Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Meski belum diwajibkan, tak ada salahnya mengajarkan anak puasa sejak dini. Ustaz Bendri Jaisyurrahman, konselor anak, remaja dan pernikahan serta aktivis gerakan Sahabat Ayah, menjelaskan bahwa anak bisa dibiasakan puasa pada usia yang sama saat diajarkan ibadah lainnya, seperti salat dan membaca Al-Quran, yaitu sekitar usia 7 tahun.
ADVERTISEMENT
Di awal-awal berpuasa, menahan lapar dan haus tampaknya bukan hal yang mudah bagi anak. Lantas, bagaimana jika suatu waktu Anda mendapati anak sedang makan atau minum, padahal ia mengaku puasa?
Moms, jangan langsung memarahi anak jika ia ketahuan berbuka puasa sebelum waktunya. Menurut psikolog anak dan Wakil Ketua Yayasan Peduli Musik Anak Indonesia, Karina Adistiana, dalam mengajarkan agama atau perilaku ibadah pada anak, ada 2 prinsip utama yang perlu orang tua ketahui.
"Yang pertama, agama atau perilaku ibadah anak di bawah 12 tahun itu sangat butuh bimbingan dan pendampingan orang tua. Kedua, perilaku ibadah anak itu butuh proses, enggak semua anak lho bisa salat langsung 5 waktu di usia 10 tahun, jadi memang butuh proses," jelas Anyi sapaan akrabnya saat dihubungi kumparanMOM, Senin (20/5).
ADVERTISEMENT
Alih-alih memarahi anak, Anda bisa bertanya secara baik-baik kenapa ia membatalkan puasanya secara sembunyi-sembunyi.
"Coba tanyakan pada anak, kenapa dia membatalkan puasanya. Mungkin saja dia lupa, meski gestur tubuhnya tampak seperti sembunyi-sembunyi. Kalau misalnya alasannya enggak kuat, coba tanyakan kenapa enggak kuatnya," kata Anyi.
Agar anak bisa menjalankan ibadah dengan baik, Anyi menambahkan, Anda sebagai orang tua harusnya bisa memberikan contoh yang baik, Moms. Orang tua juga harus introspeksi diri, apakah sudah mengajarkan agama dengan penuh tanggung jawab.
"Mungkin juga alasannya karena anak belum mengimaninya, sehingga ia tidak merasa kalau puasa itu adalah sebuah kewajiban. Jadi Anda harus benar-benar mencontohkannya dengan baik. Kalau mengajarkan salat, ya contohkan dengan khusyuk. Ingat, agama itu ranah besarnya ya tanggung jawab orang tua, jangan melimpahkan agama hanya pada guru ngaji saja, tapi di rumah tidak dicontohkan dengan baik," jelasnya.
Jadi, jika sewaktu-wakti Anda mendapati anak diam-diam membatalkan puasanya, ajaklah ia berdiskusi baik-baik, agar si kecil mau menceritakan penyebabnya tanpa harus takut dihakimi.
ADVERTISEMENT
"Intinya, semua masalah apapun dengan anak, kunci penyelesaiannya itu diskusi. Hal itu penting, agar hingga dewasa nanti, anak itu enggak takut diskusi masalahnya dengan orang tua," tutup Anyi.