Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Kasus kelainan kaki pada anak memang tak boleh dianggap sepele. Sebab bila sampai terlambat ditangani, tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari namun juga dapat bersifat permanen.
ADVERTISEMENT
"Kaki bengkok (atau kaki pengkor atau club foot), kaki datar (flat feet), jalan jinjit (toe walking), kaki menghadap ke dalam (in-toeing), kaki 'O' (melengkung keluar), kaki 'X' (melengkung ke dalam), dan Cerebral Palsy, adalah kondisi umum ditemui pada pasien yang datang ke saya," kata dr. Patar Oppusunggu, Sp.OT, di acara Media Gathering yang diselenggarakan RS Premier Bintaro, Kamis (19/9).
Tapi Anda jangan khawatir, sebab tak semua kelainan ini berarti buruk. Alasanya karena juga masuk pada fase wajar mulai dari anak lahir sampai belajar jalan, lalu berangsur-angsur kakinya akan lurus. Untuk mengetahui masih batas wajar atau tidaknya, selengkapnya, di bawah ini:
Club Foot
"Gampang mengetahui kalau kaki anak itu club foot sejak ia lahir, karena bentuknya khas. Terbayang kan, kalau bentuk kaki seperti ini saat dewasa bisa sangat mengganggu, " kata dr. Patar.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyarankan agar orang tua segera membawa si kecil ke dokter ortopedi anak. Sebab semakin muda usia anak, maka hasilnya bisa semakin baik dan sederhana penanganannya.
Rupanya, kondisi club foot yang sudah tertangani masih bisa balik ke bentuknya itu, selama anak masih berada pada usia pertumbuhan. Yang terpenting adalah selalu berada dalam pengawasan dan penanganan dokter.
Kaki Datar
"Kasus kaki datar pada anak umum ditemui, terjadi pada 1 dari 5 anak. Masih dikatakan wajar sampai usia anak 7-8 tahun. Lebih dari itu, perlu penanganan dari dokter ortopedi," katanya.
Tapi orang tua juga perlu melihat, apakah kaki datar pada anak disertai rasa nyeri? Sampai menghambat aktivitas anak tidak? Menurut dr Patar, bila ya, artinya ada masalah, sehingga perlu dibawa ke dokter, meski usianya masih kurang dari 7 tahun.
ADVERTISEMENT
Jalan Jinjit
Jangan khawatir dulu Moms, kalau Anda mendapati si kecil suka berjalan jinjit. Sebab menurut dr Patar, masih tergolong normal pada anak yang baru belajar jalan. Lalu akan menghilang saat usianya menginjak 2 tahun.
"Kalau menetap lebih dari usia itu, jangan-jangan ada gangguan atau ada penyakit lainnya. Nah, ini segera bawa ke dokter untuk dicek," katanya.
Kaki Menghadap ke Depan
Kondisi ini merupakan kelainan rotasional yang sering menimpa anak, tapi nantinya bisa sembuh sendiri, Moms.
"Tunggu sampai anak usia 7-8 tahun, tapi kalau lebih, orang tua perlu waspada karena kemungkinan besar, anak harus operasi," katanya.
Kaki O dan kaki X
"Anak baru belajar jalan, terlihat kakinya O. Itu enggak masalah, karena memang itu cara anak untuk seimbangkan tubuh saat berjalan. Nanti saat usianya 2 tahun, ia makin percaya diri saat berjalan, O nya akan berkurang. Begitu terus sampai anak dewasa," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dokter ortopedi yang menfokuskan diri menangani anak dan praktik di RS Premier Bintaro ini juga menyebut, ada hubungan antara kaki O pada anak dengan kegemukan. "Jadi kalau gemuk, anak enggak melewati masa-masa kaki dari O lalu jadi lurus, alias menetap terus O,"
Sementara pada kasus kaki X terjadi karena adanya gangguan metabolik. Segera bawa ke dokter bila kaki O menetap setelah anak berusia 3 tahun, maupun kaki X memberat setelah usianya 8 tahun.
Cerebral Palsy
Yaitu adanya gangguan pada otak sehingga sebabkan gangguan pada gerakan dan koordinasi tubuh. "Dalam hal ini bila terjadi pada kaki, anak jadi susah berjalan, bahkan sulit untuk berdiri dalam kasus yang berat,"
Untuk menanganinya maka diperlukan tindakan terapi hingga bedah ortopedi.
"Yang jadi masalah, kadang ketakutan orang tua kalau anaknya bakal dioperasi, saat mendapati si kecil punya kelainan pada kaki. Sementara mereka (orang tua) lebih mengandalkan alat bantu yang berharap bisa sembuhkan kaki anaknya, padahal ini masih kontroversial. Atau nanti baru ke dokter kalau sudah parah. Seharusnya jangan begitu, karena prinsipnya semakin cepat ditangani pada usia dini, maka lebih sederhana penanganannya dan hasilnya lebih baik," tutupnya.
ADVERTISEMENT