasan ASI, seusai ASI diperah dan sebelum dimasukan ke dalam freezer. Caranya dengan memanaskan ASI hingga terlihat gelembungnya, kemudian angkat dan dinginkan sebelum dimasukan ke freezer. Cara ini dapat memperlambat penguraian enzim lipase, tapi bisa membuat nutrisi ASI sedikit berkurang.
Sedangkan ciri ASI perah basi, bila aroma dan rasanya berbeda, apabila dikocok pelan botolnya maka ASI tetap tidak tampak homogen. Krim di bagian atas tidak bisa tercampur rata. Bau dan rasanya tidak seperti bau ASI perah yang seharusnya.
ADVERTISEMENT