7 Hal yang Bisa Dilakukan Jika Berbeda Cara Mengasuh Anak dengan Suami

29 Januari 2019 12:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasangan suami istri. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan suami istri. (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perbedaan cara mengasuh anak antara Anda dan suami bisa saja terjadi. Di satu sisi Anda ingin mendisiplinkan anak dengan cara yang satu, namun suami Anda beranggapan akan lebih baik dengan cara lainnya. Meski wajar dan kerap ditemui, nyatanya perbedaan itu bisa saja membuat Anda dan suami tak jarang bisa jadi bertengkar.
ADVERTISEMENT
Ketidaksamaan itu wajar saja terjadi, Moms, bagaimanapun juga Anda dan suami adalah orang yang berbeda. Namun, bila tak segera diatasi, ketidaksinkronan pola asuh tersebut bisa berdampak ke si anak pula. Anak-anak bisa merasakan kalau orang tuanya kurang kompak, dan itu bisa saja dijadikan 'senjata' untuk memanipulasi keadaan demi mendapatkan keinginannya.
Maka itu, dibanding terus berselisih memaksakan kehendak pola asuh siapa yang terbaik, mengapa tidak mendiskusikannya bersama? Dirangkum dari Empowering Parents, berikut pedoman untuk menghindari perselisihan karena beda pola asuh.
1. Membuat kesepakatan
Ilustrasi pasangan. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan. (Foto: Shutterstock)
Temukan cara terbaik untuk mengasuh anak dari kesepakatan bersama. Yaitu dari cara Anda dan cara suami, yang dikombinasikan, kemudiah sepakati hasilnya. Ingat, tiap orang punya tradisi, visi misi, bahkan gaya pengasuhan yang berbeda-beda. Ajak suami membicarakan tentang perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam pengasuhan. Dengarkan baik-baik dan coba pahami. Dengan paham apa tujuan yang saling ingin didapatkan, Anda dan suami bisa bernegosiasi dan menemukan jalan tengah untuk merumuskan pola asuhnya.
ADVERTISEMENT
Anda dan suami mesti dalam keadaan yang tenang saat membicarakannya. Jangan memakai pertengkaran. Ingat, pertengkaran Anda dan suami bisa membawa dampak yang tidak baik bagi psikis si kecil.
2. Saling mendukung
Buat peraturan tak tertulis yang menerangkan jika salah satu dari Anda sedang mendisiplinkan anak, maka yang lain harus berada pada pihak yang sama, sekalipun tidak setuju. Kecuali bila hal yang dilakukan untuk mendisiplinkan memakai kekerasan.
Dengan saling mendukung seperti itu membuat si kecil berpikir jika orang tuanya kompak dan tidak bisa dilemahkan begitu saja otoritasnya.
3. Kompromi
Bila Anda dan suami benar-benar berada di sisi yang berseberangan dalam pola asuh, seperti mengizinkan atau tidak mengizinkan anak yang berusia 11 tahun untuk menginap di rumah temannya. Coba buat kompromi dengan suami. Bila Anda merasa baik-baik saja membiarkan anak menginap, coba ajak suami kompromi untuk memberikan izin. Berikan alasan yang rasional, agar anak belajar mandiri misalnya.
ADVERTISEMENT
4. Berempati ke anak boleh, tapi jangan mengabaikan cara suami mengasuh
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)
Konsepnya sama seperti saling berada pada pihak lainnya. Bila keputusan telah dibuat, alihkan rasa empati dan tidak tega ke anak dengan memberinya pengertian atau alasan kenapa Anda dan suami melarang anak melakukan hal itu.
5. Pahami karakter keluarga pasangan
Selain bertanya-tanya, mengapa suami kok mengasuh anaknya tidak sama dengan Anda, coba kenali karakter keluarganya untuk mengetahui dari mana perspektif pola asuh itu berasal. Dengan mengenal seperti ini, membuat Anda bisa melihat hal-hal lebih objektif.
6. Beristirahat saat lelah
Dari pada terlibat dalam suatu perdebatan tentang pola asuh siapa yang benar dan salah, coba buat rencana untuk mengalihkan kepusingan tentang perbedaan ini. Berjalan-jalanlah dahulu menghirup udara segar untuk menenangkan pikiran. Bila sudah tenang, baru ajak suami membicarakan hal ini lagi.
ADVERTISEMENT
7. Apa sudah waktunya untuk meminta bantuan profesional?
Bila Anda telah menempuh berbagai macam cara untuk berada di jalur yang sama dalam hal pengasuhan dengan suami, namun belum menemukan titik tengahnya, coba renungkan, apakah ini waktu yang tepat untuk meminta pertolongan profesional. Terapis nantinya bisa membantu Anda dan suami menemukan cara yang tepat agar bisa saling berbicara, memahami, dan menemukan jalan tengah.
Penulis: Nanda Saputri