7 Mitos Tentang Menyusui yang Perlu Anda Tahu

12 Januari 2019 10:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak sekali mitos yang beredar seputar menyusui. Kadang kala, mitos yang belum pasti kebenarannya itu membuat Anda bimbang dalam membuat keputusan. Bahkan, mitos-mitos tersebut bisa saja mengurangi keberhasilan ibu menyusui jika Anda langsung percaya, Moms.
ADVERTISEMENT
Nah, agar Anda tidak salah mengambil langkah akibat mitos yang selama ini beredar, yuk temukan kebenarannya di sini seperti yang telah kumparanMOM rangkum dari laman resmi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia.
1. Ibu yang sedang menyusui harus minum banyak cairan?
Tidak benar. Ibu menyusui seharusnya minum sesuai dengan kebutuhan dan rasa hausnya. Ada beberapa ibu menyusui yang selalu merasa haus ketika sedang menyusui, namun ada juga yang tidak. Jangan terpaku pada ketentuan bahwa harus minum sekian gelas air per hari.
2. Benarkah dengan memerah ASI, seorang ibu bisa tahu berapa banyak ASI yang dihasilkan olehnya?
Beragam teknik saat memerah bisa diterapkan ibu, agar produksi ASI perah melimpah. (Foto: Shutter Stock )
zoom-in-whitePerbesar
Beragam teknik saat memerah bisa diterapkan ibu, agar produksi ASI perah melimpah. (Foto: Shutter Stock )
Tidak benar. Seberapa banyak ASI yang berhasil diperah atau dipompa tergantung pada banyak faktor, termasuk tingkat stres seorang ibu. Seorang bayi yang menyusu dengan benar bisa mengeluarkan ASI dari payudara ibunya jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah ASI yang Anda perah.
ADVERTISEMENT
Jumlah ASI yang berhasil diperah atau dipompa hanya bisa menjadi indikator terhadap seberapa banyak ASI yang bisa Anda perah/pompa, bukan sebagai tolak ukur atas jumlah ASI yang bisa anda produksi secara keseluruhan.
3. Benarkah bayi harus menyusu pada setiap payudara masing-masing selama 20 menit?
Tidak benar. Meski begitu, harus dipastikan bahwa bayi tidak sekedar “ngempeng” pada payudara tapi benar-benar “minum” dari payudara Anda. Apabila ternyata seorang bayi sudah berhasil minum ASI selama 15-20 menit dari satu payudara, kemungkinan besar dia tidak mau lagi minum dari payudara yang lainnya.
Bila bayi hanya minum selama satu menit pada satu payudara, kemudian mengisap sebentar-sebentar atau bahkan jatuh tertidur, selanjutnya hal yang sama juga terjadi pada payudara yang lainnya. Dengan kondisi itu, besar kemungkinan bayi akan tetap lapar. Seorang bayi akan menyusu dengan lebih baik, lebih efektif dan lebih lama apabila pelekatan mulut bayi pada payudara ibu telah benar.
ADVERTISEMENT
4. Kebanyakan wanita tidak bisa menghasilkan ASI yang cukup?
Ibu menyusui sambil memompa ASI (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu menyusui sambil memompa ASI (Foto: Shutterstock)
Tidak benar. Hampir semua wanita menghasilkan ASI lebih dari cukup, bahkan sering kali timbul permasalahan seputar pasokan ASI yang terlalu berlebihan. Seorang bayi yang kenaikan berat badannya lambat, atau bahkan cenderung mengalami kehilangan berat badan, seringkali bukan disebabkan karena ibunya tidak cukup menghasilkan ASI, tetapi bayi tersebut tidak berhasil untuk mengeluarkan dan minum ASI yang dihasilkan oleh ibunya tersebut.
Biasanya, hal ini disebabkan oleh pelekatan yaitu posisi mulut bayi pada payudara ibu yang kurang tepat. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang ibu baru untuk segera, pada hari pertama kelahiran, dipandu untuk melakukan pelekatan secara benar oleh seseorang yang benar-benar mengerti mengenai teknik pelekatan yang tepat.
ADVERTISEMENT
5. ASI tidak cukup mengandung zat besi untuk memenuhi kebutuhan bayi?
Tidak benar. ASI mengandung zat besi dalam jumlah yang tepat untuk memenuhi kebutuhan bayi. Apabila bayi lahir cukup bulan, maka zat besi yang terdapat di dalam ASI bisa memenuhi kebutuhannya sekurangnya untuk 6 bulan pertama.
6. Seorang ibu perokok sebaiknya tidak menyusui?
Menyusui bisa turunkan risiko sang ibu terkena stroke. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Menyusui bisa turunkan risiko sang ibu terkena stroke. (Foto: Shutterstock)
Tidak benar. Seorang ibu yang tidak bisa berhenti merokok seharusnya tetap menyusui bayinya. Penelitian telah membuktikan bahwa ASI menurunkan risiko efek samping yang secara negatif ditimbulkan oleh asap rokok, seperti penyakit paru-paru pada bayi.
Memang akan jauh lebih baik apabila ibu tidak merokok, namun jika ibu tidak bisa berhenti merokok, maka lebih baik ibu merokok dan menyusui daripada ibu merokok tapi memberikan susu formula kepada bayi.
ADVERTISEMENT
7. Seorang ibu harus mencuci putingnya setiap kali sebelum mulai menyusui?
Tidak benar. Membersihkan atau mencuci puting justru akan menghilangkan minyak-minyak alami yang melindungi puting dari risiko lecet karena puting kering.
Nah Moms, dengan mengetahui kebenaran dari 7 mitos tersebut, semoga Anda makin semangat menyusui, ya!