Amandel Membesar, Perlukah Dioperasi?

Ilustrasi anak diperiksa oleh dokter. (Foto: Thinkstock)

Anda mungkin pernah atau bahkan sering mendengar anak yang amadelnya membesar, bengkak lantas dioperasi. Tapi apakah Anda sudah betul-betul mengerti apa yang dimaksud dengan penyakit ini, apa saja penyebabnya dan bilamana anak yang mengalaminya perlu operasi? Yuk, lebih dulu kita pahami.

Di belakang tenggorokan Anda, terdapat dua massa jaringan yang disebut amandel. Bentuknya oval, berawarna merah muda dan berada di kedua sisi tenggorokan kita. Amandel, bertindak sebagai filter penjebak kuman yang bisa masuk ke saluran udara dan menyebabkan infeksi. Amandel juga menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi.

Tetapi kadang-kadang amandel sendiri bisa terinfeksi. Misalnya bila amandel dibanjiri oleh bakteri atau virus, hingga membengkak dan menjadi meradang. Kondisi inilah yang dikenal sebagai tonsilitis. Tonsilitis sering terjadi, terutama pada balita dan dapat terjadi berulang kali.

The American Academy of Pediatrics (AAP) melalui laman Healthy Children menjelaskan beberapa tanda-tanda tonsilitis, di antaranya: Amandel merah dan bengkak, munculnya lapisan putih atau kuning di atas amandel, suara serak, rasa sakit pada tenggorokan, kelenjar getah bening yang membengkak di leher dan demam.

Ilustrasi anak diperiksa oleh dokter. (Foto: Thinkstock)

Meski ada beberapa ciri ini, tidak mudah memastikan pembengkakkan atau infeksi amandel. Pasalnya, beberapa anak dilahirkan dengan amandel yang lebih besar. Bisa juga, amandel atau tonsil membesar karena ada bagian tubuh lain di saluran napas atas yang terinfeksi. Misalnya bila anak mengalami salesma atau common colds, flu atau influenza.

Infeksi ini dikenal dengan istilah Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA) dan biasa dilami oleh balita hingga 8 sampai 12 kali dalam setahun, Moms. Meski sering menyerang, umumnya ISPA disebabkan oleh virus sehingga dapat sembuh dengan sendirinya. Artinya, amandel yang membesar karena ISPA juga akan mengempes sendiri dan tidak perlu dioperasi.

Menurut pedoman dari APP, dokter anak Anda dapat merekomendasikan operasi atau pengangkatan amandel bila menemui kondisi berikut ini:

1. Tonsil atau adenoid bengkak yang membuat anak sulit bernapas normal.

Adenoid adalah jaringan yang mirip dengan amandel dan terletak di bagian paling atas tenggorokan. Letaknya ada di atas uvula dan di belakang hidung.

2. Amandel yang sangat bengkak sehingga anak Anda sulit untuk menelan makanan.

3. Adenoid membesar yang membuat pernapasan tidak nyaman, mengubah kemampuan bicara dan mungkin mempengaruhi pertumbuhan normal wajah. Bila ini terjadi, dokter mungkin merekomendasikan untuk mengangkat adenoid saja.

4. Anak Anda mengalami infeksi telinga atau sinus berulang meskipun sudah diobati. Sama seperti kondisi di atas, bila ini terjadi, dokter mungkin akan mengangkat adenoid saja.

5. Anak Anda mengalami sakit tenggorokan yang parah setiap tahun.

6. Kelenjar getah bening anak Anda di bawah rahang bawah bengkak atau lunak setidaknya selama enam bulan, bahkan dengan pengobatan antibiotik.

Ilustrasi anak diperiksa oleh dokter. (Foto: Thinkstock)

Jadi, tidak perlu langsung panik atau membayangkan operasi bila amandel anak membesar ya, Moms. Perhatikan dulu baik-baik kondisi anak Anda. Bila pembesaran amandel atau adenoidnya tidak membaik setelah beberapa minggu, bicarakan dengan dokter anak Anda.

Dan kalau anak Anda benar-benar perlu operasi, pastikan si kecil tahu apa yang akan terjadi sebelum, selama, dan setelah operasi. Ini penting untuk menyiapkan anak dan menghilangkan rasa takutnya. Mintalah dokter untuk membantu menjelaskan pada anak dan beri anak kesempatan untuk bertanya atau menyampaikan kekhawatirannya.

Semoga berhasil!